Sebelum berangkat sekolah Darma menyempatkan diri pergi ke markas The Anger. Tak lupa dengan Damar yang ikut serta karena setiap hari mereka selalu berangkat bersama.
Darma berjalan terlebih dahulu masuk ke dalam markas di ikuti oleh Damar.
"Nanti kalau lo udah pensiun gantian gue ya yang jadi ketuanya," ujar Damar.
"Lo gak pantes jadi ketua geng motor!" ucap Darma di balik helm full face nya. Cowok itu tidak melepas helm karena slayer nya di pakai oleh Darma.
"Gini-gini gue juga jago berantem kayak lo. Jadi nanti gue akan jadi penerus lo."
Damar setia mengikuti kakaknya dari belakang. Anak itu tidak hanya sekali dua kali masuk ke markas The Anger. Dan demi keamanan sang adik Darma menyuruh Damar memakai slayer hitam miliknya. Darma tidak mau identitasnya terbongkar hanya karena ulah Damar yang ceroboh.
"Penerus gue anak gue bukan lo. Yang ada hancur nih geng di pegang sama lo," ujar Darma.
"Kalau lo gak mau jadiin gue penerus geng motor lo, gue aduin ke Buna kalau lo ketua geng motor yang begajulan!" ancam Damar.
Damar bisa saja mengancam ketua The Anger yang terkenal tidak memiliki hati nurani. Untung saja bocah itu adiknya jika bukan udah Darma sikat juga biar bersih dari muka bumi.
"Iya bawel lo! Belajar berantem dulu yang bener," ujar Darma.
Jika biasanya seorang kakak akan mengajarkan hal-hal baik pada adiknya ini malah banding terbalik. Darma justru menyuruh adiknya belajar berantem yang bener biar gak asal pukul.
"Santai bosku!"
Kini Darma sudah sampai di dalam markas. Di sana sudah ada banyak anggota The Anger lainnya.
"Dimana Samuel?" tanya Darma.
"Di dalem bos," ujar salah satu anggota The Anger.
Darma masuk ke dalam ruangan yang memang khusus untuk anggota inti. Jika bukan anggota inti mereka di larang masuk. Karena di dalam ruangan itu Darma bisa membuka identitasnya. Jika saja ada yang berani masuk tanpa ijin maka Darma akan menghajar orang itu hingga babak belur. Syukur-syukur gak mati.
"Udah tau siapa pemilik mobil itu?"
Darma membuka helmnya saat sudah ada di dalam ruangan khusus The Anger. Damar pun melepas slayer di wajahnya. Pengap guys.
"Udah."
Samuel menyerahkan handphonenya ke Darma. Ia memperlihatkan beberapa foto.
"Mobil itu punya pemilik perusahaan iklan yang terkenal di kota ini. Namanya Arega. Dan sekarang mobil itu di pakai sama anaknya yang bernama Aysila Farelia," jelas Samuel.
"Arega?"
Darma sangat ingat saat mobil sedan hitam itu meninggalkan kekasihnya yang bernama Kania dalam keadaan sekarat dua tahun yang lalu. Jangan-jangan orang itu yang sudah membuat kekasihnya meninggal.
Darma mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Ia melihat foto gadis cantik dengan rambut terurai tersenyum di layar ponsel.
"Kak!" Damar menepuk lengan kakaknya membuat Darma tersadar dari lamunannya. Pria itu menatap datar sang adik.
"Apa?"
"Buruan anterin gue ke sekolah. Udah hampir jam tujuh ini!" dumel Damar.
"Lo berangkat sama Ibra hari ini. Gue ada hal penting," ujar Darma.
Darma memakai helmnya dan keluar dari ruang khusus The Anger. Damar menganga melihat kakaknya yang meninggalkan dirinya sendiri. Awas aja nanti Damar aduin ke Buna nya.
"Anterin gue ayok bang!"
•••••••
Darma langsung pergi menuju ke sekolah. Pria itu mengendarai motor di atas rata-rata. Darma ingin segara menemui anak dari pembunuh Kania.
Sesampainya di sekolah Darma akan menghampiri kelas gadis itu. Gadis yang dari awal masuk sekolah ini sudah mencari masalah dengannya.
"Darma."
Darma menghentikan langkahnya menoleh pada seseorang yang memanggil dirinya.
"Lo di panggil Bu Yuni ke ruangannya. Katanya ada hal yang penting yang ingin di bicarakan," ujar Elina.
"Tapi gue---"
"Buruan nanti Bu Yuni marah." Elina mendorong tubuh Darma menuju ruang Bu Yuni. Bu Yuni sendiri adalah pengurus osis di SMA KENANGA.
•••••••
"Jadi bagaimana Sila? Apa kamu mau menggantikan Rangga menjadi wakil ketua osis?" tawar Bu Yuni.
"Ee... gimana ya Bu...."
Sila sendiri bingung kenapa tiba-tiba dirinya di tunjuk untuk menjadi wakil ketua osis. Padahal ia masuk di sekolah ini baru satu minggu yang lalu.
"Nggak apa-apa Sil terima aja tawaran Bu Yuni," ujar Rangga di samping Sila.
Rangga sendiri adalah wakil ketua osis yang mengundurkan diri dari jabatannya. Pria itu di sibukkan dengan pertandingan basket. Axzel Rangga Wardana adalah godboy dan incaran para gadis SMA KENANGA karena ketampanan pria itu.
"Kata Rangga kamu itu bisa menggantikan dirinya Sila. Jadi Ibu berharap kamu mau menggantikan Rangga," ujar Bu Yuni penuh harap.
Melihat wajah Bu Yuni yang sangat berharap, Sila tidak enak untuk menolaknya.
"Yaudah deh Bu."
"Nanti kalau lo gak ngerti bisa tanya ke gue," ujar Rangga.
"Iya kak."
Ceklek
Pintu ruangan Bu Yuni terbuka menampilkan Darma di sana. Pria itu perlahan masuk.
"Ada kepentingan apa ya Bu Yuni suruh saya ke sini?" tanya Darma.
"Ouh ini Darma. Rangga mengundurkan diri menjadi wakil kamu jadi dia minta Sila untuk menggantikannya. Tolong kamu ajarkan Sila tugas-tugasnya menjadi wakil ketua osis ya," jelas Bu Yuni.
Darma menoleh pada Sila yang juga menatapnya. Ini kesempatan yang bagus, jadi Darma bisa gampang untuk membalaskan dendamnya pada Ayah gadis di depannya itu.
"Baik Bu."
•••••••
"Ngapain lo di sini?" tanya Darma pada Rangga yang duduk di samping Sila.
"Gue lagi ngajarin dia tentang tugasnya menjadi---"
"Biar gue aja," potong Darma cepat.
"Nggak usah lagian udah tinggal---"
"Lo gak dengar kata Bu Yuni tadi. Gue yang di suruh ngajarin nih anak bukan lo. Lagian lo udah ngundurin diri kan jadi lo gak ada urusannya lagi sama osis."
"Oke."
Rangga beranjak lalu keluar dari kelas Sila. Kini di ruangan itu hanya tinggal Darma dan juga Sila. Darma duduk di samping Sila. Pria itu menampilkan senyum miringnya menatap Sila.
"Jadi tugas lo---"
"Gue udah ngerti gak perlu di jelasin lagi!" potong Sila sebelum Darma menyelesaikan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Teen FictionSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...