Setelah terpaksa melayani nafsu bejat Bertran di mobil pria itu, Jessica pun diusir keluar. Bertran mengeluarkan berbagai kata sumpah serapah yang pada intinya, pria itu mengutuk Jessica untuk membusuk di rumah boneka selamanya. Hidung dan mulut Jessica berdarah-darah, dipukuli Bertran. Sekarang saja, Jessica harus pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.
Tapi, semua hal tadi dirasa tidak benar-benar sia-sia. Jessica mengambil sesuatu yang sebelumnya ia selipkan di handuk yang melilit tubuhnya. Sebuah smartphone dalam keadaan mati. Tidak lain dan tidak bukan, itu adalah smartphone yang dipungut Jessica dari gudang Vlam. Sesaat sebelum dilumpuhkan di mobil Bertran tempo hari saat ia baru keluar dari gudang Vlam, Jessica menyembunyikan smartphone itu di dalam kursi mobil Bertran. Dan sekarang... Jessica mengamati smartphone itu untuk memutuskan apa yang harus ia lakukan dengan benda itu.
Semua... sudah berakhir, bukan begitu? Sabit Merah sudah tidak ada. Apa lagi yang bisa dipakai Jessica untuk menghancurkan Tirai Naga? Tidak ada. Bergantung kepada hukum? Itu omong kosong dan Jessica sudah tidak mau mengulangi kesalahannya. Memang... semua... sudah berakhir.
Jessica menaruh smartphone mati itu dan menyembunyikannya di bawah kasur. Beginikah akhirnya? Otak Jessica tidak dapat memikirkan rencana sebagai jalan keluar. Yang ada di dalam benaknya hanyalah sebuah perasaan membara untuk setidaknya, walaupun ia harus mati, ia akan menyeret Martin bersamanya ke neraka. Mungkin ia sudah gagal menghancurkan Tirai Naga, tapi... membunuh Martin... Membunuh Martin! Dia harus melakukannya sebelum dirinya mati! Tak peduli bagaimana caranya!
Jessica melangkah ke pintu kamar di sebelah kamarnya, "Alice..." Jessica mendorong pintu itu pelan untuk melihat sosok Alice yang tidak menjawabnya.
"Aaaahhh! Aaaahhhh! Aahh!? Je- Jessica!?" Rupanya, Alice sedang ada pelanggan. Salah satu anggota Tirai Naga yang tampak juga kaget dengan kehadiran sosok Jessica di sana. Keduanya sudah seperti pasangan selingkuh yang kepergok, langsung kebingungan.
"Ah, maaf mengganggu." Jessica yang sadar diri lantas menutup pintu kembali. Ia lupa dirinya ada di mana, dan sedang menjadi apa.
Mengingat kejadian ini, Jessica lantas mulai berpikir. Dia dipaksa menjadi pelacur, tapi meski begitu, Martin beberapa kali mengunjunginya di sini. Dia tidak tahu kapan Martin akan datang, biasanya ia datang sesuka hati. Tapi, satu hal yang pasti, Jessica pasti disuntik narkoba untuk teler saat bertemu dengannya. Ketika ia disuntik paksa, maka itulah pertanda Martin akan berkunjung.
Jessica tidak mau berdiam diri. Ia berkeliling rumah bordil itu mencari sesuatu yang bisa dipakainya. Ia pun tiba di dapur yang ada di belakang rumah. Karena rumah bordil ini sekalian ditinggali para wanita penghiburnya seperti asrama, bukan hal mengejutkan jika ada fasilitas dapur di sana. Walau tidak seberapa, hanya ada satu kompor, dan satu kulkas, tapi itu sepertinya cukup untuk dipakai semua penghuni rumah bordil ini. Lagipula, tempat ini bukan restoran, hal yang diperjualbelikan di sini adalah sesuatu yang lain.
Tapi, tujuan Jessica ke dapur bukanlah untuk memasak. Matanya tertuju kepada sebuah pisau di sana. Ia pun mengambil pisau itu dan kemudian memandanginya. Bisakah ia memanfaatkan pisau ini? Rencananya sederhana. Ia akan menyembunyikan pisau ini lalu menusuk Martin sampai pria brengsek itu tewas. Tapi... Memangnya bisa?
Jessica kembali ke kamar lalu menyembunyikan pisau dapur yang ia curi itu berdekatan dengan smartphone dari gudang Vlam. Bisakah? Bisakah dia menyembunyikan pisau itu saat Martin datang berkunjung? Kemungkinannya... Bisa. Sebelum bertemu Martin, Jessica selalu dibuat teler dalam pengaruh obat, dan setelahnya, penjagaan terhadap Jessica akan melonggar. Tidak akan ada pemeriksaan atas apa yang dibawa Jessica. Masalahnya adalah... Bisakah dia tetap sadar dan fokus terhadap tujuannya setelah dalam pengaruh obat?
Rencana ini... semuanya tergantung kepada keinginan kuat Jessica. Jika ia bisa bertahan untuk setidaknya menyisakan sedikit kesadarannya, maka... ia bisa melakukannya! Ia tahu, ini adalah misi bunuh diri. Martin yang tidak mau menginjakkan kaki ke dalam rumah bordil ini pasti akan bermain bersama Jessica di mobilnya, dan jika Jessica berhasil membunuh Martin di sana, maka tidak akan ada jalan keluar baginya. Setelah ia menusuk Martin, anak buah Tirai Naga pasti akan membunuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...