Happy Reading!
_______________
Seorang gadis menyusuri lorong kampus dengan tergesa gesa sambil sesekali melihat jam dan sialnya ia terlambat akibat maraton anime. Sesampainya di depan kelas, ia memandang pintu dengan perasaan campur aduk lalu membuka pintu perlahan.
"Ehh?" Ia terkejut melihat keadaan masih sepi.
"Deva!" Teriak salah satu mahasiswi yang duduk di pojok melambaikan tangan memanggilnya. Segera ia melangkah mendekati meja lalu duduk di sebelah sahabatnya.
"Udah lama Ra?" Tanya Deva pada gadis di sebelahnya yang bernama Namira.
"Hooh. Lo kenapa ngos ngosan gitu? Wah curiga gue, lo abis ngapain?" Ucap Namira dengan tatapan menyelidik.
"Mulut lo ya, gak usah mulai deh. Ini kenapa kelas sepi amat? Gak mungkin dong udah bubar?"
"Lah kan jadwalnya di undur sejam lagi. Lo gak cek grup chat??"
What! Deva langsung mengambil ponselnya dan membuka chat grupnya. Dengan kesal ia membanting ponselnya ke meja, sontak membuat semua orang di kelas menoleh ke arahnya.
"Ehh anying santai dong, masih pagi nih. Kalo gue jantungan gimana!" Bentak Namira.
"Sia-sia aja gue lari gak jelas" dengusnya kesal
"Lah lu yang bego gak cek hp dulu, mau nyalahin siapa". Deva menidurkan kepalanya di atas meja tanpa menanggapi omelan sahabatnya.
"Ajeng mana ya? Biasanya dia paling awal nongol di kelas" ucap Namira sambil memainkan ponselnya.
"Auk ah" jawab Deva. "Gue mau tidur bentar. Ntar bangunin gue Ra" sambungnya.
✵✵✵✵✵
"Jeng gue ikut nebeng lo ya" ucap Deva sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.
"Oke. Tapi ke toko buku bentar ya, ada buku yang mau gue beli". Deva menjawab dengan anggukan lalu mereka berjalan menuju tempat parkir.
"Gue masih heran sama lo Dev. Lo kan orang kaya, kenapa lo malah kerja jadi pelayan di cafe?" Ucap Namira
"Yang kaya kan bokap nyokap gue bukan gue Ra. Lagian ada undang-undang kalo orang kaya gak boleh kerja jadi pelayan"
"Ya gak gitulah, maksud gue sekalipun lo pengen kerja kenapa lo gak di perusahaan papi lo aja dan malah kerja di cafe"
"Ya karena gue gak tertarik" ucapnya santai lalu berjalan mendahului kedua sahabatnya
"Itu betina, gue nanya serius malah melengos. Untung sahabat, kalo gak udah gue lempar pake bata tuh anak" kesal Namira sedangkan Ajeng hanya terkekeh melihat perdebatan kedua sahabatnya.
Sesampai di parkiran, terlihat Deva duduk di atas motor Ajeng sambil memainkan ponselnya.
"Lo yakin gak mau kita temenin Ra?" tanya Ajeng sambil memasang helm.
"Iya gapapa, supir gue udah deket kok. Udah sana, ntar kalian telat"
"Kalo ada apa-apa langsung telpon kita Ra" ucap Deva. Namira mengangguk dan melambaikan tangan kepada sahabatnya.
Di toko buku, Ajeng pergi ke blok buku tujuannya sedangkan Deva sibuk memilih komik. Sebenarnya ia tak berniat untuk membeli buku, tapi ketika ia melihat komik yang mungkin baru datang ke toko ini, tanpa berpikir panjang ia langsung memilih untuk melengkapi koleksinya.
Ia melihat satu persatu deretan komik sampai matanya menemukan sampul berwarna hitam dengan corak merah. Bertepatan dengan itu, seseorang juga menyentuh komik itu. Sontak Deva langsung menoleh ke arah pemilik tangan.
Deva menarik komik lebih dulu lalu melihat sekilas sampul komiknya. "Lo mau?" Cowok berseragam SMA menatap Deva tanpa minat lalu mengambil komik di tangan Deva.
