"Kak Darma!" Sila menyeret tubuhnya lebih dekat dengan Darma yang menyenderkan tubuhnya ke pohon. Ia mengguncang tubuh Darma berniat membangunkan pria itu.
"Kak Darma beneran tidur?" Sila menoel pipi Darma namun yang ia rasakan adalah suhu badan Darma yang kembali panas dan mengeluarkan keringat dingin lagi.
"Ya ampun Kak Darma demam lagi!"
Menahan rasa nyeri di kakinya, Sila berusaha memindahkan kepala Darma untuk tidur di pahanya agar Darma bisa tidur lebih nyaman lagi.
Sila melepaskan sweater yang di pakainya untuk menyelimuti tubuh Darma yang menggigil.
"Kak Darma bertahan ya!" khawatir Sila. Ia meraba saku celana Darma untuk mencari ponsel cowok itu. Saat menemukannya buru-buru Sila membukanya namun tertahan saat di lock screen ponsel Darma yang memperlihatkan foto Darma dengan seorang gadis berseragam putih abu-abu di atas punggung Darma tapi bukan dirinya.
Terlihat foto itu di ambil saat Darma dan gadis itu masih MOS. Keduanya terlihat sangat bahagia bahkan senyum Darma merekah serta penampilan cowok itu yang rapi. Berbanding terbalik dengan sekarang yang penampilannya jauh dari kata rapi padahal dirinya adalah ketua osis. Darma juga terlihat dingin dan jarang sekali tersenyum.
"Kania..."
Lamunan Sila berakhir saat ia mendengar Darma menyebut nama Kania. Ia terpelonjat kaget saat Darma menarik tangannya untuk di genggam sembari mengigau nama Kania.
"Kania jangan tinggalin aku... aku sayang kamu Kania..."
Ponsel Darma terjatuh dari tangan Sila dengan sendirinya. Ia merasakan sesak dan ada rasa sakit yang menjalar di hatinya tapi Sila tidak tau itu apa.
"Kania..."
Sila menggelengkan kepala cepat untuk menyadarkan dirinya jika saat ini bukan waktu yang tepat untuk tahu siapa itu Kania.
Sila kembali memungut ponsel Darma mengabaikan lock screen cowok itu. Namun saat Sila akan membukanya ada kata sandi yang Sila sendiri tidak tahu.
"Kak Darma ini kata sandinya apa?" tanya Sila berusaha membangunkan Darma yang masih saja mengigau. Tanpa sadar Darma menarik tengkuk Sila semakin mendekati wajahnya.
"N-nggak Kania... aku gak mungkin khianati kamu. Gak akan ada satu pun gadis yang bisa menggantikan kamu di hati aku." Sadar atau tidak itu sama saja menyakitkan untuk Sila dengar.
Menghela napas pelan Sila berusaha melepas tangan Darma di tengkuknya.
"Kita harus cepat hubungi salah satu temen Kak Darma buat tolong kita. Jadi ini apa kata sandinya?"
"Kania..." lirih Darma setelah itu kembali terlelap di pangkuan Sila.
Sila membuang nafasnya gusar, bagaimana ia bisa menghubungi salah satu temannya jika tidak tau kata sandi ponsel Darma. Tidak hilang akal, Sila mencoba dengan tanggal lahir Darma yang baru ia ingat namun kata sandi yang ia masukkan salah.
Apa mungkin kata sandinya itu tanggal jadian Darma dan gadis itu atau tanggal lahir gadis itu? Tapi Sila tidak tahu. Lalu bagaimana ia akan meminta pertolongan? Entahlah Sila menyerah.
••••
"Kita mau cari kemana lagi Sila, Jer? Sila udah semaleman loh gak ketemu!" Filo semakin khawatir karena dari semalam Sila belum juga ada kabar.
"Di tambah Darma juga ikut hilang!" Thor mendengus.
"Apa jangan-jangan mereka berdua janjian ya biar bisa berduaan?" curiga Raffi.
"Bisa jadi tuh," sahut Elina.
"Eh lo diem ya Mak lampir! Gara-gara lo dua orang ngilang!" semprot Filo masih kesal dengan kelakuan Elina.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Genç KurguSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...