Di kamar dengan penerangan minim, Arumi memeluk foto pernikahannya dengan Marsel. Tepat hari ini 1 tahun kepergian lelaki itu. Akibat kecelakaan maut yang terjadi 1 tahun lalu sudah merenggut nyawa Marsel.
"Boleh gak hari ini aku nangis? Aku gak bisa terus-terusan sok kuat di depan anak-anak. Aku rapuh Sel, aku merasa sendiri," Isak Arumi. Air mata tidak bisa lagi ia bendung.
Mau sekuat apapun Arumi memamerkan kebahagiannya tetap saja ia merasa sepi tanpa Marsel. Di depan anak-anaknya Arumi bisa terlihat baik-baik saja tapi saat sendiri seperti ini ia sangat merindukan pria konyol itu. Selama Arumi bersama Marsel tidak pernah sekalipun Marsel membuatnya bersedih.
Flashback
Saat itu jam menunjukkan pukul 12:30 malam dan Marsel baru saja pulang dari kantor. Setelah rapat Marsel memilih untuk langsung pulang. Ia sudah merindukan istri dan juga anak-anaknya.
Dering telpon terdengar dari dalam mobil Marsel. Saat di lihat nama Darma yang terpampang di layar ponselnya. Melihat jalanan cukup lenggang Marsel memilih mengangkat telponnya.
"Kenapa Kak?" Tanya Marsel saat sambungan telponnya sudah terhubung.
"Papa dimana? Papa lupa hari ini ulang tahun Darma?" Ucap Darma dari sebrang.
"Papa gak lupa kak. Ini Papa lagi di jalan pulang," ujar Marsel.
"Jam spesialnya udah lewat dan Papa belum ngucapin selamat ulang tahun sama Darma. Hari ini sweet seventeen Darma lho."
"Iya kak maaf. Happy sweet seventeen ya anak Papa. Jadi anak dan kakak yang baik buat Buna dan adik. Sekarang kakak bukan anak-anak lagi jadi harus bisa jagain Buna dan adik," ucap Marsel.
Terdengar helaan nafas dari sebrang. Hal tersebut membuat Marsel terkekeh. Pasti anak itu lagi bete.
"Dan satu lagi. Boneka babinya udah Papa taruh di laci dekat kasur. Papa harap ini boneka babi terakhir yang kakak minta pas ulang tahun. Kakak udah 17 tahun jangan minta boneka lagi," ujar Marsel.
Dari dulu setiap ulang tahun anak itu pasti meminta boneka babi. Entahlah kenapa kebiasaannya tidak hilang sampai sekarang. Padahal usianya bukan anak-anak lagi.
"Boneka babi? Kapan Papa beli?" Tanya Darma.
Marsel terkekeh."Kemarin pas kita ke mall gak sengaja Papa liat boneka babi kesukaan kamu. Papa sengaja beli dulu takut nanti Papa telat ngucapin dan kamu marah kayak sekarang," jelas Marsel.
"Darma emang marah sama Papa karena telat 30 menit ngucapinnya. Tapi sekarang marahnya tinggal dikit."
"Marahnya kok setengah-setengah," kekeh Marsel. Lucu saja anak cowok yang usianya sudah 17 tahun masih bisa bersikap seperti anak perempuan.
"Darma gak bakal marah lagi sampai Papa sampai di rumah dan tiup lilin sama Darma, Buna dan Damar."
"Iya. 20 menit lagi Papa sampai," ucap Marsel.
"Janji 20 menit?"
"Janji kakak."
Setelah itu panggilan pun terputus. Saat Marsel akan menaruh ponselnya di dasboard ponselnya terlebih dahulu jatuh ke bawah. Marsel pun menunduk untuk mengambil ponsel. Tanpa sadar Marsel baru saja melewati lampu yang sedang merah. Mobil yang seharusnya berhenti justru terus berjalan.
Dari arah kanan mobil Marsel, sebuah truk gandeng melaju dengan sangat kencang. Marsel sadar saat lampu truk itu masuk ke dalam mobilnya. Mata Marsel terbelalak, saat ingin menghindar sudah terlambat. Truk itu terlebih dahulu menghantam mobil Marsel hingga terguling 100 meter menghantam tiang listrik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Teen FictionSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...