6

2K 85 1
                                    

"Untuk sementara pakai ini saja cukup kan?" Om Italia datang sambil mengantarkan sebuah motor kepada Raiden. Motor berjenis Kawasaki Ninja itu merupakan motor yang cukup tua, tapi masih lebih bagus kondisinya dibandingkan motor astrea butut milik Raiden.

Benar saja, Raiden sebagai pecinta motor dan pembalap masih terkagum-lagum melihatnya. "Ini dapat darimana?"

"Ya nyurilah, memangnya lu pikir kita punya duit? Ahaha!" Ptak! Kepala Jessica dijitak Om Italia. "Aduduh!"

"Itu kupinjam dari temanku. Sudah dicat ulang dan diberi plat palsu. Tidak akan terlacak harusnya, ya tapi jangan juga kau ketangkep. Kau Raja Malam yang baru bukan?"

"Tenang! Dengan motor begini sih enggak bakal kekejar siapa pun!" Raiden sontak menaiki motor barunya itu, meraba-rabanya guna merasakan setiap sensasinya. Layaknya berkenalan dengan manusia, Raiden mencoba melihat dan memantau segala sudut guna mengetahui sebatas apa kemampuan motornya ini, dan juga apa kekurangannya. "Terus ini buat gue Om?"

"Ya. Tapi karena plat palsu, ini khusus untuk operasional kegiatan Geng. Jangan dipakai untuk sehari-hari."

"Hmh! Tenang... Tentu saja motor begini sayang kalau harus keluar tiap hari. Keluarnya cukup saat-saat tertentu saja, tapi sekali keluar di jalan langsung berlari kencang." Elus Raiden ke body motor barunya itu. Ternyata, geng Jessica ini bukan kaleng-kaleng semata. Buktinya mereka mampu memberikan motor balap seperti ini untuk Raiden, yah walaupun bukan motor yang diinginkan Raiden, setidaknya geng Jessica ini memberi bukti kalau mereka bukan geng yang kerjanya cuma nongkrong-nongkrong doang.

"Terus apa rencananya?" Tanya Comcom.

Gerombolan Batavia Roses sudah siap berkumpul di depan rumah belanda mereka. Ada sebuah mobil van dan juga motor Ninja yang sedang ditunggangi Raiden. Hari juga sudah hampir maghrib. Gara-gara permintaan mendadak Jessica, Comcom, Sendok dan si Om Italia langsung mengebut datang tanpa tahu apa-apa.

"Jadi begini rencananya, sebenarnya simpel saja sih. Aku dan Raiden berangkat bareng, nah kalian naik van bikin keributan di villanya." Jawab Jessica.

"Villanya di mana?"

Jessica kemudin mengira-ngira di mana letak villa yang kemarin ia datangi bersama Bertran. Ia mengingat segala macam tanda sebagai petunjuk di mana villa itu berada. "Habis dari jembatan ini ke sini..." Jembatan, simpangan, rumah, gedung, apa pun yang memicu ingatannya hingga akhirnya Jessica sampai ke sebuah titik di aplikasi maps. "Yap! Aku ingat di sekitar sini!"

Maps pun diperbesar hingga kondisi jalanan terlihat. Dari aplikasi itu memang ada sebuah villa sendirian dengan halaman luas. Tidak salah lagi, itulah villa private milik Sabit Merah, yang kemarin dijadikan lokasi seleksi anggota baru. "Bikin keributan di sana, tapi kondisikan kalau kalian ini Tirai Naga."

Semua mengangguk dan kemudian mengambil jaket bomber bermotif naga emas yang merupakan ciri khas dari anggota komplotan Tirai Naga. Tentu saja itu palsu. Jessica dulu mencuri jaket Ayah angkatnya lalu kemudian membawa jaket itu untuk digandakan desainnya ke tukang jahit, sampailah sekarang Geng Batavia Roses memiliki banyak jaket bermotif naga emas itu.

"Jangan lupa muka kita tutupin biar tidak ketahuan." Terakhir sebagai penutup sesuai peringatan Om Italia, Comcom, Gaban, Sendok dan Garpu memakai masker tengkorak untuk menutupi wajah mereka.

"Om Italia enggak ikut?" Tanya Raiden.

"Nope. Doi jaga kandang dan sebagai backup kalau kita ketahuan." Jessica memanjat naik dan duduk di belakang motor Raiden. "Selagi kalian menyerang dan bikin keributan di villa itu, aku dan Raiden bakal menyusup ke dalam. Menaruh ini!" Jessica mengangkat sebuah bingkisan yang merupakan narkoba jenis heroin dalam jumlah satu bungkus. "Selanjutnya kita tinggal berakting saja!"

Batavia GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang