Akhir

24 2 2
                                    

Bertahun-tahun terlewati. Banyak hal berubah. Begitu juga dengan keluarga personil The First Place.

Baiklah, kita mulai dari tetua, Bapak Samudra Hendrawan.

Setelah beberapa tahun lulus S2 dan menikah, Samudra banting stir jadi seorang dosen di kampus swasta elit di bilangan Jakarta Pusat. Reputasinya sebagai dosen terbilang cemerlang, hingga rektor kampus memberi slot khusus untuk anak gadisnya yang masih berusia 16 tahun.

Telah diangkat dosen tetap, membuat jam terbang Bapak Samu semakin padat. Itu sebabnya ia selalu menyempatkan diri untuk menjemput anaknya kembali dari sekolah. Ia tahu, menjadi anak semata wayang dari kedua orang tua yang masih bekerja bukan perkara mudah, ia pernah merasakannya dulu. Itulah mengapa ia selalu memastikan sang anak tak kesepian.

Gendis suka protes kalau Papanya tiba-tiba kirim sesuatu. Bukan apa, empat driver ojol bisa datang diwaktu bersamaan dan isinya makanan semua. Selain pesan banyak, Papanya juga kerap kali menyelipkan note dipesanannya. Begini salah satu isinya,

"Papa ngeliat buku Tere Liye kamu ada yang masih disegel, jadi papa beliin cemilan buat baca."

Tau nggak, dibeliin cemilan apa? BAKSO! SEJAK KAPAN BAKSO JADI CEMILAN?!!

.

Kita beralih ke Bapak Alevandra Matthew. Sosok Ayah ceriwis, kreatif dan santuy bagi anak perempuannya.

Dulu saat Jasmine kecil, pernah ngide mengecat kamar anaknya dengan cara melempar seluruh isi kaleng cat dalam beberapa warna agar nanti membentuk gradasi cantik dengan sendirinya. Saking semangatnya, ia tak sengaja mengguyur anaknya yang anteng berdiri dipinggir kamar. Buru-buru deh tuh, tarik Jasmine ke toilet sebelum cat-nya mengering.

Jasmine menjadi anak yang tak pernah absen bila sang Ayah latihan band, berdiri paling depan saat Ayahnya manggung, serta ikut tour kala ia sedang libur sekolah. Intinya Jasmine anak Ayah banget sekaligus penggemar TFP garis keras!

Kalau ada yang berpendapat bahwa pergi bersama Ayah itu membosankan, ia akan menentang keras pendapat tersebut. Setidaknya itu berlaku untuknya. Menurut Jasmine, bepergian bersama Ayah menjadi obat kejenuhannya akan dunia perkuliahan.

Naik gunung bareng? Pernah. Bikin tato kembaran? Pernah. Mancing dilaut lepas? Ih, itu kesukaan mereka!

No need ayang, as long as ada Ayah pokoknya!

.

Ketiga dari Bapak Kala Yudhistira. Bapak paling lembut dan keren seantero jagat menurut anak sulungnya, Baskara Yudhistira.

Bapak Kala ini multitask banget, bisa jadi teman main Kara, partner masak si kembar, sampai sobat se-pergunjingan Mama.

Punya anak banyak namun memiliki wajah tetap awet muda adalah penggambaran tepat untuk Kala. Ada satu waktu Kara terpaksa dijemput bapaknya karena mobilnya masuk bengkel. Terus biasalah, mereka nongkrong dulu. Nggak sengaja mereka ketemu teman divisi Kara, namanya Dodi. Tanpa bertanya terlebih dulu, si Dodi main salam ala-ala anak jaman sekarang gitu. Melihat tingkah tak sopan terhadap bapaknya, Kara ceteluk,

"Woy, ini bokap gue. Songong amat lo!"

Nah, cengo deh, si Dodi lihat bapaknya Kara.

Diantara anak TFP lain, Kara digadang-gadang menjadi penerus bapaknya didunia per-band-an. Dari kecil dicekok berbagai instrumen dan paling klop sama gitar, jangan lupa vokal indahnya yang diturunkan dari Kala.

Potensi tersebut tak disia-siakan oleh Kala, ia sempat meminta Dani untuk membantu anaknya. Namun Kara menolak dengan alasan ia lebih suka belajar dan nggak ada cita-cita jadi penyanyi seperti bapaknya.

BOJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang