"Lalu sekarang kita apakan dia?" Gara-gara kejadian tadi malam, rumah belanda pun ramai. Jarang-jarang mereka berkumpul seperti ini, bahkan bagi Raiden, ini pertama kalinya ia bermalam di sana. Semua karena adanya Uka yang dirawat di salah satu kamar. "Kita sadar sudah membawa salah satu Jenderal Sabit Merah ke rumah kita, bukan!?" Comcom terlihat yang paling panik dan tidak nyaman dengan situasi ini. "Lagian lu mau apa sih Je!? Kenapa dia tidak kita bunuh saja di jalan tadi?"
Garpu pun mengangguk setuju dengan itu. Lagipula, ide awal Garpu memang membunuh Uka langsung saja di sana, daripada repot-repot membawa Uka ke markas mereka seperti ini. Semua gara-gara sirine polisi yang tidak memberi mereka banyak waktu untuk berpikir, dan pada akhirnya mereka terjebak dalam situasi ini.
"Justru karena dia Jenderal Sabit Merah, rasanya sayang sekali langsung kita bunuh di sana. Bukan begitu?" Jessica berdiri dan menatap semuanya, "Kita bisa memanfaatkannya! Mengorek informasi lebih jauh tentang Sabit Merah dan juga... Mungkin..." Jessica mengapit dagu, rencananya ini sedikit gila dan benar-benar menantang Iblis, tapi, patut dicoba hingga ia pun mengatakannya, "Mungkin kita bisa menjadikannya sandera."
"Hah!? Sandera?" Tanya semua serempak.
"Ingat tujuan kita apa? Semua yang ada di sini mempunyai dendam baik ke Tirai Naga atau pun Sabit Merah. Tapi, untuk menghancurkan mereka dengan melawan langsung hampir mustahil, makanya rencana kita yang paling masuk akal adalah dengan mengadu domba mereka, ingat?" Semua yang ditatap Jessica terdiam, mengakui ucapan Jessica dan mengingat tujuan mereka masing-masing. "Di sana ada Jenderal Sabit Merah! Apa yang terjadi kalau misalkan kita memfitnah bahwa dia sekarang disekap oleh Tirai Naga?"
"I- itu..." Comcom tertunduk. "Itu akan membuat keduanya semakin menegang. Tidak!" Comcom menggelengkan kepala, "Bukan hanya menegang tapi karena dia itu Jenderal Sabit Merah, bukan tidak mungkin kedua geng itu bakalan langsung berperang!"
Jessica pun mengangguk, "Benar. Sabit Merah sudah punya banyak alasan untuk membenci Tirai Naga. Pertama dari niat Tirai Naga yang ingin menyingkirkan Sabit Merah dari lingkaran bisnis mereka, kedua dari penyerangan kita di villa, dan terakhir..." Jessica berjalan ke pintu dan mengintip sosok Uka yang masih terbaring tak sadarkan diri di dalam kamar.
"Lalu bagaimana dengan Tirai Naga sendiri?" Raiden kemudian angkat bicara. Masuk akal, karena selama ini yang ia tahu hanyalah sudut pandang dari Sabit Merah dan upaya memprovokasi mereka untuk menyerang Tirai Naga.
"Lu ingat berlian yang kita sembunyikan di villa Sabit Merah tempo hari bukan?" Pertanyaan Jessica lantas diangguki Raiden yang memang mengingat hal itu. "Berlian itu adalah barang antik yang sangat diinginkan Tirai Naga, Sabit Merah dipercaya untuk mengawalnya, tapi, berkat bantuan Panda kita berhasil mencurinya. Kondisi saat ini di Tirai Naga seperti apa, kita tidak tahu, yang jelas seharusnya mereka sudah mulai terprovokasi untuk membenci Sabit Merah. Hmmm..." Jessica kemudian sekali lagi mengapit dagu, "Apa jangan-jangan itu juga yang jadi alasan kenapa mereka mulai bergerak untuk memutus bisnis dengan Sabit Merah?"
"Berbicara mengenai Tirai Naga, apa sudah waktunya kita berbicara dengan dia terkait laporan bagaimana sekarang keadaan di sana?" Ucap Sendok ke Jessica.
Wajah Jessica terlihat murung dan tidak nyaman untuk sejenak. Ia kemudian menghembuskan nafas berat lalu melakukan peregangan. "Ya, aku akan berbicara dengannya nanti." Jessica kemudian melangkah naik ke lantai dua sambil mengajak Raiden untuk ikut dengannya. "Huaahhh..." Mulut terbuka lebar, menguap menandakan kantuk. Tidak heran, sekarang sudah subuh, sebentar lagi jam 5 dan mereka sedari tadi belum tidur.
"Bagaimana? Lu mau masuk sekolah hari ini? Huah..." Jessica menguap dan merebahkan diri di atas kasur. "Sorry menyeret lu sampai subuh begini, haha... Sini kalau lu mau tidur!" Jessica menepuk-nepuk bagian kasur di sebelahnya yang masih kosong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...