5.It's Okey

2K 180 0
                                    

Sila mencepol asal rambutnya. Gadis itu baru saja selesai olahraga dan juga ganti baju. Setelah mengganti baju Sila hendak keluar dari toilet namun langkah kaki gadis itu terhenti ketika tubuhnya di guyur air dari atas pintu.

Sila menatap dirinya yang basah kuyup. Sila mendongak ke atas. Ternyata ada yang sengaja menaruh ember berisi air. Sila menatap sekitar tidak ada orang lain. Siapa yang udah berani melakukan ini padanya.

Gadis itu hendak melanjutkan langkahnya namun saat ingin berbelok ia kembali mendapat serangan baru. Sila menutup wajahnya ketika seseorang melemparkan potongan kertas ke tubuhnya.

Sila membuka tangannya dan melihat siapa sang pelaku. Mata elang gadis itu menatap tajam pria yang tengah tersenyum senang. Pria itu mendekati Sila yang terdiam dan membisikkan sesuatu.

"Gue gak akan biarin lo sekolah dengan tenang di sini," bisik Darma di telinga Sila.

Sila mendorong tubuh Darma menjauh darinya. Gadis itu hendak menampar pipi Darma namun ia urungkan. Ia teringat dengan kata-kata Filo dan juga Kyla waktu itu.

"Kalau nanti Darma dan best bro-nya ngusilin lo. Lo diem aja gak usah ngelawan," ujar Filo.

"Kenapa gue harus diem?" tanya Sila.

"Karena kalau lo tanggapi mereka akan semakin gencar buat usilin lo. Mereka senang liat lawannya emosi. Itu cara mereka buat bikin lo gak betah di sini," tambah Kyla.

"Tapi kenapa mereka mau bikin gue gak betah? Emang gue punya salah apa sama mereka?"

"Karena lo udah berani lawan perintah Darma, Sila. Di sini gak ada satu pun yang berani sama Darma kecuali lo."

"Emang dia siapa sih?" tanya Sila.

"Dia itu Darma Julian Saputra. Ketua osis yang berhati batu. Siapapun yang berurusan sama dia gak bakal lama sekolah di sini," jelas Kyla.

"Kenapa orang kayak gitu di jadiin ketua osis sih. Sikap dia gak mencerminkan yang baik buat sekolah ini," ujar Sila.

"Karena Darma itu tegas dan semua murid takut sama dia. Dia kalau hukum siswa gak tanggung-tanggung Sil jadi gak ada yang berani langgar peraturan sekolah."

Sila mengangguk-angguk paham. Setegas-tegasnya orang gak sampai memberlakukan senioritas juga di sekolah ini.

"Dan jangan pernah berurusan sama Darma atau pun temen-temennya. Mereka semua itu brengsek tau gak!" ujar Filo.

"Gak semua Filo. Buktinya Dipta ngga," protes Kyla.

"Iya deh yang pacarnya mas Dipta."

Sila menghela nafasnya panjang. Sabar Sila jangan ngelawan. It's okey untuk hari ini. Gadis itu hanya menatap Darma jengah lalu melewati dirinya begitu saja.

"Lho? Kok gak marah?" tanya Thor heran. Jangankan Thor Darma pun juga bingung kenapa gadis itu tidak membalas perbuatannya.

"Lagi capek kali," ujar Dipta positif thinking.

"Ih gak seru ah gak ada cakar-cakaran nya," celetuk Thor.

Dipta menoyor kepala sahabatnya itu.

"Lo kira Darma sama tuh cewek kucing!" damprat Dipta.

"Kalian berdua berisik!"

Darma pergi dari sana begitu saja. Ia malas mendengar perdebatan antara Thoriki dan juga Dipta.

•••••••

Sila berjalan menuju kelasnya. Gadis itu sangat malu karena menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak jika tubuh gadis itu basah kuyup di tambah banyak kertas yang menempel di badan dan juga rambutnya.

"Sila," panggil seseorang.

Sila menghentikan langkahnya dan menoleh.

"I-ini lo kenapa berantakan banget?" tanya Rangga.

Ya, seseorang itu adalah Axzel Rangga Wardana. Cowok itu kaget saat keluar kelas melihat Sila dalam keadaan berantakan.

"Tadi ada anak iseng yang kerjain aku," jawab Sila.

"Siapa?"

"Gak tau gak kenal," ujar Sila berbohong.

"Ya ampun Sila!"

Filo dan Kyla berlari kecil menghampiri Sila.

"Ini lo kenapa?" tanya Kyla kaget.

"Tadi ada yang ngerjain gue kak," jawab Sila.

"Ini pasti ulah Darma dan teman-temannya kan?" tebak Filo benar. Filo yakin ini ulah Darma dan teman-temannya itu.

Sila diam tidak menjawab.

"Heh, sini lo!"

Filo menarik kerah baju seseorang saat akan melintas di depannya. Filo menatap tajam orang itu.

"Ini pasti kerjaan lo dan temen-temen lo kan!" tuduh Filo pada orang itu.

Orang itu melepas cekalan tangan Filo dari kerah bajunya.

"Apaan sih Fil orang gue gak tau apa-apa," ujar orang itu.

"Gak usah sok polos deh, Jer. Lo pasti bantuin Darma buat ngerjain Sila kan!" ujar Filo menunjuk Jery.

Jery menatap Sila dari ujung kaki sampai rambut. Penampilan gadis itu memang sangat berantakan tapi Jery sama sekali tidak tahu soal ini.

"Bukan gue Fil," ujar Jery meyakinkan Filo.

"Gue yang ngerjain dia. Kenapa?"

Darma datang dari belakang mereka. Pria itu berjalan dengan angkuh ke arah mereka.

Filo berjalan ke arah Darma. Gadis itu berdiri menatap tajam Darma.

"Sila punya salah apah sih sama lo. Gak punya hati banget jadi manusia!" semprot Filo.

"Gue emang gak punya hati kenapa?" jawab Darma dengan wajah datar.

Filo menggeleng-geleng kan kepalanya tidak percaya. Sepertinya percuma ia bicara dengan manusia tidak punya hati seperti Darma. Gadis itu kembali ke arah Jery.

"Lo bilang sama temen kurang ajar lo itu. Jangan sekali-kali ganggu temen gue!"

"Ayok Sil!" Filo menarik tangan Sila pergi dari sana. Lama-lama Filo muak melihat tampang mereka yang sama sekali tidak merasa bersalah.

"Ini pasti ulah kamu ya?" tanya Kyla menatap pacarnya.

"Aduh beb jangan marah dong. Aku kan cuma di suruh sama Darma," ujar Dipta.

"Kenapa mau?"

"Kamu mau aku di cekik sama Darma?"

"Emang kamu mau putus sama aku?" Kyla menatap tajam pacarnya itu.

"Ih gak mau!" rengek Dipta. Tapi Kyla abai dan mengejar kedua temannya.

"AYANG!!" Teriak Dipta namun tidak di gubris oleh Kyla.

"Pacar gue ngambek gara-gara lo tau Dar!" dumel Dipta.

"Lo nyalahin gue?" Darma menaikkan satu alisnya menatap Dipta.

Dipta meneguk salivanya susah payah. Tatapan Darma sangat mengintimidasi. Seram kali kau bang.

"N-nggak k-kok. I-ini salah gue. Iya salah gue." Cowok itu menunduk takut.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang