1.Kejadian Masalalu

8.1K 334 3
                                    

SELAMAT DATANG DI LAPAK DARMASILA!

Sebelum baca pastikan udah follow akun author nya. Ingat follow itu gratis apalagi vote dan komennya. Jangan jadi silent readers yang cuma menikmati tanpa mau menghargai karya para author!!

______________________________________

Seorang gadis yang masih menggunakan seragam putih abu-abu berlari dari kejaran seseorang.

Kening gadis itu sudah bercucuran keringat. Ia tidak tahu lagi harus lari kemana. Kedua orang tuanya sudah tertembak kini dirinya lah yang menjadi incaran gerombolan geng motor itu.

"Woi! Jangan lari!"

Gadis itu merogoh saku kemejanya lalu mengubungi salah satu nomor di sana.

"Darma tolong aku!" ucap gadis itu sambil berlari tergopoh-gopoh.

Darma yang saat itu sedang berada di rumah terkejut mendengar suara kekasihnya sedang ketakutan.

"Kamu kenapa Kania?" tanya Darma panik.

"A-aku mau di bunuh Dar, cepat tolong aku!"

"D-di bunuh? Siapa yang mau membunuh kamu!"

Dor!

Seketika Darma bangkit dari tempat duduknya mendengar suara tembakan dari sebrang telfon. Mata Darma membulat dengan sempurna.

"KANIA!"

Sambungan telfon terputus sepihak. Darma langsung menyambar kunci motor di nakas dan pergi mencari keberadaan kekasihnya itu.

Darma menggunakan GPS untuk mencari keberadaan Kania. Tepat di jalanan sepi Darma menghentikan motornya. Ia melihat sebuah mobil hitam melaju kencang meninggalkan seorang gadis yang sudah berlumuran darah.

"KANIA!!"

Darma turun dari motornya menghampiri Kania yang sudah tergeletak dengan berlumuran darah di tengah jalan. Darma mengangkat kepala Kania ke atas pahanya.

"K-kania maaf aku telat," ucap Darma menyesal. Harusnya Darma tidak membiarkan gadis ini pergi sendiri menemui orang tuanya di bandara.

Darma meneteskan air matanya ke pipi Kania.

Kania yang saat itu masih setengah sadar membuka matanya. Ia menatap pacarnya dengan pandangan yang buram.

"D-darma," lirih gadis itu.

Darma menyeka air matanya lalu menarik kepala gadis itu ke dekapannya.

"Bilang sama aku siapa yang udah berani lakukan ini ke kamu!"

Uhuk!

Kania memuntahkan darah dari dalam mulutnya. Tubuhnya sudah mulai lemah akibat kehilangan banyak darah.

"T-tolong b-balas-kan d-dendam a-aku!" ucap Kania terbata-bata.

"Iya aku akan balas dendam nanti. Tapi sekarang kita harus pergi ke rumah sakit!"

Darma hendak menggotong tubuh Kania. Tapi Kania justru menolaknya.

"N-nggak perlu k-ke r-rumah sakit. A-aku u-udah gak kuat. T-tolong p-peluk a-aku," pinta Kania.

"T-tapi kita perlu ke rumah sakit Kania. Kamu perlu pertolongan!" ucap Darma.

Tangan Kania terulur menghapus air mata yang terus meluruh di pipi Darma. Kania tidak suka melihat pria yang ia cintai menangis.

"J-jangan m-menangis D-darma. Kamu t-terlihat lemah j-jika menangis," ujar Kania.

Darma menggelengkan kepalanya. Ia terus memegang perut Kania yang terus mengeluarkan darah karena tusukan. Darah juga mengalir dari punggung Kania yang tadi terkena tembak.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang