53

59 11 4
                                    

Jaehyun dan Mingyu menoleh ke asal suara yang meneriaki namanya, begitupun dengan Jungkook. Eunha menatap tajam Mingyu dan Jaehyun.

"Kalian bertengkar?"

Keduanya tak menjawab, tertunduk mengalihkan pandangan dari Eunha.

"Kalian gila? Kita ini sedang berduka dan kalian bertengkar?" Bentak Eunha. Tak habis pikir pada kedua pria di hadapannya itu.

"Eunha, karena pria brengsek ini Chaeyeon mati. Karena dia!" Jaehyun menunjuk Mingyu tepat di depan wajahnya.

Kini giliran Mingyu yang mencengkeram kerah kemeja Jaehyun. Mengguncang tubuh Jaehyun dengan penuh amarah. "Bunuh aku, bunuh aku brengsek!"

"Sialan kau!" Jaehyun kembali memukul Mingyu, sementara Mingyu hanya diam.

"Berhenti, Jaehyun!" Eunha menarik lengan Jaehyun dan Jungkook menahan tubuh besar Mingyu yang terhuyung.

"Kau gila, Jaehyun! Kau bisa membunuh Mingyu kalau begitu." Eunha mendorong tubuh Jaehyun.

"Kalian pikir dengan melakukan ini bisa menghidupkan Chaeyeon kembali?" Tanya Eunha menatap Mingyu dan Jaehyun bergantian.

"Aku tau kalian sangat kehilangan Chaeyeon. Bukan hanya kalian, aku dan kak Soojung sangat kehilangannya bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidup ku kedepannya karena telah kehilangan satu-satunya sahabat ku. Aku tau kalian begitu mencintainya tapi kalian tidak harus bertengkar seperti ini. Mau bagaimanapun kalian saling bertengkar atau bahkan saling membunuh. Chaeyeon tidak akan kembali." Jelas Eunha kemudian pergi setelah menatap tajam Mingyu dan Jaehyun bergantian.

"Kalian benar-benar keterlaluan." Ucap Jungkook sebelum pergi dari hadapan kedua temannya untuk menyusul Eunha.

❤❤❤

Seminggu setelah kepergian Chaeyeon dan Eunwoo, kehidupan mereka tetap berjalan. Mingyu dan Jaehyun yang tak lagi saling bertegur sapa. Mingyu dan Jaehyun yang masih dalam keadaan berduka yang sangat dalam. Jaehyun tak lagi mendatangi ruangan pribadi Mingyu, ia lebih sering pergi ke atap untuk menyendiri. Mingyu yang masih selalu datang ke ruangannya hanya untuk tidur dan menjadi pendiam.

Jungkook menatap sekelilingnya saat melihat ruangan Mingyu yang sepi. Ia mengingat bagaimana dirinya dan dua sahabatnya itu saat berkumpul, bersenda gurau dan saling menggoda satu sama lain. Bayangan ketika tiga orang yang sangat di kagumi seluruh gadis di sekolah yang berkumpul di ruangan itu terekam jelas di ingatannya. Ia memejamkan matanya, menahan kesedihan yang saat ini ia rasakan. Ia merindukan kedua sahabatnya. Sungguh walau ia menjadi yang terbelakang dari Mingyu dan Jaehyun, ia selalu merindukan kebersamaannya bersama kedua sahabatnya. Keduanya berarti untuknya.

Tokkk tokkk

Suara ketukan membuyarkan lamunan Jungkook, ia berbalik dan membuka pintu itu. Eunha yang kini berdiri di balik pintu menatap Jungkook khawatir karena ia tau bahwa saat ini, pria Jeon itu sedang tak baik-baik saja.

Jungkook menyandarkan kepalanya di pundak Eunha. Ingin meluapkan segala kesedihannya namun masih enggan karena merasa malu jika nantinya ia menangis.

Eunha diam, tetap berdiri tegak menahan kepala Jungkook di pundaknya. Ia memilih diam, tak bertanya atau mengeluarkan seucap kata karena ia tau, sangat tau alasan dibalik sikap Jungkook yang sebelumnya ceria menjadi lebih diam dan sedih sejak kedua sahabatnya bertengkar. Tentu hal itu juga membuatnya sedih, ia sedih melihat cahaya Jungkook yang redup. Tak lagi bersinar dan bersemangat. Namun, Eunha tak dapat melakukan apapun selain hanya tetap berada di sisi Jungkook.

"Aku merindukan sahabat-sahabat ku." Ucapnya lirih dengan kepala yang masih tersandar di pundak Eunha.

Tangan Eunha terulur mengusap lembut rambut belakang Jungkook. Ia hanya diam, ingin mendengarkan keluh kesah pria yang bersandar di bahunya.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang