"Jadi... itu yang terjadi?" Garpu pun terduduk mendengar cerita Jessica yang hari datang berkunjung bersama Raiden. Semuanya telah diceritakan Jessica secara rinci. Dari awal serangan balasan Sabit Merah ke aliansi Hyena Hitam, Jessica yang diangkat menjadi Panglima sementara Sabit Merah, lalu juga soal Brandon yang ditangkap polisi. Fakta ini terlalu berat sampai membuat Garpu terduduk dan harus menyalakan sebatang rokok terlebih dahulu untuk dapat berpikir jernih.
Selain Garpu, Comcom yang mendengar itu juga sampai tak bisa memberikan komentar. Antara kabar yang terlalu mendadak, dan juga dirinya yang memang diminta tolong oleh Jessica. "Ah! Ini yang kau cari?"
Jessica mendekati laptop Comcom dan kemudian mengangguk. Hasil sadapan Jessica yang terkoneksi via internet itulah yang ingin dipantau Jessica. Dia baru sempat menanam sadapan di kedua Jenderal Sabit Merah, yaitu di mobi Monten dan ruangan Pepeng. Karena Monten juga ditangkap, maka tak ada apa-apa dari hasil sadapan di mobil pria besar itu. Namun, ceritanya berbeda dengan hasil sadapan di ruangan Pepeng.
"Apa... ini?" Pertanyaan yang sama juga ingin terucap dari mulut Comcom.
Pepeng rupanya juga didatangi Polisi beberapa saat setelah penangkapan Brandon. Tapi, dirinya tidak diborgol sama sekali. Malah, kelihatannya polisi yang menghampiri Pepeng tidak ada niatan untuk menahan Jenderal Sabit Merah yang satu itu. Mereka duduk bersama dan itu yang membuat Jessica terbelalak.
"Lah!? Ini pengkhianatnya!" Seru Comcom.
"Masuk akal sih..." Jessica mengapit dagu. "Dia adalah orang yang sangat penting di Sabit Merah. Dia pemegang arus keuangan Geng itu. Apa... dia berkhianat untuk menguasai semua keuangan itu? Tapi..." Jessica ingat momennya bersama Pepeng. "Tidak... Tidak... Rasanya bukan dia!"
"Tapi lihat ini! Dia tidak ditangkap polisi! Mereka bahkan berbicara santai! Kau sendiri yang dengar dari Pepeng kalau Polisi sedang memburu Jenderal-jenderal Sabit Merah, bukan!?"
"Ya. Tapi... Coba dengarkan apa pembicaraan mereka."
Terlalu dini memang untuk menarik kesimpulan. Jessica sebelumnya yakin betul kalau Monten dan Pepeng bukanlah pengkhianat Sabit Merah. Jadi, berbekal hal itu, ia masih ingin menyelidiki Pepeng lebih lanjut.
Hasil suara sadapan yang ada sedikit rusak dan volumenya kecil. Comcom mencoba beberapa cara agar hasil suaranya dapat terdengar. Dengan usaha maksimalnya, ia akhirnya dapat membuat beberapa bagian terdengar sehingga Jessica dapat menarik kesimpulan apa yang terjadi di ruangan Pepeng saat penangkapan Jenderal Sabit Merah terjadi.
Para polisi yang menghampiri Pepeng itu tahu betul keterlibatan Sabit Merah dalam penyerangan Hyena Hitam dan juga kejahatan lain yang dilakukan Sabit Merah. Sebagai satu dari dua geng terbesar di Jakarta, tentu saja Sabit Merah bertanggung jawab dalam banyak kasus. Hal itulah yang dibawa oleh para polisi yang sekarang duduk di depan Pepeng.
Mereka mengancam Pepeng dengan menyebutkan berbagai perkara yang dapat memenjarakan Sabit Merah, terutama Jenderal-jenderalnya. Dalam kasus Pepeng, tindakan cuci uang dan arus transaksi keuangan ilegal yang membuat wajah Pepeng pucat. Para polisi itu lantas meminta uang tebusan kepada Pepeng. Ironi memang, itu yang dirasakan Jessica. Saat ini, Pepeng yang dapat dikatakan sebagai preman itu malah yang dipalak.
Tak ada pilihan, Pepeng pun memberikan sejumlah uang sesuai permintaan para polisi-polisi itu agar dirinya tidak ditangkap. Namun, sesaat sebelum polisi itu bubar, Pepeng pun bertanya bagaimana nasib Brandon, dan juga Monten yang sedang ditangkap. Ya, hal itu juga yang ingin diketahui lebih lanjut oleh semua Batavia Roses yang sedang mendengarkan hasil sadapan itu.
"Pimpinan tertinggi kami kali ini tidak akan melepaskan Brandon. Kalau temanmu yang besar itu, mungkin bisa dinegosiasikan."
Pepeng terlihat ingin mendebat, atau jika ini adalah transaksi perdagangan, maka Pepeng ingin menawar. Ia ingin menawarkan sejumlah uang untuk diserahkan kepada polisi di depannya itu agar kasus ini bisa dilupakan. "Seperti biasa?" Ucap Pepeng yang siap melakukan transfer uang. Tapi, sesuai ucapan para polisi itu, Brandon kali ini akan benar-benar mereka jebloskan ke penjara. Berapa pun disuap sepertinya tidak akan mempan. Hasil akhirnya hanyalah satu, yaitu memenjarakan Brandon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
ActionJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...