Dihari sabtu pagi yang cerah ini sudah jadi jadwal tetap gue buat cuci baju sedangkan Ifa berkutat dengan peralatan masak. Apalagi kalau bukan membuat sarapan plus makan siang nanti. Terlebih kami akan kedatangan tamu spesial yaitu, Camilla, keponakan Ifa yang baru berusia empat tahun.
Mbak Rere (Ibu Camilla) dan suami berencana untuk menghadiri reuni kampus di Bogor. Karena acaranya hampir seharian dan Camilla anaknya gampang bosan, jadilah dititipkan ke gue dan Ifa. Gue sih nggak masalah, selama ada Ifa semua bakal beres, hehe.
.
"Assalamu'alaikum. Hai, Nan."
"Wa'alaikumussalam, Mbak. Ayo masuk."
Mendengar suara dari arah pintu, Ifa keluar masih dengan celemek pink nya.
"Halo sayangkuuuuu."
Ifa menyambut kedatangan si bocil dengan menghujaninya lewat ciuman.
Jangan iri, jangan iri.
"Gue langsung aja ya, Fa. Takut macet. Nak, baik-baik sama Tante dan Om, ya. Mami sama Papi usahakan maghrib sudah pulang, okay?"
"Okay, Mami." sahut Milla dengan anggukan beberapa kali yang membuat cepolan rambutnya ikut bergerak.
Gemes juga nih, anak.
"Pintar! Itu ditas ada semua keperluannya Milla ya, Fa. Kalo ada apa-apa telfon gue aja. Titip Milla ya Fa, Nan. Bye, Nak."
.
"Milla main sama Om Hanan, ya. Tante mau cuci baju sama masak sebentar, boleh?"
"Boyeh, Tante."
"Lho kan aku yang nyuci, Dek?"
"Nggak papa, Bojo. Kamu jagain Milla aja. Itu camilan Milla ada ditas, kalo kamu kesusahan panggil aku, ya."
Pesan Ifa sebelum kembali ke dapur.
.
Jarang berinteraksi pada anak kecil, membuat gue kikuk dan bingung mau ngapain. Jadi, yang gue lakukan daritadi adalah mengamati Milla mainkan boneka kelinci nya.
Coba deh, gue sok akrab.
"Milla mau mam biskuit, Nak?"
"Ndak au, Om."
"Terus maunya apa?"
"Ain oneka."
Okay, gue stuck dan memilih kembali fokus pada ponsel gue. Lagi asik-asik scroll akun meme, Camilla bicara sesuatu.
"Om, alan-alan ait peda, yuk."
Hah?
"Gimana, Mill?"
"Ayo alan-alan ait peda, Om."
Alan-alan apaan? Gue taunya alun-alun.
Bentar gue cerna dulu Mill, lo ngomong apa barusan. Translator kamu lagi masak, Nak. Om mikir duluu.
"Om, ayo!"
"Kemana, Milla?"
"Alan-alan."
Kalau Milla pintar ngejek, mungkin dia ngakak liat komuk gue kayaknya. Soalnya kata Mas Kala kalau gue lagi mikir keras, keliatan jelek banget.
Alan-alan, alan-alan... OH JALAN-JALAN! Bego lo, Nan!
"Okay. Kita jalan-jalan keliling komplek aja, ya."
Mila hanya mengangguk sebagai jawaban. Semoga bocahnya nggak bete karena Om nya kelamaan mikir tadi. Sebelum pergi, jelas pamit dulu pada nyonya yang punya rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOJO
FanfictionSekilas Cerita Kehidupan Rumah Tangga Tiffany Naditya Kusuma & Hanan Adityatama Erlangga.