Malam sudah menjelma begitu Jessica dan Monten tiba di parkiran rumah sakit. Masih jam besuk, sehingga rombongan Jessica dan Monten dipersilahkan masuk tanpa hambatan. Hanya saja, begitu tiba di depan ruangan Brandon, sudah ada beberapa pria berbadan tegap, berambut cepak, dan berjaket kulit berjaga. "Bang!" Jessica lantas menarik tangan Monten, sebelum mereka buru-buru dan terlihat para petugas polisi berpakaian preman itu.
"Lu mau apa!?" Tanya Monten melototi Jessica.
"Tenang dulu! Abang tahu kenapa Bang Brandon tiba-tiba ditangkap polisi seperti itu!? Bukannya kasusnya aman!? Bang Brandon sendiri yang bilang kalau Tirai Naga setuju membantu kita menutupi ini!"
Monten yang emosi tidak dapat mendengar omongan Jessica lagi. Ia menggoyang bahu, menyingkirkan tangan Jessica dan kemudian berjalan menghampiri para polisi yang berjaga, "Bang!" Seruan Jessica tidak dipedulikan. Tenaga Jessica juga tidak mampu menahan Monten.
"Ada apa ini!?" Monten berjalan menghampiri para polisi yang berjaga, semua polisi itu lantas mengeluarkan senjata api mereka masing-masing.
"Berhenti! Jangan bergerak!"
"A- ada apa ini!?"
"Angkat tangan ke belakang kepala!" Todongan pistol dari berbagai penjuru membuat Monten terdiam. Ia masih bingung apa yang terjadi, tapi ketika ia meminta penjelasan kepada para polisi ini, bukannya jawaban, melainkan dirinya malah ditodong senjata.
Monten kemudian melihat ke dalam ruangan Brandon. Di dalam sana terdapat beberapa petugas lain yang siap menaruh tangannya di pistol masing-masing. "Monten..." Brandon mengangguk dari kejauhan, memberi isyarat kepada Monten untuk jangan membuat masalah dan menurut saja apa yang diinginkan kepolisian. Lalu, pada akhirnya, Monten membiarkan kedua tangannya diborgol.
"Sial! Sial! Sial!" Jessica geleng-geleng dan mulai melangkah mundur. Ada apa? Jessica tidak tahu. Tapi yang jelas, dua petinggi Sabit Merah sudah diamankan kepolisian! Kalau begitu, wajar jika ia berpikir sedang ada operasi besar-besaran untuk menangkap Sabit Merah!
Jessica tidak mau ditangkap. Ia juga merupakan Sabit Merah, sehingga kemungkinan besar kepolisian itu bakal ikut menangkapnya kalau melihat Jessica! Sambil mengendap-endap, ia terus melangkah mundur sampai tiba-tiba pundaknya membentur seseorang. "Huh!?"
"Mau ke mana kau?"
Jantung Jessica sempat berhenti berdetak sekali. Ia melihat ke belakang, sosok gelap yang menahan tubuhnya itu jelas sekali membelakangi arah kaburnya. Di saat Jessica bersiap kabur, otaknya barulah sadar kalau ia mengenali sosok itu. "Pa- Panda!?"
Panda langsung tahu dan mengerti apa yang ingin dilakukan Jessica. "Cepat ke sini!"
Mereka berdua kabur ke parkiran dan masuk ke dalam mobil panda. Pintunya ditutup dan bannya melesat keluar dari rumah sakit. Panda melihat ke kiri dan kanan, mencari tempat aman hingga ia memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan yang cukup sepi.
"Ngapain kau di sana!?"
"Aku yang harusnya tanya, ngapain kepolisian ada di sana!? Kenapa mereka menangkap Brandon dan Monten!?"
"Kau ... tidak tahu?" Wajah Panda nampak terkejut. Jessica yang menggelengkan kepala lantas membuat Panda menarik nafas bersiap mengatakan sebuah fakta, "Ada perintah dari Kepala Kepolisian untuk menangkap para pemimpin Sabit Merah. Semua ini karena kasus pembantaian Hyena Hitam dan aliansinya kemarin."
Mata Jessica pun terbelalak mendengar itu. "Tapi... Tapi, bukannya Tirai Naga sudah mengurus hal ini ke Kepolisian agar Sabit Merah tidak ditangkap?"
"Itu aneh. Darimana kau mendengar hal itu?"
"Dari Brandon sendiri! Dia mengatakan mendapat kabar dari Jenderalnya kalau semua aman dan baik-baik saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
AksiJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...