"Hm" jawabnya singkat lalu berbalik meninggalkan Deva yang menatap heran.
"Gak ada adab banget bocah sekarang, bukannya bilang terimakasih" ucapnya kesal lalu melangkah menuju kasir.
Deva menunggu Ajeng di depan toko sambil membaca komik yang ia beli. Tiba-tiba ia merasakan lengan kanannya basah akibat seseorang menabraknya.
"Woy dek liat-liat dong kalo jalan. Astaga basah kan baju gue" kesalnya sambil mengibaskan lengan bajunya.
Laki-laki di hadapannya hanya menatap datar. "Cuma air doang, gak bikin lecet kan" ucapnya santai
Emosi Deva tersulut dengan pernyataan santai laki-laki itu. "Eh bocah, lo di sekolah gak di ajarin sopan santun? Bukannya minta maaf udah nyiram gue"
"Gak sengaja" ucapnya datar.
"Seenggaknya ada itikad baik buat minta maaf, gak susah kan?"
Laki-laki itu mengambil dompet di sakunya lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas merah lalu menarik tangan Deva.
"Sama-sama" ucapnya datar lalu meninggalkan Deva.
Ia membuka genggaman tangannya dengan tiga lembar uang seratus ribu. Ia meremas uang di tangannya dengan kesal dan ketika ia mengejar laki-laki itu, ia sudah pergi dari area toko.
"BOCAH SIALAN!" Teriaknya kesal.
Sesampainya di cafe, seorang pria yang sedang berdiri di depan meja kasir terkejut melihat kedatangan Deva dengan tampilan setengah basah.
"Abis ngapain lo sampai basah gitu?" Tanya pria itu heran.
"Diem lo! Sumpah tuh bocah bener-bener bikin gue emosi!" Ucapnya lalu meninggalkan Haris, manager sekaligus sahabatnya yang menatap bingung Deva. Tak peduli dengan tatapan aneh beberapa orang, Deva berjalan dengan cuek menuju ruang ganti.
"Jeng, tuh anak kenapa?"
"Tadi di toko buku gak sengaja kesenggol, katanya itu orang gak mau minta maaf dan malah ngasi uang sama Deva" jelas Ajeng
Haris tertawa mendengar penjelasan Ajeng. "Pantesan. Ya udah kamu ganti pakaian juga Jeng dan langsung mulai kerja ya"
"Iya kak" Ajeng berlari pelan menyusul Deva setelah berpamitan dengan managernya.
Beberapa menit kemudian, Deva dan Ajeng keluar dan mulai bekerja. Deva memulai pekerjaan dengan menerima pesanan dari pelanggan.
Hari ini moodnya benar-benar kacau sampai ia kehilangan fokus dan melakukan kesalahan hingga membuat pelanggan sedikit kesal. Deva panik dan meminta maaf kepada pelanggan yang menatap kesal dirinya. Ahh hari ini ia benar-benar kacau.
"Lo gapapa Dev?" Tanya managernya
"Gapapa. Sorry Ris gara-gara gue gak fokus bikin pelanggan kita kesel" ucap Deva dengan perasaan bersalah.
"Kalo lo capek mending libur ajalah gapapa"
"Gak lah, gila aja lo. Janji gak ngulangin lagi" Haris hanya mengangguk lalu melangkah masuk ke ruangannya. Deva berjalan ke toilet untuk membasuh wajahnya sebentar lalu kembali bekerja.
"Dev, minta tolong bawa minumannya ke meja pojok tempat bang Haris duduk ya, gue mau ke toilet bentar" ucap Jerry, salah satu teman kerjanya. Deva mengangguk dan membawa pesanannya.
"Permisi kak, ini pes.. LO?! Ia menunjuk laki-laki dihadapannya dengan tatapan kesal. Entah kesialan macam apa yang membuat ia harus bertemu dengan bocah sial ini lagi
* * *
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/281479854-288-k689389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANDRA
RomanceFollow sebelum baca ! Devanatasya Kennan, seorang mahasiswi sederhana yang bekerja di sebuah cafe kecil. Kecuali sahabatnya, tak banyak yang tahu jika ia berasal dari keluarga berada termasuk kekasihnya. Dengan alasan perbedaan statuslah yang akhirn...