"Aaaaahhhhh..." Jessica mengejang digempur di atas ranjang. Bersamaan dengan itu, Bertran juga menyemburkan nafsunya yang meluap-luap ke perut Jessica. "Mmhhh... Ehehe..." Tawa manis itu mengakhiri percintaan mereka berdua.
Sosok Bertran terjatuh dan terbaring di atas kasur yang empuk. Matahari sudah bersinar terang, sepanjang malam mereka bercinta hingga rasanya Bertran sudah mengeluarkan segala sisa benihnya hingga ke tetes terakhir. "Gila... Hahaha..." Pria itu berkeringat deras sampai sprei kasur pun ikut basah.
"Ehehe... Kenapa Bang?" Tanya Jessica manja memeluk sedikit tubuh Bertran.
"Enggak... Sumpah, dek Freya... Hah... Hah..." Bertran tak mampu merangkai perasaannya yang begitu terpuaskan. Dari ekspresinya yang memerah dan senyum-senyum sendiri sudah jelas menunjukkan kalau dirinya kalang kabut dibuat kepayang bertubi-tubi oleh Jessica selama tiga hari di akhir pekan ini.
Sekarang sudah Senin, dan mereka berdua kembali ke Jakarta, lebih tepatnya ke apartemen Bertran yang ada di daerah Sunter. Bukan tanpa alasan mereka kembali ke Jakarta. Bertran mengatakan dia punya urusan dengan petinggi Sabit Merah terkait persoalan seleksi masuk anggota baru yang sudah berjalan tiga hari di puncak. Sekalian dengan itu, Jessica juga meminta pulang ke Jakarta dan berkata kalau ia ingin datang sekolah.
"Seragamku mana ya Bang?"
"Oh iya, kayaknya ditaruh asisten gua di lemari."
Jessica pun bangkit dan berlenggok menuju lemari. "Ah iya benar!" Seragamnya masih dalam kondisi baik dan rapi, sepertinya sudah dicuci oleh siapa pun pelayan Bertran. Saat ini, dirinya sudah benar-benar hidup berdua dengan Bertran layaknya pasangan Suami Istri saja. Ke mana Bertran, di situ ada Jessica, dan Jesscia juga sengaja untuk terus menempel.
"Hah... Lu mau pergi?" Pak! Pukul Bertran ke pantat Jessica karena gemas melihat gadis itu menungging-nungging mencari baju di lemari. "Bagaimana kalau lu bolos saja hari ini sayang? Kita bermain lagi... Seharian... Hmmm." Cup... Bertran tampaknya sudah semakin kepincut dengan kehadiran Jessica yang selama tiga hari ini sudah benar-benar memuaskannya.
Tapi, Jessica berbalik dengan pipi membulat. "Aku harus sekolah Bang... Biar guruku enggak curiga nyariin aku. Tapi jangan khawatir, entar malam aku balik lagi ke sini kok." Jessics mengedipkan mata lalu mengucup pelan bibir Bertran yang sebenarnya mau lanjut menyosor, tapi Jessica lebih dulu menariknya. "Abang juga ada urusan, bukan? Kalau Abang main-main sama Freya nanti Abang bisa kena masalah..." Bibir Jessica pun memanyun.
"Ahaha... Ya benar juga! Tapi kamu perlu diantar enggak ke sekolah?"
"Boleh Bang... Hehe. Tapi Jeje..."
"Jeje?"
"Ah!? Freya pulangnya sendiri Bang. Ada urusan bentar sama kawan hehe, takut ada tugas juga." Jessica memeluk Bertran. Nyaris saja dia keceplosan nama aslinya.
Setelah memeluk dan mencium Bertran, Jessica mandi dengan cepat di kamar mandi apartemen pria itu, lalu setelahnya segera berpakaian seragam sekolah. "Aku pergi dulu ya Bang..."
Bertran yang masih belum puas mendatangi Jessica lalu mencium bibir gadis itu selama beberapa detik sebagai salam perpisahan di pintu apartemen. Jessica pun turun menaiki lift dan begitu tiba di basement parkiran mobil, anak buah Bertran langsung sigap menjemput dan mengantarnya ke sekolah.
"Hai!" Jessica menghampiri Raiden yang sedang melamun di jendela. "Mikiran apa? Lu sering banget ngelamun ya!"
"Berisik. Bukan urusan lu."
"Ya ampun galak banget... Apa jangan-janga kamu lagi ngebayangin momen kita di kamar mandi kemarin yah? Hihi..." Melihat ekspresi Raiden yang tercekat sungguh lucu hingga membuat Jessica cekikikan. "Oh ya, nanti pulang anterin aku ke rumah belanda itu ya! Hehe..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...