6.Peraturan Baru

1.8K 159 2
                                    

Dengan tenang Sila membaca buku di perpustakaan. Gadis itu hanya sendiri karena sekarang jam pelajaran masih berlangsung. Sila pergi ke perpustakaan karena kelasnya sedang tidak ada guru mengajar. Daripada berdiam diri tidak jelas lebih baik ia baca buku di perpustakaan.

Brag

Sila mendengar ada suara buku jatuh yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Sila berdiri untuk mengeceknya.

"Kak Rangga."

Rangga terkejut dengan kedatangan Sila yang tiba-tiba. Pria itu tadi tidak sengaja menjatuhkan buku-buku di rak.

"Kak Rangga ngapain di sini?" tanya Sila. Ia pikir ia sendiri di dalam perpustakaan. Sila membantu Rangga menaruh buku yang jatuh kembali ke rak.

"Tadi gue mau ambil buku buat latihan soal. Tapi gue malah senggol buku-buku ini sampai jatuh," jelas Rangga.

"Gue ganggu lo, ya?" tanya Rangga tidak enak.

"Nggak kok kak. Kak Rangga gak papa kan?"

"Iya gue gak papa. Makasih ya," ucap Rangga karena Sila sudah membantunya.

"Iya kak sama-sama. Lain kali hati-hati," peringat Sila.

Rangga mengangguk lalu pamit untuk pergi. Setelah pria itu pergi Sila ingin kembali ke tempatnya. Namun ia dikagetkan dengan seseorang di belakangnya.

"Gue cariin di sini rupanya. Gak ada tempat lain apa buat pacaran."

Sila memutar matanya malas. Kenapa sih Sila harus terus bertemu dengan ketua osis tidak punya hati ini. Di manapun Sila pergi pasti orang itu akan muncul.

"Siapa yang pacaran sih! Gue cuma bantuin kak Rangga tadi!" jawab Sila sedikit ngegas.

"Alasan. Ke ruang rapat osis sekarang!" titah Darma lalu pergi begitu saja. Sila mengepalkan kedua tangannya dan memukul-mukul di udara. Ia sedang membayangkan memukul wajah ketua osis itu.

•••••••

Semua orang di ruangan itu seketika terdiam melihat Sila masuk. Gadis itu berjalan lalu duduk di salah satu kursi kosong. Elina yang melihat kehadiran Sila langsung menghampiri dirinya.

"Lo ngapain disini. Ini itu ruang rapat osis!" ujar Elina.

"Gue---"

"Dia wakil ketua osis yang baru," Darma membantu menjawabnya.

Elina menoleh pada Darma. Gadis berambut curly itu mendekati Darma.

"Hah? Kok bisa!"

"Ya bisalah kan Bu Yuni yang suruh," ujar Darma santai.

"Terus Rangga?"

"Dia ngundurin diri."

Elina berdecak sebal. Sejak pertama melihat gadis sok angkuh itu Elina sudah meng-klaim Sila sebagai musuhnya.

•••••••

"Kita akan buat peraturan baru di sekolah ini. Semua junior harus hormat sama yang senior. Kalau sampai ada yang melanggar maka kita para senior bebas menghukumnya," ujar Darma.

Brakk

"Gue gak setuju!" Sila menggebrak meja setelah mendengar peraturan baru yang di buat oleh Darma.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang