Mendengarkan rapat para Jenderal Sabit Merah ini, Jessica jadi mendapatkan sebuah info penting, yaitu tentang struktur organisasinya.
Pemimpin tertinggi Sabit Merah, dipanggilnya Mr. Yen adalah seseorang yang katanya sangat sulit ditemui. Bahkan, dari kelima Jenderal yang ada, hanya si cebol dan Vlam yang pernah bertemu dengan Mr. Yen. Semua komando di Sabit Merah datangnya bukan berasal dari Mr. Yen, melainkan dari sosok Panglima Sabit Merah yaitu anak angkat beliau, Brandon, yang juga mendapat julukan Madman.
Turun ke bawah ada 5 Jenderal yang bertanggung jawab langsung ke Brandon. Bertran, Vlam, Uka, si cebol itu ternyata namanya Pepeng, lalu terakhir si pegulat yang berbadan paling besar namanya adalah Monten. Kelima Jenderal itulah yang sejatinya menjalankan Geng Sabit Merah atas dasar perintah orang nomor dua di Sabit Merah, yaitu Brandon.
Bertran memegang beberapa tempat hiburan, fight club, perwakilan saat menjalin relasi dengan Geng Lain, serta mengurus rekrutmen Sabit Merah. Bisa dikatakan, Bertran adalah humas dan manajer di Sabit Merah ini.
Lalu Vlam adalah orang yang membawahi divisi debt collector, tukang pukul, dan preman lain yang tersebar mengusai wilayah-wilayah di Jakarta.
Monten, si pegulat raksasa itu adalah yang bertanggung jawab atas pasokan barang-barang terlarang Sabit Merah yang menjadi bisnis mereka dengan Tirai Naga.
Pepeng, si cebol bertanggung jawab atas keuangan seluruh Sabit Merah, atau dengan kata lain Pepeng adalah bendahara yang mengatur keuangan Sabit Merah.
Kemudian yang terakhir, Uka, mantan Raja Malam itu memegang kendali atas pasukan geng Sabit Merah di lapangan, seperti geng motornya, dan lainnya.
Kalau mendengar-dengar cerita itu, wajar mereka semua menyudutkan Bertran, karena pria itulah yang bertanggung jawab akan relasi Sabit Merah dengan geng lain, terutama dengan Tirai Naga. "Tapi gua bersumpah, hubungan kita dengan mereka baik-baik saja!"
"Tapi kenapa mereka menyerang kita?" Vlam lanjut menyudutkan Bertran dengan komentar-komentarnya. "Apa mereka hanya iseng karena ingin memancing sebuah perang Geng? Tidak mungkinkan?"
"Kalau begitu, anak buah gua sudah ready. Tinggal berangkat saja ngerusuh ke Barat sama Selatan," sahut Uka dengan wajah serius dan sebatang rokok menyala di tangan.
"Ya, algojo-algojo gua juga siap. Apa gua suruh sekarang saja buat ngehabisi mereka? Gua tahu alamat rumah petinggi Tirai Naga itu." Sama dengan Uka, Vlam yang nampak emosi juga menginginkan tindakan kekerasan sebagai solusi.
Seandainya Uka dan Vlam langsung menyerbu Tirai Merah, menyerang geng saingan itu tanpa banyak pikir, rencana Jessica dapat langsung terwujud. Sabit Merah dan Tirai Naga akan terlibat perang yang pada akhirnya akan menghancurkan kedua geng itu sendiri. Tapi, Jessica tahu tidak akan semudah itu. Hanya dua sosok Uka dan Vlam itu saja yang berkepala panas, selebihnya, Bertran, Pepeng dan Monten terlihat berpikir dengan kepala dingin.
"Lu lu pada sudah gila!? Jangan main-main serang begitu saja! Itu Tirai Naga! Kalau geng kecil lain tidak masalah!"
"Hah? Memangnya kenapa cebol? Lu takut?" Vlam mempelototi Pepeng.
"Lu sudah minta penjelasan ke Tirai Naga?" Pertanyaan rasional itu tidak disangka Jessica keluar dari sosok Monten yang sekilas, jujur saja terlihat seperti orang bodoh berbadan besar. Tapi ternyata, justru dia yang paling rasional.
Bertran mengangguk. "Sudah. Tapi mereka mengatakan tidak tahu apa-apa.
"Tentu saja. Mana ada maling yang mengaku!" Vlam mondar-mandir. Entah. Jessica merasa kalau Vlam tidak benar-benar marah, mungkin ia sedikit terganggu dengan penyerangan itu, tapi... Jessica merasa kalau Vlam mungkin memang mau cari ribut saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
AzioneJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...