Extra Part 3

20 3 0
                                    

Matahari semakin meninggi. Menandakan hari semakin siang. Dua lelaki kesayangan Ifa terpantau luntang-lantung di apartment. Jujur saja, mereka tak punya agenda apapun ketika dua perempuan kesayangan mereka menghabiskan waktu bersama sejak pagi.

"Bang, Papap laper. Bikinin makanan, dong."

Si pemimpin keluarga menyuarakan isi perutnya yang mulai meronta-ronta meminta diberi asupan.

"Papap mau bikin aku dicoret dari KK sama Ibun?"

"Nggak usah lebay. Terakhir kali kamu masak, kamu cuma rusakin kompor."

Jangan ditanya apa yang sudah dilakukan Abang saat itu. Untungnya, Ifa masih memiliki hati nurani untuk mengampuni anaknya yang telah merusak kompor berharganya itu. Bukan masalah nilai dari si barang, tapi usaha Ifa mendapatkannya.

Coba bayangkan, mana ada nyonya besar mau bersusah payah desak-desakan demi dapat kompor diskon?

"Delivery aja deh, Pap. Aku nyerah kalo disuruh masak."

"Kamu mau dicincang sama Ibun mu?"

Perdebatan terus berlanjut. Bukan tanpa alasan. Sebelum berangkat, Ifa sudah memberi mandat pada mereka untuk memasak dan mengancam akan marah bila mereka kedapatan membeli diluar.

Ifa ingin tau, seberapa besar usaha mereka demi sepiring makan yang selama ini selalu mereka dapatkan dengan mudah.

Menit demi menit berlalu, akhirnya pasangan Ayah dan anak itu sepakat membuat mi goreng ala-ala. Menu tersebut merupakan ide Abang yang pernah dibuatkan oleh Kean saat Ibu dan Ayah mereka pergi keluar kota.

Bahan dan cara membuatnya mudah. Cukup sediakan mi instan, sosis, bakso, sawi, garam serta bawang merah dan putih.

Abang kebagian job memotong semua bahan dan Hanan sendiri bagian merebus mi.

Saat mengaduk mi dalam panci, Hanan dibuat terkejut akan kelakuan putra sulungnya yang tiba-tiba menangis. Rupanya kedua jenis bawang lah pelakunya.

Diam-diam Hanan memotret momen tersebut dan mengirimnya pada Ifa sembari tertawa jahat.

.

Kegiatan masak memasak tak seburuk pengalaman mereka sebelumnya. Setidaknya bila itu dilakukan oleh dua orang dan menu yang dimasak pun mudah.

Dalam kurun waktu 25 menit, makanan mereka sudah siap santap. Tak lupa, mereka memamerkan hasilnya pada Ifa dan Kean.

Ditengah kesiapan mereka untuk dipuji, panggilan masuk dari ponsel Hanan menambah senyum lebar keduanya.

"Bun––"

"KOK MASAK MI????"

Sontak saja kedua lelaki tersebut melempar pandangan. Mereka tak menyangka respon dari ratu tak sebaik yang mereka pikirkan.

"AKU SEDIAKAN AYAM, DAGING, DAN SAYUR MAYUR BIAR KALIAN BISA KREASI MASAKAN ENAK DAN SEHAT. BUKAN BIKIN MI!!"

Tanpa disadari, keduanya menelan ludah. Takut akan serangan berikutnya.

"Mana Abang?"

Tak basa-basi, Hanan melempar ponselnya pada Abang.

"..iya, Bun?"

"KAMU BARU MAKAN MI TIGA HARI YANG LALU, TERUS SEKARANG MAKAN MI LAGI?!"

Pukulan pelan pada lengan Abang dari Hanan mengalihkan sejenak dari kemarahan Ibunya.

Peraturan dirumah mereka, yang Abang sendiri lupa nomor berapa, mengatakan bahwa jadwal makan makanan instan hanya berlaku satu kali dalam sebulan.

Seketat itu Ifa menjaga kesehatan makanan yang dikonsumsi keluarganya.

BOJOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang