26.Sebuah perhatian

1.2K 116 8
                                    

Darma melempar helm full face nya ke sembarang arah membuat Thor, Dipta dan Jery terpelonjat kaget. Di ruangan khusus anggota inti sudah ada mereka bertiga yang sedang santai memakan kacang rebus serta kopi hitam yang di wadai gelas plastik.

"Ada apa gerangan sih kawan?" tanya Thor menghampiri Darma di kursi single dekat jendela.

Darma tidak menjawab, pria itu hanya membuka slayer dan jaket menyisakan kaos oblong warna putih.

"Eh, lengan lo kenapa?" Thor sadar ada luka memar di lengan Darma saat pria itu membuka jaketnya.

Darma melihat lengannya yang terluka mengingatkan ia dengan kejadian tadi pas balapan.

Darma tersenyum miring melihat Abi tertinggal jauh di belakang. Berani sekali menantang Darma yang notabennya tidak pernah kalah dalam hal balapan.

Seketika Darma menginjak rem melihat seorang gadis tengah di ganggu oleh beberapa pria. Darma membulatkan matanya saat sadar jika gadis itu adalah Sila. Dengan cepat Darma membelokkan motornya kearah Sila dan menghentikan tepat di depan gadis itu.

Darma juga menepis balok kayu yang akan mengenai kepala Sila menggunakan lengannya. Darma tidak merasakan apapun saat balok kayu itu menghantam lengannya. Ia langsung menyuruh Sila untuk naik ke atas motor.

"Buruan naik!"

Darma langsung menancap gas menjauh dari gerombolan anak yang masih ingin mengejarnya. Setelah cukup jauh dari tempat itu, Darma menghentikan motornya.

"Turun!" suruh Darma pada Sila. Agar gadis itu tidak curiga, Darma langsung pergi tanpa menolehkan pandangannya pada Sila.

Sepertinya Abi sudah sampai di garis finis terlebih dahulu. Malam ini gara-gara gadis itu Darma harus merasakan yang namanya kekalahan apalagi musuhnya adalah Abi.

"Anjing!" umpat Darma melihat Abi sudah ada di garis finis.

"Kecelakaan kecil pas mau sampai di garis finis," ucap Darma.

"Lo sempat jatuh? Tapi lo masih menang kan?!" Heboh Thor.

"Biadab emang lo Thor. Temen kecelakaan masih tanya menang apa kagak. Harusnya lo tanya masih ada luka lagi gak?" kata Dipta perhatian.

"Btw lo menang apa kalah?" lanjut Dipta membuat Thor dan Jery memutar matanya malas. Apa bedanya sama Thor kalau begitu.

"Kalah."

Bukan Darma yang menjawab melainkan Ibra yang baru saja masuk bersama dengan Samuel.

"What kalah? Dalam sejarah jalanan seorang Julian kalah?" kaget Thor. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak menyangka.

"Kalah satu kali gak bakal buat nama Julian mati," ucap Jery.

"Tapi, kalau hari ini ada yang berhasil kalahin Darma itu artinya ada saingan berat buat Darma," ujar Dipta.

"Jangan sebut nama itu di markas kalau gak mau gue depak!" ancam Darma. Ia tidak mau ada sedikit celah untuk orang lain tau tentang identitas aslinya.

Dipta meneguk salivanya susah."Iya sorry aelah. Kejam banget jadi temen."

••••

Pagi-pagi sekali Darma sudah berada di depan rumah Sila. Sesuai ucapannya kemarin cowok itu akan menjemput Sila untuk berangkat bareng ke sekolah.

Darma menatap jendela yang ia yakini adalah kamar Sila. Ia mengambil ponselnya di dalam saku dan mencari kontak Sila yang sudah ia ambil dari ponsel Kyla waktu itu.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang