Malam itu juga Darma benar-benar pergi dari rumah Neneknya. Ia benar-benar membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Bagaimana jika kejadian itu terjadi pada kalian. Tidak mudah bagi Darma menerima kebenaran tentang dirinya.
Dari dalam helm full face nya, tatapan Darma kosong, matanya berkaca-kaca. Semuanya terasa berat bagi Darma.
Setelah berjam-jam mengendarai motornya tanpa arah, akhirnya Darma berhenti tepat di depan sebuah rumah besar. Tidak tahu kenapa di kepala Darma hanya ada rumah itu untuk ia jadikan tujuan.
Darma turun dari atas motor menatap kearah balkon dengan lampu yang masih menyala. Jam menunjukkan pukul 02:00 dini hari tapi kamar Sila masih nyala lampunya. Apa gadis itu belum tidur? Atau lupa matikan lampu? Entahlah.
Darma masuk ke dalam rumah Sila dengan memanjat pagar. Setelah itu Darma melempar kerikil kecil kearah jendela kamar Sila. Saat akan kembali melemparkan batu kerikil, pintu jendela balkon terbuka menampilkan seorang gadis berpakaian piyama.
Ya, dia adalah Sila. Aysila Farelia. Gadis itu cukup terkejut melihat keberadaan Darma di depan rumahnya.
"Ngapain?" tanya Sila pelan takut Papa dan Neneknya akan terbangun.
Darma hanya melambaikan tangannya meminta gadis itu untuk turun. Karena penasaran Sila menurut dan turun ke bawah untuk menemui Darma.
••••
Saat ini keduanya duduk di sofa teras rumah Sila. Darma masih diam tidak bersuara. Cowok itu masih fokus menatap kearah lantai.
"Bukannya masih di Bandung ya? Kok tiba-tiba ada di sini?" tanya Sila membuka suara terlebih dahulu.
Darma mendongak, kini ia berani menatap wajah Sila menunjukkan wajahnya yang frustasi. Tanpa sadar tangan Sila langsung menangkup wajah Darma khawatir melihat wajahnya yang kacau.
"Kak Darma kenapa?" panik Sila. Sila merasakan dinginnya tangan Darma saat cowok itu menyentuh telapak tangannya.
"Aku boleh minta sesuatu gak?"
"Apa?"
"Aku boleh peluk kamu?"
Sila tertegun sebentar mendengar permintaan Darma yang tiba-tiba itu. Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada Darma sampai ia se kacau ini?
"Kalau gak boleh juga nggak apa-apa," ujar Darma ketika Sila tidak memberi respon apa pun. Ia memalingkan wajahnya kearah lain.
Tanpa banyak kata lagi Sila langsung menghamburkan dirinya memeluk Darma memberikan cowok itu kehangatan. Darma merasa lebih tenang setelah di peluk Sila. Ia pun membalas pelukan Sila menaruh dagunya di atas kepala Sila.
"Kenapa? Ada apa? Ada yang mau di ceritain?" tanya Sila lembut.
"Nggak... aku cuma pengin di peluk kamu yang lama," ujar Darma dengan suara seraknya.
Sila tahu sudah terjadi sesuatu pada Darma sampai membuat Darma se kacau ini. Sila tidak akan memaksa Darma untuk bercerita kepadanya hari ini. Di sisi lain Sila merasa bahagia, ia merasa menjadi tempat berkeluh kesah cowok itu. Sila merasa ia benar-benar menjadi rumah untuk Darma.
Sila membiarkan Darma mendekap tubuhnya lama. Sila juga merasa aman saat di pelukan Darma. Ya, kini sudah tumbuh cinta dalam hati Sila untuk pria itu. Bagaimana jika nanti Darma mengetahuinya? Apa pria itu akan marah? Atau akan menjauhinya?"
"Kak Darma," panggil Sila pelan.
"Hm?"
"Aku juga boleh minta sesuatu gak?"
Darma membuka matanya menatap wajah cantik Sila.
"Apa? Tapi jangan yang aneh-aneh."
"Nggak kok. Aku juga gak bakal minta hati Kak Darma. Cuma..."
"Cuma apa?" tanya Darma menunggu Sila melanjutkan ucapannya.
"Kalau ada apa-apa ceritanya ke aku ya? Pulangnya ke aku juga. Dengan gitu aku merasa aku di hargai sebagai pacar Kak Darma," ujar Sila berani mengutarakan isi hatinya.
Darma diam tidak langsung menjawabnya. Jantung Sila semakin berdebar takut Darma akan menolak.
"Biar gue pikirkan dulu," jawab Darma. Sila merasa tidak puas dengan jawaban Darma. Secara tidak langsung cowok itu menolak.
"Gak mau ya?"
"Bukan gak mau. Cuma kalau nanti terjadi sesuatu dan hubungan kita berakhir, gue takut... takut akan gak bisa lepasin lo."
Sila tertegun untuk sebentar, perasaannya campur aduk. Sila melepas pelukan Darma dan menatap cowok itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Berarti Kak Darma punya niat lepasin aku?"
"Lo sendiri juga tau gue belum bisa berdamai sama masa lalu gue. Hati gue masih gak bisa lepas dari Kania. Dan lo juga tau hubungan ini di bangun cuma demi tujuan gue yang bisa merugikan lo. Gue takut nyakitin lo."
Air mata keluar dari pelupuk mata Sila, hatinya sakit mendengar pernyataan Darma. Padahal dari awal Sila sudah tau resikonya tapi kenapa ia masih jatuh cinta.
"Kenapa nangis?" Tangan Darma terulur menghapus air mata di pipi Sila."Gue salah ngomong ya? Omongan gue ada yang nyakitin lo?"
Sila menggeleng pelan. Ia memaksakan senyumnya menatap wajah Darma.
"Terharu dan iri dikit. Beruntung banget jadi Kania. Dia bisa di cintai hebat sama Kak Darma padahal Kania udah lama pergi," ujar Sila bohong. Padahal dalam hatinya Sila ingin bilang aku gak suka kamu terus sebut nama Kania di depan aku! Hati aku sakit! Kenapa harus Kania terus? Aku nya kapan?! Tapi Sila tidak cukup memiliki keberanian untuk mengatakannya.
"Aku berharap suatu saat nanti akan ada cowok yang mencintai aku sebesar Kak Darma mencintai Kania."
Entah kenapa mendengar perkataan Sila membuat hati Darma sakit. Ia tidak suka Sila mengatakan itu tapi jika Darma bilang Sila akan menyangka kalau dirinya sudah mulai jatuh cinta.
Follow Ig mereka berdua guys dan berinteraksi secara langsung dengan Darma dan Sila di Ig. Terimakasih! See u🐧
@darmajsaputra
@aysilaafr
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Teen FictionSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...