"Hai!" Jessica melompat menyapa Raiden, lebih tepatnya melompat ke depan motor astrea butut Raiden yang hendak melaju keluar dari gerbang sekolah. "Hei! Lu mau nabrak gue!?"
"Ya lagian lu ngapain tiba-tiba lompat begitu!"
Mereka berdua ribut-ribut di depan gerbang dan membuat macet alur keluar sepeda motor. Klakson pun berbunyi walau setelah dipelototi Raiden, orang tersebut langsung menunduk dan tidak berani lagi. Memang, sekarang jam pulang sekolah dan cewek bernama Jessica yang seharian tidak kelihatan di kelas ini tiba-tiba malah melompat menghadang motor Raiden yang mau keluar.
Mereka berdua pun ke pinggir memberikan jalan untuk yang lain lewat. "Mau ngapain lu?" Tanya Raiden sedikit kesal.
"Ehehe... Lu ada waktu kan? Ayo, kayak biasa!" Jessica mengangguk-angguk. Sebelum Raiden menjawabnya, Jessica sudah lebih dulu naik ke motor Raiden. Mau protes juga sudah susah. Jessica sudah duduk dan memeluk Raiden, mau tak mau, setelah mendengus melepaskan kesal, motor astrea butut itu pun melaju menuju rumah belanda.
"Darimana lu?"
"Yah... Bolos. Hehe, soalnya ngantuk dan capek sehabis malam tadi kurang tidur."
"Hmm..." Gumam Raiden yang kemudian mengintip melalui kaca spionnya. Sekarang, Jessica juga terlihat mengantuk, memejamkan mata dan merebahkan kepala di punggung Raiden. "Habis ngapain?" Tanya Raiden dengan wajah sayu.
Entah kenapa di dalam pikirannya terbayang berbagai hal yang membuatnya semakin merasa kesal. Soal Brandon. Entah kenapa ketika membayangkan Jessica menghabiskan waktunya malam tadi bersama pria itu hingga membuat Jessica kelelahan sampai bolos seperti ini sungguh membuat kesal. Raiden pun tak sadar kalau ia semakin memacu motornya lebih cepat lagi.
"Huaaahh..." Jessica menguap. "Habis ada meeting Sabit Merah. Ngapain sih mereka tiap ada pertemuan selalu tengah malam!"
"Meeting?"
"Ya! Terkait informasi yang diberikan Panda kemarin!"
Motor astrea butut Raiden tiba di rumah belanda. Seperti sebelum-sebelumnya, Jessica harus mengetuk berkali-kali barulah ada sosok Comcom yang membukakan pintu. "Lama!" Gerutu Jessica melangkah besar ke dalam rumah belanda. "Loh? Ada Om Italia juga ya? Nah! Pas sekali!" Jessica melihat sekeliling. Sendok dan Garpu sedang memasak seperti biasa, Comcom sibuk dengan komputernya, Om Italia lagi santai ngerokok, dan Gaban baru selesai berolahraga.
"Ada apa memangnya? Dari wajah you terlihat membawa berita menarik?" Tanya Om Italia sambil menghembuskan asap rokok.
Jessica ikut duduk di samping Om Italia, dan meminta sebatang rokok untuk dinyalakan. Raiden ingin menegur kebiasaan buruk itu, tapi... siapa dia? Gumamnya yang pada akhirnya hanya mencoba berdiam diri sembari ikut duduk di samping Jessica.
"Kemarin malam, aku ikut hadir dalam pertemuan antara Sabit Merah dan Hyena Hitam, geng orang kulit hitam."
Wajah semuanya pun langsung tertarik karena ini berita besar. Bukan hanya soal Jessica yang semakin dipercaya untuk mengikuti kegiatan Sabit Merah, tapi juga soal Hyena Hitam yang memang sering kali bersenggolan dengan Sabit Merah. "Lalu ada apa?" Tanya Comcom nampak yang paling antusias.
"Kabar dari Panda benar. Hyena Hitam itu sekarang semakin berani dan mulai mengambil alih area bisnis Sabit Merah." Jessica melipat tangan pertanda ingin bercerita panjang lebar, "Seperti yang kita tahu, Sabit Merah itu menguasai Tanjung Priok, sehingga barang haram Tirai Naga yang keluar masuk dari pelabuhan sana harus melalui Sabit Merah. Anggaplah sebagai jatah preman yang juga ikut memperlancar dan menjagakan barang Tirai Naga agar aman sampai ke Tirai Naga. Sabit Merah juga yang melakukan negosiasi dengan petugas di pelabuhan agar semua itu dapat diperlancar. Tapi..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...