40

794 58 1
                                    

Gaban datang dan melihat Monten sedikit kewalahan menghadapi Ninja-ninja Tirai Naga. Tubuh pegulat Sabit Merah itu penuh luka gores dan tusuk akibat katana Ninja-ninja yang dihadapinya. Anak buahnya juga terkapar terlihat tak bernyata dengan darah merembes ke lantai. Secara kemampuan, anggota kuroco Sabit Merah yang memang preman mungkin kalah dibandingkan Ninja-ninja yang jelas terlatih untuk membunuh seperti ini. Tapi, "Aaaaagghh!" Monten berteriak sampai rasanya menimbulkan gempa.

Ia mengumpulkan tenaga lalu mencekik Ninja terakhir yang berhadapan dengannya. Tenaga yang mengerikan. Serta perbedaan tubuh yang signifikan membuat pertarungan ini seperti kurcaci melawan raksasa, yang di mana sekarang raksasa yang sebelumnya kesulitan menangkap lincahnya kurcaci itu berhasil menangkap dan mencekik kurcaci itu sampai mengangkat tubuhnya ke atas dengan begitu ringannya.

"Haaaaaah!" Dan dengan tenaga luar biasa, Monten membanting Ninja terakhir yang memberinya masalah itu ke lantai hotel. Terdengar suara remuk. Bukan hanya tubuh Ninja itu saja yang remuk, namun sampai ke lantai keramiknya ikut retak, menjalar seperti akar tumbuhan.

Merasa selesai menghadapi musuh-musuhnya, Monten berteriak nyaring. Ia kemudian berniat menyender sejenak namun, ia melihat ada satu orang di sana sedang memandangnya. Sosok Gaban langsung melotot hingga memerah begitu ia ia berhadapan dengan tatapan Monten. Tatapan Monten yang kelelahan itu seketika mengingatkan Gaban akan momen di mana ini semua menjadi pemicunya untuk tidak bisa beristirahat. Tatapan Monten itulah yang mengingatkan Gaban kenapa ia melakukan ini semua! Tatapan Monten itulah yang mengingatkan Gaban akan sosok yang telah membunuh adik laki-lakinya!

"Ijal!? A- apa yang kau lakukan di sini!?" Monten juga sama terbelalaknya, kaget mendapati sosok Gaban ada di sana.

Dua raksasa itu diam saling tatap. Monten kemudian menyadari pakaian Gaban yang meniliki logo Tirai Naga. "Kau bergabung dengan Tirai Naga!?" Meski Gaban tidak menjawabnya, namun Monten sadar bukan itu yang terjadi. Monten ingat apa yang telah terjadi di antara mereka serta bagaimana sosok Gaban ini berprinsip. Tidak. Gaban tidak akan menjadi bagian dari Tirai Naga, meskipun itu demi membalaskan dendam kepadanya. Tapi, fakta Gaban sekarang berdiri di hadapan Monten jelas menunjukkan sebuat tujuan, yaitu ia ingin membunuhnya, terlepas Gaban sungguh-sungguh Tirai Naga atau bukan.

"Kau sampai sejauh ini karena Coki huh?" Monten kemudian melakukan peregangan. "MAJU!" Tantang Monten.

Gaban mengencangkan otot-ototnya. Ia sudah berlatih keras demi momen ini. Otot yang ada di tubuhnya hasil kerja keras penuh tekad untuk sebuah momen, ya itu momen ini! Momen di mana ia tidak akan kalah lagi dari Monten! "Aaaaaaaa!" Gaban berusaha teriak sekencang yang ia bisa. Meski tak terdengar, tapi dari eskpresi wajahnya sungguh menunjukkan tekad bulat yang tak akan goyah.

Seperti kereta api, Gaban berjalan menerjang. Monten juga tak mau kalah, ia ikut berlari menerjang. Seandainya mereka memiliki tanduk, maka ini pasti persis seperti dua banteng yang sedang beradu kekuatan. Hantaman dari keduanya seakan bisa membuat hotel dari atas ke bawah bergetar. "Nnngghhhhhh!" Adu tenaga untuk bergulat membanting satu sama lain terjadi.

Mata keduanya terbelalak. Urat-urat leher dan pelipis mengencang dan menampakkan diri, seperti otot-otot yang sedang mengeluarkan kemampuan terbaik. "AAAAAAGGGHHHHHHH!" Teriakan menggelegar. Kekuatan seimbang. Tidak ada yang bisa membanting satu sama lain. Hukum energi mengatakan apabila energi yang sama berbenturan maka tidak akan ada pergerakan yang terjadi, maka dari itu jugalah, Gaban dan Monten yang sedang berhantaman itu tidak ada yang bergerak sedikit pun. Seperti dua batu sama besar yang tidak mau bergeser.

Tapi, perlahan, Monten mulai mundur. Tenaganya telah terkuras melawan Ninja-ninja Tirai Naga sebelumnya. Stamina yang tidak penuh itu tidak sanggup menahan gempuran Gaban yang semakin menjadi-jadi, mengerahkan segalanya walau harus mati dalam adu gulat ini. "Bnnfhhhhhh!" Sekuat tenaga Monten menahannya, tapi kemudian tanpa disangka-sangka Monten, untuk pertama kalinya, kakinya terangkat dari tanah.

Batavia GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang