Sila melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit dengan gontai. Ia menghembuskan napasnya panjang. Tiba-tiba hujan turun begitu lebat, Sila berlari kearah halte untuk berteduh.
Lagi-lagi Sila menghela napas, dadanya masih saja terasa sesak padahal ia sedang tidak berada di suatu ruangan yang sempit. Sila tidak bisa menahan air matanya jatuh akibat sesak yang ia rasa. Malam itu Sila menumpahkan air matanya bersamaan dengan hujan yang turun.
••••
"Sila, lo kenapa?"
Filo dan Kyla menghampiri Sila yang sedang berjalan dengan tatapan kosong. Wajah Sila terlihat sedikit pucat.
"Lo sakit?" Filo menempelkan tangannya di kening Sila.
Sila menggeleng pelan.
"Gue putus kak sama Kak Darma."
Filo dan Kyla seketika saling tatap satu sama lain. Mereka bingung bagaimana menyemangati seseorang yang sedang patah hati, karena tidak mungkin mereka mengatakan 'It's okay' karena tidak ada patah hati yang bisa baik-baik saja.
"Gue ngerti gimana perasaan lo saat ini. Gue nggak akan bilang masih banyak cowok diluar sana yang mau sama lo. Dan lo juga nggak akan dengar kata semangat dari gue karena gue tau, nggak ada yang baik-baik aja dari patah hati," ujar Filo.
"Kalau lo mau nangis sekarang di depan kita nggak apa-apa. Kita gak akan bilang lo cengeng atau lemah karena saat kita sedang patah hati atau lelah obatnya cuma satu. Yaitu nangis sampai lo ngerasa lega," sambung Kyla.
Filo mengangguk setuju.
"Tapi nangisnya nggak di sini. Kita ke taman belakang ya? Di sana lo bisa nangis sepuas lo tanpa ada orang yang akan menghakimi lo."
Sila mengangguk, ia sangat bersyukur bisa mengenal Filo dan Kyla sebagai sahabatnya bahkan lebih dari sekedar sahabat. Filo dan Kyla sudah seperti seorang kakak bagi Sila karena mereka menjaga Sila selayaknya seorang adik.
••••
Meskipun matanya sembab, Sila merasa lega karena sudah menumpahkan semua air matanya di depan Filo dan Kyla. Meskipun rasa sakitnya masih terasa, setidaknya rasa sesak yang ia rasa di dadanya sedikit berkurang.
"Gimana? Udah lega?" tanya Filo.
Sila mengangguk."Makasih ya, Kak," ucap Sila merasa sangat beruntung.
"Iya sama-sama."
"Beb!" Kyla melambaikan tangannya kearah Dipta, Filo yang sadar Dipta bersama Darma langsung menggeplak lengan Kyla. Ia melihat kearah Sila yang wajahnya kembali murung.
"Liat situasi dong!" bisik Filo sebal.
"Y-ya sorry... namanya juga lupa," sesal Kyla.
"Hai Beb!" sapa Dipta kembali setelah berada di depan Kyla, Filo, serta Sila.
Sila berusaha untuk terlihat biasa saja di depan Darma, ia juga melihat dagu cowok itu di plester tapi setelah itu Sila memalingkan wajahnya kearah lain berusaha untuk tidak peduli.
"Gimana keadaan Ibra, Ta?" tanya Filo pada Dipta.
"Ee... operasinya lancar cuma..." ucapan Dipta menggantung namun dengan cepat Jery menimpalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Dla nastolatkówSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...