23.Maaf

1.5K 108 2
                                    

"Gue minta maaf."

Ucapan dari seseorang mengalihkan perhatian Sila yang sedang menulis di bangkunya. Ia mendongak menatap orang itu.

"Maaf?" Sila menaruh pulpen yang ada di tangannya lalu fokus menatap pria di hadapannya.

"Gue minta maaf soal party dan Azkia," ujar Darma dengan ekspresi datar.

Sila menghela nafasnya pelan lalu berdiri menghadap Darma. Sila tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh pria di depannya itu sampai ia rela meminta maaf kepadanya. Setahu Sila, Darma bukan orang yang gampang meminta maaf.

"Lupain. Lagian gue gak masalah kok sama sikap Azkia tadi. Wajar kalau Azkia marah sama gue soal Kak Rangga," ucap Sila. Ia memang tidak mempermasalahkan sikap Azkia yang hampir menamparnya tadi. Itu adalah hal yang wajar bagi Sila.

"Oke. Jadi gue udah gak punya hutang maaf lagi ke lo."

"Jadi lo minta maaf gak niat?"

Darma hanya mengangkat kedua bahunya.

"Menurut lo?" Darma berbalik ingin keluar dari kelas Sila namun langkahnya terhenti saat ingat sesuatu.

Darma kembali membalik badannya kearah Sila.

"Dan satu lagi. Pulang sekolah nanti lo harus balik sama gue," ucap Darma.

"Gue gak mau!" tolak Sila.

"Terserah. Gue gak butuh persetujuan lo."

"Maksa banget sih jadi cowok!"

"Gue hanya ngelakuin tugas sebagai pacar."

Sila memutar matanya malas. Mau sampai kapan drama pacaran ini berakhir. Sila tidak pernah menganggap Darma sebagai pacar gadis itu tapi Darma selalu bertingkah seolah-oleh ia adalah miliknya.

"Gue mau jadi pacar kak Darma tapi dengan satu hal," ucap Sila.

Darma menarik sudut bibirnya. Sepertinya ini adalah tantangan baru dan Darma suka dengan tantangan. Darma kembali mendekati bangku Sila.

"Sebut apa yang lo mau," ujar Darma.

"Hapus senioritas di sekolah ini. Dan gue akan setuju dengan hubungan ini!"

"Oke. Mulai besok gak ada lagi senioritas di sekolah ini. Dan mulai besok juga lu harus patuh sama ucapan gue!"

Setelah setuju dengan permintaan Sila, cowok itu keluar begitu saja dari kelas.

"Ck! Dikira gue babu apa!"

••••

Di bangkunya Sila duduk tidak tenang. 10 menit lagi pelajaran akan berakhir dan Sila harus keluar sekolah terlebih dahulu agar tidak bertemu dengan Darma nanti. Sila tidak mau pulang bersama Darma karena hari ini Papanya sedang berada di rumah. Sila takut Papanya akan salah paham dengan hubungannya dengan Darma.

Diam-diam Sila mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Ia mencari nomor Filo untuk minta tolong.

Kak Filo

"Kak, gue titip tas gue di kelas ya?
Gue harus balik dulu nih."

Tak lama mengirim pesan kepada Filo, Sila mendapatkan balasannya.

"Lah, lo mau bolos? Bentar lagi kan bel."

"Nggak kak. Gue harus balik dulu
buat hindari Kak Darma."

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang