"Apa yang terjadi, Jessica!?" Balas Garpu.
"SUDAH! CEPAT SERANG SEKARANG!" Jessica menyeru nyaring sampai Raiden harus menutup mulutnya agar gerombolan Hyena Hitam di sana tidak menyadari keberadaan mereka.
"Hei! Tenang! Lu kenapa jadi begini!? Kalau lu enggak tenang dan berisik kita bisa ketahuan!" Selain menutup mulut Jessica, Raiden juga memeluk erat Jessica yang rasa-rasanya ingin berlari menerjang ke sana. "Tenang! Lu enggak lihat jumlah mereka ada berapa!? Lagipula, kenapa lu malah menyuruh Sendok dan yang lainnya menyerang!? Di sana sangat berbahaya!" Raiden mengintip dan melihat memang jumlah anggota Hyena Hitam di sana bukan main-main. Puluhan, dan beberapa di antara bersenjata. Akan sangat berbahaya menyerang mereka sedangkan Batavia Roses sendiri jumlahnya di bawah sepuluh orang.
"Gue enggak peduli! Dia! Dia harus mati! Sekarang!" Mata Jessica melotot-lotot dan tubuhnya semakin kencang memberontak pelukan Raiden. Raiden pun mengikuti ke mana arah mata Jessica tertuju, dan tidak salah lagi, mata Jessica yang murka menatap ke arah sosok pria berambut separuh pirang separuh hitam yang memakai jaket Tirai Naga. Tidak salah lagi, pria Tirai Naga itulah yang menyebabkan Jessica mengamuk seperti ini. "Nnghhaaaaahhhhhhh!" Jessica meronta.
"Ughhhhh! Tenang!" Raiden pun pada akhirnya terpaksa mengunci leher Jessica dan mencekik Jessica. Nafas yang tersumbat lantas membuat Jessica lemas dan tubuhnya pun dipaksa untuk rileks. "Tenang Jee! Ini bukan diri lu!"
"Ohok! Ohok!" Jessica terbatuk-batuk dan setelah ia terlihat lemas, ia pun dilepas Raiden.
Wajah Jessica menjadi masam. Tubuhnya merinding dan tangannya mengepal hingga gemetar. Bibirnya yang hendak berbicara sempat terhisap sejenak. "Maaf..." Pandangan Jessica yang biasanya cerah ceria layaknya musim semi sekarang tunduk sayu. "Nnnghhh!" Jessica yang mengangkat wajah dan melihat sosok yang begitu dibencinya itu lantas membuang muka, tak ingin dirinya kembali lepas kendali di bawah rasa benci dan merepotkan Raiden.
"Sudah. Untuk sekarang coba lu tarik nafas biar tenang dulu, ok?" Raiden menepuk pundak Jessica yang mengangguki hal itu. Setelahnya, sambil memeluk Jessica, Raiden mengantar Jessica untuk duduk di tepian jalan sedangkan ia lanjut mengintip apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Martin!?" Uka nampak terkejut melihat sosok pria berambut setengah pirang itu turun dari mobil Hyena Hitam. Wajah Uka yang awalnya terkejut kemudian berubah menjadi sorot mata tajam, hampir menyerupai sorot kebencian Jessica. "Jadi Tirai Naga memang sengaja melakukan ini hah!?"
Sosok Martin menghidupkan sebatang rokok, dan dengan santai menghembuskannya ke langit. "Uka... Berapa lama Tirai Naga dan Sabit Merah sudah berbisnis? Lima tahun? Ah... lebih lama lagi. Mungkin sudah belasan tahun huh?" Martin mendengus menahan tawa, ketika benaknya mengingat momen di masa lalu. "Sayang sekali, tapi sekarang Tirai Naga sudah mengincar sesuatu yang lebih tinggi dari sekedar menjadi preman penguasa Jakarta." Sosok Martin memandang Uka yang sekarang kepanasan murka, "Sabit Merah tidak akan mengerti. Kalian kurang ambisi."
"Bos... Bagaimana sekarang?" Salah satu anak buah Toto mendatangi pemimpin geng orang kulit hitam itu dan berbisik. "Dia Jenderal Sabit Merah, kita serius ingin membunuhnya?"
Buk! Sebuah tamparan lantas melayang dari tangan Toto kepada anak buahnya yang berani bertanya. "Lu bicara apa bodoh? Ya tentu saja serius lah!" Toto kemudian berbalik menatap Martin yang sedang santai menghirup nikotin. "Kak Martin, Tirai Naga ada di belakang kami kalau misalkan kami berurusan dengan preman seperti mereka, bukan? Hehe..." Senyum Toto dengan gigi putihnya terlihat kontras melawan kulit hitamnya.
Martin hanya tersenyum, dan kemudian matanya terpejam mengangguk pelan. Anggukan itu memberikan tanda keberanian kepada Toto yang juga sudah muak berurusan dengan Sabit Merah selama ini. "Habisi mereka semua!" Seruan Toto lantas disambut anak buahnya yang langsung menerjang maju menghajar Uka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
AksiJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...