33

31 8 0
                                    

"Kau tidak perlu repot seperti ini, bi." Ucap Chaeyeon ketika pelayan dirumah Mingyu mengantarkan makanan ke kamar Mingyu.

"Tidak apa, nona. Ini sudah malam dan kau harus makan. Kau sudah bekerja keras." Ucap si pelayan dengan lembut.

"Baiklah, aku akan menikmatinya. Terimakasih."

Setelah itu, si pelayan keluar meninggalkan Mingyu dan Chaeyeon di kamar. Chaeyeon baru saja selesai membersihkan kamar Mingyu dan kamar itu kini telah rapi.

"Ayo makan." Ajak Chaeyeon kepada Mingyu yang sedang memainkan ponselnya.

"Baiklah, baiklah." Mingyu bangkit dari tempat tidurnya dan menata makanan-makanannya.

Mereka berdua duduk berhadapan seraya menikmati makan malam mereka.

"Em, enak sekali masakan bibi." Seru Chaeyeon.

"Kau bisa makan semuanya." Cibir Mingyu dan Chaeyeon hanya menatapnya tajam.

"Kau juga harus makan." Chaeyeon meletakkan potongan kecil daging di atas nasi Mingyu.

Mingyu menatap nasi yang telah Chaeyeon berikan daging itu. Seingatnya, ia tak lagi mendapatkan perlakuan seperti itu lagi semenjak ibunya meninggal. Perlakuan kecil yang begitu Mingyu rindukan dari orang-orang terdekatnya.

"Kau melamun? Makanan mu tidak akan habis jika kau hanya menatapnya seperti itu. Apa kau sedang diet? Kau takut menjadi gemuk dan semua penggemar mu akan meninggalkan mu ketika melihat seorang Kim Mingyu yang gemuk?" Cerca Chaeyeon dengan dugaannya.

Mingyu menatapnya, entah mengapa hanya kegiatan makan saja namun terasa menyenangkan jika bersama Chaeyeon. Karena ia selalu makan sendirian dan jikapun makan bersama ayahnya, hanya ada situasi canggung dari keduanya.

"Hey, kau seharusnya bersyukur bisa makan dengan begitu mudahnya. Kau hanya duduk dan makanan akan datang. Kau tidak perlu bekerja susah payah seperti kebanyakan orang diluar sana." Lanjutnya.

Mingyu tersenyum tipis, namun sebisa mungkin ia tak menunjukkannya di hadapan Chaeyeon. Ia mencoba bersikap dingin kepadanya.

"Habiskan saja makanan mu." Ucap Mingyu.

"Tentu saja, aku bukan kau." Cibir Chaeyeon.

Mingyu bersandar, bersedekap dengan menatap Chaeyeon yang dengan lahap menikmati makan malamnya. Ia lagi-lagi tersenyum tipis melihat Chaeyeon yang tetap bersemangat dan ceria padahal baru saja bekerja untuk membersihkan kamarnya yang dibuatnya berantakan. Ia seperti memiliki banyak energi, pikir Mingyu.

"Kau tidak makan? Sudah selesai?" Tanya Chaeyeon setelah menghabiskan makanannya.

"Aku sudah kenyang." Jawab Mingyu.

Chaeyeon kemudian membereskan peralatan makannya dan membawanya turun ke dapur. Setelah selesai, ia kembali ke kamar Mingyu dan tak melihat Mingyu disana.

Ia meregangkan tubuhnya yang terasa sangat lelah. Ia memutuskan untuk kembali duduk di sofa dan akan pulang ketika Mingyu telah kembali ke kamarnya. Namun, matanya terasa berat. Ia mengantuk dan berniat untuk tidur sebentar saja.

Mingyu yang keluar dari kamar mandi di dalam kamarnya itu terkejut saat melihat Chaeyeon disana. Ia mendekati Chaeyeon dan melihat Chaeyeon tertidur di sofanya. Untung saja, karena saat itu Mingyu hanya memakai handuk yang ia lilitkan di pinggangnya.

Ia mengambil pakaiannya dan memakainya di dalam kamar mandinya. Setelah itu ia kembali keluar dengan handuk yang masih ia bawa untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Mingyu berdiri di hadapan Chaeyeon, ia menatap gadis yang tidur dengan lelap itu. Ia berjongkok agar lebih jelas menatap gadis bermarga jung itu.

Entah apa yang Mingyu pikirkan, ia menatap lama wajah Chaeyeon. Ia tersenyum tanpa sadar, menyadari bahwa belakangan ia merasa selalu ingin berada di dekat Chaeyeon. Entah dorongan dari mana, tangannya terulur untuk mengusap pelan kepala Chaeyeon.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang