22

933 64 0
                                    

"Bunuh dia!" Toto menunjuk Brandon dan semua anak buahnya lantas menyerbu Brandon bersama-sama. "Hmh!" Sebagai ketua Hyena Hitam, Toto pun duduk kembali di atas ranjang sambil menghidupkan rokok. Menonton Brandon dikeroyok merupakan hiburan yang menyenangkan.

Ia sudah mulai bisa membayangkan, apabila Brandon mati, Sabit Merah kemungkinan besar akan jatuh melemah. Kalau sudah begitu, dia dan aliansinya akan bisa merangkak menuju puncak. Untuk sementara, menjilat Tirai Naga tak masalah. Hanya tinggal menunggu waktu, sampai gengnya lebih besar dari Tirai Naga dan pada akhirnya ia akan berkuasa di puncak rantai makanan Jakarta seorang diri. "Hahaha!" Tawa lebar sudah tak tahan ingin menantikan hal itu.

Brandon sudah dipastikan bakal mampus. Bukan hanya dikepung dan dipaksa melawan belasan anak buahnya, tapi juga... Toto melihat bantuan yang dipinjamkan Tirai Naga yang memperbesar kemungkinan menangnya ia malam ini.

Ninja-ninja itu bukan sembarangan. Mereka adalah unit pembunuh bayaran yang dipunya Tirai Naga. Ada berbagai mitos dan cerita yang Toto dengar saat ia dipinjamkan Ninja-ninja itu untuk membantunya. Ia sempat mendengar kalau unit Ninja yang dipimpin Shiro, si rambut putih itu adalah Ninja asli yang masih tersisa di Jepang. Mereka juga merupakan unit yang dilatih oleh tentara keamanan nasional sebagai unit penyelinapan dan penghapusan seseorang. Meski jumlah mereka hanya berlima, tapi Toto tahu untuk tidak macam-macam. Dia bisa merasakan aura mengerikan dari kelima Ninja itu, terutama Shiro, si rambut putih yang menjadi pemimpin mereka.

Entah bagaimana caranya Tirai Naga dapat merekrut orang mengerikan seperti Shiro dan komplotannya ini. Koneksi Tirai Naga yang terhubung dengan berbagai pejabat penting, serta ada rumor kalau mereka juga berteman dengan sindikat Yakuza dan Triad mungkin menjadi alasannya. Tentu saja, wajar menurut Toto Tirai Naga mempunyai unit seperti ini. Rival mereka adalah Sabit Merah, Geng preman brutal yang bahkan pemerintah sendiri tidak dapat mengendalikannya. Wajar jika Tirai Naga mencari cara untuk melindungi diri seperti ini, sebagai persiapan kalau Sabit Merah menyerang mereka.

Tapi itu tidak masalah. Brandon kalah jumlah. Dia dikepung 15 orang anak buahnya, dan juga ada Shiro. Mau sejago apa pun Brandon, dia pasti mati, malam ini. "Hehehe..." Fuh... Dan Toto pun menikmatinya.

"Si- sial! Bagaimana ini!" Bertran tertegun. Ia masih mengintip ke kamar dari luar dan melihat Brandon dikepung orang.

"Bagaimana apanya!? Kita harus masuk juga membantu Kak Brandon!" Seru Jessica. Tapi, Bertran masih berdiam diri. Wajahnya pria itu pucat, takut. Nafasnya juga tak beraturan menandakan detak jantungnya yang mengebut. Jessica lantas melihat ke dalam, dan memang benar. Gila. Dia juga takut untuk masuk ke dalam.

Brandon sendirian melawan itu semua. Kalau misalkan Jessica masuk ke dalam, ia harus siap mempertaruhkan nyawa karena sudah berani terlibat. Bagaimana ini!? Gumam Jessica kebingungan. Ia kemudian turun ke bawah untuk melihat keadaan dj lantai satu. Sisa pasukan Sabit Merah yang ada masih sibuk berurusan dengan anggota Hyena Hitam lain. Hanya ada dia dan Bertran yang bisa membantu Brandon sekarang!

Cras! Pertama kalinya Brandon terluka, sabetan pisau mengenai pipinya, namun Brandon masih cukup lincah untuk menghindar dan membalas serangan itu dengan tebasan pedang yang memenggal kepala penyerangnya. Satu per satu, anak buah Toto yang mengepung Brandon mulai tumbang, bersimbah darah ke lantai.

Jessica pun mulai lega. Harapannya tinggi. Dia yakin, Brandon mungkin bisa menghadapi ini sendirian sehingga Jessica tidak perlu meresikokan nyawanya untuk masuk ke dalam membantu! Tapi...

"Ukkhhhh!" Salah satu ninja melompat dan menusuk Brandon dari belakang. "Nngaaahhhh!" Brandon berniat membalasnya, tapi ninja itu lincah, dan tahu cara berkelahi, berbeda dari anak buah Toto. Sabetan Brandon yang terluka pun mampu dihindarinya.

Batavia GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang