62.Murka

1.1K 96 15
                                    

Bak pasangan yang saling mencintai, Darma dan Sila berjalan bergandengan tangan. Jari jemari mereka saling bertautan seakan enggan untuk saling melepaskan.

"Kalau suatu saat kita benar-benar pisah jangan pernah lupakan momen ini ya?"

Sila menghentikan langkah.

"Kamu beneran mau kita pisah?"

Darma membalikkan tubuh Sila untuk menatapnya. Ia memegang kedua pundak gadis itu.

"Mau sebanyak apa pun orang yang ingin kita pisah, kita gak akan pernah terpisah."

"Aku gak mau kita pisah, aku mau kita terus sama-sama," ucap Sila penuh harap.

"Iya." Darma menarik Sila ke dalam pelukannya.

Tak lama seseorang menarik Sila dari dekapan Darma. Darma terkejut, matanya terbelalak melihat Farel ada di depannya.

"Bukan kah sudah saya peringatkan untuk menjauhi anak saya?" Mata Farel terlihat tajam tak beda jauh dengan tatapan Darma.

"Papa?" Sila terlihat kebingungan dengan kedatangan Papanya yang tiba-tiba."Papa ngapain di sini?"

"Masuk mobil," suruh Farel.

"T-tapi Pa... I-ini ada apa?"

"Papa bilang masuk mobil! Papa gak mau melihat kamu berhubungan lagi dengan anak ini!" Farel langsung menarik Sila masuk ke dalam mobil meninggalkan Darma sendiri.

Mobil Farel melaju dengan cepat meninggalkan tempat itu. Rahang Darma mengeras dengan tangan yang terkepal.

••••

Di dalam mobil Farel hanya diam saja menatap fokus ke depan.

"Papa kenapa sih? Kenapa bersikap seperti itu ke Kak Darma?" tanya Sila masih kebingungan.

"Selama ini Papa tidak pernah menolak keinginan kamu dan selalu mendukung apa yang kamu suka. Tapi kali ini Papa tidak ingin melihat kamu dekat lagi dengan anak itu," tuturnya dingin.

"T-tapi Kak Darma pacar aku, Pa."

"Putusin segara."

"What? Kenapa tiba-tiba Papa gini? Ada apa, Pa?" Sila sangat kenal betul Papanya bagaimana. Ia tidak akan melarang sesuatu jika tidak ada alasannya.

"Dia bukan laki-laki yang baik buat kamu."

"Pa, Papa gak bisa dong ngejudge  orang tanpa mau tau aslinya gimana?"

"Dari awal harusnya Papa tidak pernah kasih izin kamu berpacaran dengan dia. Hari ini Papa bertemu dia di kantor polisi karena membuat onar. Papa gak mau anak Papa pacaran sama pembuat onar!" putus Farel tidak bisa di ganggu gugat lagi.

"Dia itu punya nama, Pa. Namanya Darma."

"Papa tidak peduli!"

••••

Darma pergi ke markas untuk menenangkan diri dan mengumpulkan keberanian untuk pulang menemui Bunanya. Pasti saat ini Bunanya itu sangat kecewa.

Jam menunjukkan pukul 03:09 sore, mungkin ia harus pulang sekarang dan tidak membuat Bunanya berpikir kalau ia tidak merasa bersalah atas perbuatannya sendiri.

Darma keluar dari markas dengan jalan santai, namun saat ia hendak menunggangi motornya ia melihat seorang gadis berkuncir kuda dengan poni tipis di keningnya.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang