16. Awal Balas Dendam

1.7K 138 15
                                    

Di depan gedung besar itu sudah terdapat Darma dan anggota The Anger lainnya. Di sana Darma sudah memegang dua dirigen bensin besar untuk membakar gedung di depannya itu.

"Cctv udah di rusak?" tanya Darma dari balik slayer hitamnya.

"Udah," jawab Samuel di samping Darma.

"Pastikan gak ada barang bukti yang menunjukkan The Anger pelakunya."

"Tenang Ju, semua udah aman dan sesuai sama perintah lo."

Darma menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Lakukan!" perintah Darma.

Dua orang dari anggota The Anger maju dan mengambil alih dirigen itu dari tangan Darma. Sesuai perintah cowok itu mereka menyiram bagian depan gedung itu dengan bensin.

Setelah itu Darma mengeluarkan korek api dari saku jaketnya.

"Ini belum seberapa tuan Arega. Mari kita mulai pembalasannya!"

Setelah memetik korek api itu, Darma melemparkan pada siraman bensin hingga menimbulkan kobaran api di depannya.

Darma tersenyum puas melihat api yang perlahan menalar ke gedung itu. Sirine kebakaran di gedung itu berbunyi dengan sangat nyaring.

"Cabut!" ucap Darma. Setelah itu ia menaiki motornya dan pergi dari sana yang di ikuti oleh semua anggota.

••••

Mobil sedan hitam milik Sila baru saja sampai di rumah besar milik keluarganya.

"Papa masuk dulu aja biar Sila yang angkat koper Papa ke dalam," ujar Sila sebelum turun.

"Nggak usah biar Papa aja," tolak Farel.

"Nggak apa-apa Papa pasti capek baru pulang. Mending Papa langsung temuin nenek di dalam."

"Koper Papa berat lho."

"Sila kuat kok. Nggak apa-apa Papa masuk aja," ucap Sila meyakinkan.

Farel menghela nafasnya pasrah.

"Yaudah." Farel turun tanpa berdebat lagi dengan putrinya. Tapi baru saja kakinya menginjak paving halaman rumah sebuah dering telpon menghentikan langkahnya.

Farel merogoh saku jasnya dan mengambil ponsel di dalamnya. Farel menempelkan ponselnya di telinga.

"Iya kenapa?"

"[...]"

"Apa?! Kok bisa!"

Sila mengernyit heran melihat perubahan di raut wajah Papanya. Papanya itu terlihat sangat terkejut.

"Iya saya akan kesana."

Farel menutup panggilannya dan menoleh pada Sila di samping mobil yang terlihat kebingungan.

"Kenapa Pa?" tanya Sila.

"Salah satu perusahaan cabang di jalan kenanga kebakaran," jawab Farel.

Mata Sila langsung membola.

"Hah? Kok bisa!"

"Papa juga gak tau, ini Papa mau langsung pergi ke sana."

"Tapi kan Papa baru sampai rumah," ujar Sila.

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang