Dunia bawah Jakarta dikuasai oleh dua kelompok. Komplotan Tirai Naga yang menguasai wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, sedangkan Geng Sabit Merah menguasai wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Kedua kelompok ini memiliki peranan masing-masing dalam urusan dunia gelap Jakarta. Komplotan Tirai Naga menguasai dan memiliki hampir 90% hiburan di Jakarta, yakni klub malam, tempat karaoke, tempat pijat yang menyediakan jasa tambahan, serta hotel-hotel berbintang dan apartemen terselubung tempat prostitusi. Komplotan Tirai Naga mempunyai cengkraman yang kuat dalam bisnis gelap. Hampir semua tempat-tempat dunia malam di Jakarta, 90%nya pastilah kepunyaan Komplotan Tirai Naga. Kalaupun ada yang bukan, biasanya bisnis tersebut ditekan untuk mengurangi persaingan, ditekan dalam artian pemiliknya dibuat mati. Komplotan ini juga dekat dengan banyak pejabat-pejabat penting negara, elit politik, dan para konglomerat.
Sedangkan Geng Sabit Merah merupakan Geng para preman. Mereka memiliki jumlah yang masif, dan biasanya menguasai pasar-pasar tradisional, lahan parkir ilegal di semua Jakarta. Mereka juga yang memegang kekuasaan sebagai 'tukang pukul' di Jakarta. Semua debt collector di Jakarta dipastikan anggota Geng Sabit Merah, atau setidaknya mempunyai bekingan Geng itu. Mereka juga punya jasa untuk 'melacak dan menghilangkan' seseorang. Selain itu semua, mereka jugalah yang mengatur pergerakan barang-barang terlarang seperti minuman keras dan narkoba di Jakarta.
Kedua kelompok ini, hampir tidak pernah berseteru karena memang dalam urusan bisnis di dunia gelap, mereka adalah partner bersama. Komplotan Tirai Naga yang mempunyai tempat-tempat hiburan malam biasanya bekerja sama dengan Geng Sabit Merah untuk menjaga tempat mereka dan juga menjaga pasokan 'barang' di tempat-tempat tersebut. Karena kerjasama bisnis ini, dan juga markas serta wilayah kekusaan yang telah terbagi di masing-masing Jakarta, kedua Kelompok pengusa Jakarta ini secara tidak langsung menciptakan keseimbangan dalam dunia gelap Jakarta.
Orang Jakarta normal, yang hidupnya di bawah cahaya biasanya tidak tahu tentang keberadaan kedua kelompok ini. Beruntung bagi mereka, tidak pernah berurusan dengan dua kelompok mengerikan penguasa dunia gelap Jakarta. Benar, beruntung, kalau sampai bermasalah dengan salah satu dari mereka, pilihannya hanyalah lari dari Jakarta dan berdoa tidak dikejar. Hanya itu. Tidak ada yang berani menyentuh anggota kedua kelompok ini, apalagi para petingginya. Aparat penegak hukum saja harus menguras kepala untuk dapat berurusan dengan kedua kelompok ini.
Lalu kemudian terdengar sebuah desas-desus terbentuknya sebuah Geng baru yang digadang-gadang menantang Tirai Naga dan Sabit Merah. Tidak ada yang tahu pasti apakah Geng ini nyata atau bukan karena penampakan mereka yang sangat jarang, namun perlahan aksi mereka yang terus mengacau di Jakarta mulai memberikan orang-orang di dunia bawah sebuah rasa penasaran dan kekhawatiran. Orang-orang menyebut Geng misterius itu Batavia Roses.
*****
Suara mesin motor saling beradu nyaring di tengah gelapnya malam. Bukan hanya beradu suara tapi juga para mesin motor itu beradu siapa yang dapat memacu diri paling cepat. Balapan liar yang diselenggarakan di jalan raya itu ditonton banyak penonton yang berdudukan di trotoar. Tentunya bukan hanya menonton, mereka semua juga bertaruh siapa yang akan memenangkan balapan malam ini.
Start belum dimulai. Masing-masing motor yang berbaris sejajar masih memanaskan mesin dan beradu suara. Ibarat paduan suara, hanya saja suara dari motor yang digas terus tapi tidak jalan itu begitu bising dan membuat telinga sesak. Tujuannya mungkin selain memanaskan mesin masing-masing, tapi juga untuk menjatuhkan mental lawan dengan bunyi nyaring hasil knalpot modif.
"Ayo-ayo taruhannya masih dibuka!"
Penonton yang belum memasang taruhannya pun berbondong-bondong mengambil slot. Pria dengan tato Sabit Merah itu pun kegirangan, sebagai bandar semakin banyak orang yang bertaruh tentunya ia akan semakin mendapatkan banyak keuntungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...