Farel tengah berdiri di depan gedung yang sudah setengah hangus. Untung saja pemadam cepat memadamkan api hingga tidak menalar ke seluruh gedung.
"Bagaimana bisa kebakaran ini terjadi?" tanya Farel pada penjaga yang biasa menjaga di perusahaannya.
"Kami juga tidak tahu pak, saat kami berpatroli tiba-tiba terdengar suara sirine kebakaran dan di depan gedung sudah terbakar," jawab salah satu satpam itu.
"Apa ada kerusakan kabel yang menyebabkan kebakaran ini?"
"Sepertinya tidak pak, kebakaran ini seperti di sengaja. Soalnya ada bekas bensin di sini," kata satpam satunya lagi.
Farel menatap paving yang kelihatannya basah karena bensin. Apa kebakaran ini memang di sengaja? Namun siapa yang sudah tega membakar perusahaannya.
"Kalian sudah cek CCTV?"
"Semua kamera pengawas di gedung ini sudah di rusak pak jadi tidak terekam jelas siapa pelakunya."
"Jika kebakaran ini memang di sengaja saya mau kalian cari orang itu sampai dapat. Saya tidak peduli dengan kerugian yang di akibatkan oleh kebakaran ini tapi yang saya pedulikan adalah alasan orang itu membakar perusahaan ini. Bagaimana jika di dalam gedung masih ada karyawan yang bekerja? Apa itu tidak membahayakan mereka?" ucap Farel.
"Baik Pak Arega."
••••
Di dalam kamarnya, Darma duduk di tepi ranjang dengan memandang boneka babi terakhir yang almarhum Papanya berikan di hari ulang tahun cowok itu. Tatapan tajam bak mata elang yang biasa ia lihat kan kepada orang luar berubah menjadi tatapan sayu yang merindukan sosok penting di hidupnya. Yaitu Marsel Saputra. Seorang pria yang tidak pernah gagal untuk mendidik dan memberinya kasih sayang.
"Semenjak Papa pergi, Darma benci dengan ulang tahun. Darma selalu berharap hari itu tidak pernah terjadi dan tidak akan pernah datang lagi. Setiap hari ini datang perasaan bersalah selalu menghantui perasaan Darma."
Air mata yang tidak pernah orang lain bahkan keluarganya sendiri lihat hari ini mengalir dari pelupuk Darma. Sekalipun tidak pernah orang lain melihat seorang Darma dan ketua geng motor The Anger yang terkenal tidak memiliki hati nurani itu hari ini menangis.
"Setelah Kania yang pergi kenapa Papa juga pergi?" lirih Darma penuh kerinduan. Belum hilang luka Darma atas kepergian kekasihnya, Darma kembali harus merasakan kehilangan sosok penting di hidupnya bahkan hal buruk itu terjadi tepat di hari ulang tahun cowok itu.
"Darma kangen Pa," Darma kembali melirih memeluk boneka babi itu dengan erat. Darma membaringkan badannya ke kasur dan mulai memejamkan mata.
••••
Di dalam kelas XII A IPA sudah ada Azkia, Sila, Filo, Kyla dan teman sekelas Darma yang lain. Mereka sudah mempersiapkan kejutan ulang tahun untuk ketua osis SMA KENANGA itu. Kini tinggal menunggu kedatangan sang empu.
"Kuenya Lo yang pegang," ucap Azkia menaruh kue tart dengan lilin 18 di atasnya di tangan Sila.
"Kok gue? Nggak ah!" Tolak Sila menyodorkan kembali kue itu pada Azkia.
Sebenarnya Sila sangat malas ikut memberikan kejutan kepada ketua osis itu. Tapi paksaan Azkia membuat Sila menurut dan berakhir di kelas cowok itu.
"Kok gak mau? Kan lo ceweknya." Azkia kembali menaruh kue itu di atas tangan Sila.
Saat mendengar suara derap langkah, Azkia mendorong tubuh Sila ke depan pintu. Azkia yakin itu Darma dan teman-temannya.
"Hitungan ketiga kita teriak ya," titah Azkia. Semua siswa di kelas itu pun mengiyakan.
"Satu..." Azkia mulai menghitung saat suara langkah kaki Darma semakin dekat.
"Dua.... Tiga! Happy Birthday Pak Ketos!" Teriak Azkia dan semua siswa yang ada di kelas itu kecuali Sila. Gadis itu hanya diam memutar matanya malas saat melihat wajah datar Darma.
Bukan hanya Darma yang terkejut melihat seisi kelas yang banyak di hiasi balon, tapi Thor, Dipta, dan Jery juga. Mereka terkejut bukan karena mereka lupa hari ini ulang tahun Darma tapi karena mereka takut Darma akan murka. Mereka sangat tahu jika ketua The Anger itu sangat membenci hari ulang tahunnya sendiri.
"Yah, bencana," gumam Thor lirih. Sedangkan aura Darma sudah berubah menjadi dingin. Ia menatap Sila dengan sangat tidak suka.
"Tiup dong lilinnya," suruh Azkia saat Darma hanya menatap api di lilin angka itu.
Brug! Darma menepis kasar kue tart di tangan Sila ke lantai. Semua terdiam melihat respon dari cowok itu. Bahkan Azkia saja menganga melihat respon sepupunya yang kasar seperti itu.
"Darma!" Azkia mendorong pundak Darma saat cowok itu menatap tajam Sila yang juga menatapnya.
"Lo apa-apaan sih! Kenapa lo buang kue itu ke lantai?" ucap Azkia meminta penjelasan.
Darma tidak menggubris pertanyaan sepupunya melainkan mendorong tubuh Azkia agar menyingkir dari hadapannya. Kini Darma menatap tajam seisi kelas itu.
"Siapa yang suruh kalian kotorin kelas ini?!" Tanya Darma dengan intonasi tinggi. Urat leher tercetak jelas di leher Darma karena menahan amarah.
"Kalian pikir kelas ini pameran?! Kalian pikir kelas ini tempat party hah!!"
Semua terdiam dan tertunduk tidak ada yang berani menatap mata tajam Darma. Darma memang jarang berbicara tapi sekali berbicara cowok itu akan mengeluarkan sisi kerasnya.
"Kalian punya otak gak sih?!" maki Darma pada orang di dalam kelas itu.
"Harusnya pertanyaan itu buat lo! Lo punya otak gak?!" Cela Sila sudah tidak tahan mendengar makian cowok itu.
"Anak-anak udah susah payah hias kelas ini buat suprise ulang tahun lo. Dan lo malah maki mereka? Sehat Lo?" ucap Sila menatap Darma dengan tatapan susah di artikan. Entah itu tatapan kebencian atau tatapan kekecewaan.
"Gue gak minta di suprisein!" tekan Darma.
"Lo emang gak minta tapi mereka berinisiatif buat ngerayain ulang tahun lo karena mereka masih anggap lo teman! Kalau gak suka gak usah maki-maki! Hargai dikit kek usaha mereka." Sila keluar dari kelas itu dengan sengaja menabrak bahu Darma. Jujur Sila kesal melihat respon cowok itu setelah mereka susah payah dari pagi menghias kelas itu.
"Kali ini lo kelewatan, Dar," ucap Azkia yang juga langsung berlalu melewati Darma.
"Kan gue udah bilang, gak usah repot-repot rayain ulang tahun cowok yang gak bisa hargai orang," sindir Filo. Ia langsung kembali ke bangkunya di belakang yang di ikuti oleh Kyla setelah memberikan tatapan jengkel pada Darma.
"Kita gak friends hari ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Fiksi RemajaSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...