15

40 10 0
                                    

Sekali lagi, Jongin berada di situasi yang tak ia inginkan dan harapkan. Sekali lagi, atas paksaan sang ayah ia harus duduk di hadapan Mijoo untuk makan malam. Entah benar atau tidak, kali ini perasaan Jongin benar-benar tak nyaman. Ia berpikir akan adanya sesuatu yang membuatnya terkejut. Lihat saja rona bahagia di wajah ayahnya dan tuan Lee yang tengah berbincang sesekali tertawa itu, padahal menurutnya tak ada hal yang lucu dalam topik pembahasan mereka.

Jongin melirik Mijoo dihadapannya yang tengah mendengarkan percakapan dua pria paruh baya itu, tampaknya Mijoopun menikmati apa yang mereka bicarakan karena sesekali ia tersenyum bahkan terkekeh. Ayolah, apa hanya Jongin yang tak tertarik dengan pembahasan mereka? Ia ingin segera menyelesaikannya dan pergi dari sana.

"Jika begitu bagaimana jika kita lakukan pertunangannya?" Tanya tuan Lee yang mulai membahas masalah pertunangannya.

Benar sekali dugaannya, malam ini adalah pembahasan perjodohannya lebih tepatnya pertunangannya dengan Mijoo.

"Ya, aku setuju. Lebih cepat lebih baik." Jawab tuan Kim kemudian terkekeh bersama tuan Lee sementara Mijoo hanya tersenyum canggung.

Jongin meneguk segelas airnya, berdeham kemudian menegakkan tubuhnya. "Maaf tuan Lee yang terhormat. Sebenarnya saya menolak perjodohan ini."

Ucapan Jongin sontak membuat ayahnya dan tuan Lee terkejut, mereka menatap tajam Jongin. Mijoo hanya diam, ia tak bereaksi apapun.

"Apa maksud mu, Jongin?" Tanya tuan Lee.

"Apa kau sedang bercanda?" Tuan Kim mencoba menahan Jongin.

"Maaf sekali tuan Lee, saya menolak perjodohan ini. Dari awal saya tidak ingin dijodohkan bukan karena saya tidak tertarik dengan putri tuan tapi karena perasaan saya bukan untuk Mijoo. Saya sangat menyesal karena baru mengatakannya malam ini. Saya harap tuan mengerti dan mau membatalkan perjodohan ini. Saya ingin memilih sendiri pendamping hidup saya dan saya rasa Mijoo juga ingin seperti itu." Jelas Jongin. Ia kemudian bangkit dari duduknya, membungkuk untuk pamit pergi dari sana diikuti tuan Kim yang terus memanggil namanya.

Tuan Lee tak percaya dengan apa yang terjadi, ia merasa di rendahkan karena Jongin menolak putrinya. Ia tak terima akan hal itu.

❤❤❤

"Apa-apaan itu, berani sekali dia menolak mu. Mereka pikir mereka siapa." Ucap tuan Lee ketika sampai di rumahnya.

"Sudahlah ayah. Jongin punya hak untuk memilih pendamping hidupnya." Mijoo mencoba menenangkan ayahnya yang sejak tadi sedang emosi.

"Ayah merasa di rendahkan karena dia menolak mu. Kau itu perempuan, Mijoo dan kau ditolak. Aku tidak akan tinggal diam."

"Ayah, walaupun perjodohan ku dan Jongin dibatalkan. Bukankah kau dan tuan Kim masih memiliki Mingyu dan Saerom? Sepertinya mereka baik-baik saja soal perjodohan itu." Mijoo mengusap lembut lengan ayahnya, menyalurkan ketenangan dari setiap usapannya.

"Tetap saja, ayah tidak suka cara Jongin." Tuan Lee melepaskan tangan Mijoo pada lengannya dan pergi menuju kamarnya.

Mijoo menghembuskan nafasnya. Ia lelah dengan apa yang terjadi hari ini. Ia tau bahwa Jongin tak akan menerima perjodohan itu namun, Mijoo tak menyangka jika ia akan ditolak secepat itu.

"Kak Jongin membatalkan perjodohan kalian?" Tanya Saerom ketika kakaknya itu sampai di depan kamarnya. Mijoo hanya mengangguk.

"Bagaimana dengan mu?" Tanya Saerom membuat Mijoo menatapnya.

"Maksud mu?" Mijoo balik bertanya.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang