Sebelum dinamakan “The First Place”, gue dan anak-anak nggak berniat untuk menseriuskan band ini. Karena memang dari awal kita sekedar iseng mengisi waktu luang dengan main musik dan cover beberapa lagu.
Namun, semua berubah ketika salah satu anak BEM mengundang The First Place buat mengisi acara kampus.
“Halo Bang. Gue Faris, perwakilan dari BEM. Kami mau ngundang abang-abang sekalian buat pengisi acara kampus.”
“Abang-abang katanya. Berasa tukang cilok gue” celetuk gue asal yang dibalas sikutan pada perut oleh Mas Kala.
“Acaranya kapan, Ris?" Mas Samu membuka suara.
“Sabtu depan, Bang. Gimana?"
"Fee-nya gimana, Ris?" Mas Matt memang luar biasa kalo masalah duit.
"Itu bisa kita bicarain nanti kalo abang-abang udah setuju."
“Kita diskusiin dulu, ya. Nanti dikabarin sama Mas Samu. Lo kasih aja nomer lo.”
Setelahnya, gue dan yang lain langsung mendiskusikan.
“Terima nggak nih, Mas?”
“Ntar dulu, Matt. Sebelum kita ambil job ini, kita tentuin dulu official name kita apa. Selama ini kan kita cover buat iseng-iseng doang. Nggak pernah disebarluaskan juga.” jelas Mas Samu.
“Bener, Mas. Tadi gue juga mikir gitu. Ada yang punya ide nggak?”
Jo melihat satu persatu wajah gue dan yang lain.
“What about The Boys? Or God's children?” Dani yang berada diujung sofa mulai memberi masukkan.
“Religi amat sih, Cahyadi.”
Buset Mas Matt. Semoga Bapaknya Dani nggak keselek sekarang.
“GUE TAU!” ucap Mas Samu yang bikin gue dan Dani hampir terjungkal dari sofa.
“The Barokah Band aja, guys.”
Hening seketika……………
“ANJING YANG BENER AJA LO, MAS!!” -Marah 1
“GUE OUT AJALAH KALO BEGITU MAH.” -Marah 2
“MASA NAMA BAND KITA SAMA KAYAK WARTEG DEKET KOSAN GUE???” -Marah 3
Sementara pada ngamuk, dilain sisi gue sama Mas Matt ngakak nggak berhenti dipojokan. Lo tebak sendiri dah tuh siapa saja yang ngamuk.
“Kan maksud gue biar berkah band kita ini. Syukur-syukur bisa sukses. Nama itu kan doa.” jelas Mas Samu.
“YA NGGAK BAROKAH JUGA MAS, TOLONG LAH!” -Masih marah 1
“SEKALIAN AJA MAJU JAYA BAND, MAS.” -Masih marah 2
"MAS, NANTI KALO GUE PAMIT MANGGUNG NGGAK ENAK NGOMONGNYA SAMA NYOKAP. MASA BILANGNYA 'MA, AKU SAMA THE BAROKAH BAND MAU MANGGUNG HARI INI. DOAIN YAH' MASA GITU???" -Masih marah 3
Mendengar ocehan Jo barusan semakin membuat gue dan Mas Matt ngakak nggak karuan sampai gegulingan dikarpet.
Akhirnya gue menghampiri mereka yang masih sibuk berdebat dengan sisa tawa yang masih nyangkut dimulut gue.
"Udah sekarang gini aja, tiap satu orang bawa satu nama terus vote.”
“Gue black forest.” usul Dani
“The blue sky.” usul Jo
“Kenapa jadi ada warnanya semua? Gue young men.” usul Mas Matt
“Gue the first place.” usul Mas Kala
“Gue the diversity, deh. Kan kita semua dari berbeda suku. Lo apaan, Mas?” tanya gue ke Mas Samu.
“Ya yang tadi, Nan.”
“Okay usulan Mas Samu langsung blacklist, ya. Yuk langsung vote aja.” cerocos Mas Kala. Sewot banget nih orang wkwk.
“Namanya bagus-bagus. Gue bingung mau vote yang mana.”
Iya sih, gue sendiri juga bingung. Tumben nih otak anak-anak pada jalan, biasanya mandek.
“Gue vote punya Mas Hanan.” ucap Dani.
“Gue pilih Kala.” ucap Mas Matt.
“Gue Kala.” ucap Mas Samu.
“Tinggal lo nih, Jo. Kalo lo mau pilih Hanan, kita suruh pacar lu, Hanan, Kala sama Matt suruh ikutan ngevote.” lanjut Mas Samu.
“Filosofi dibalik pilihan namanya Mas Hanan bagus, tapi arti nama pilihan Mas Kala juga bagus.”
“Cepetan, bangsat. Gue laper ini!”
“Gue pilih Mas Kala.” ucap Jo
“Okay fix, ya. Dengan menyebut Tuhan Yang Maha Esa, gue mengumumkan bahwa nama band kita adalah The First Place. Dengan harapan semoga kita bisa punya tempat sendiri dihati orang sekitar dan fans kita nanti.” Mas Samu berucap dan berlagak seperti pidato kemerdekaan.
“Iya udah Mas, lo kebanyakan bacot. Buruan lo chat si Faris deh kalo kita ambil job-nya. Gue mau makan kikil, nih. Dan, jadi nggak?” tanya Mas Matt ke Dani sambil berjalan kearah pintu. Dasar nggak sopan.
Ya begitulah dibalik kisah pemberian nama band kami. Semoga doa Mas Samu dijabah sama Allah. Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOJO
FanfictionSekilas Cerita Kehidupan Rumah Tangga Tiffany Naditya Kusuma & Hanan Adityatama Erlangga.