Bunyi pedang yang beradu menusuk telinga dan hampir bisa menyayat dinding akibatnya. Bukan hanya itu, pantulan cahaya akibat adu pedang katana itu juga menyilaukan, seperti badai angin tajam yang mampu merobek gunung sekali pun. Pertarungan pedang antara Brandon melawan sosok Ninja Putih, Shiro itu sunyi, tanpa ada penonton. Di lorong hotel itu hanya ada mereka berdua, saling beradu teknik pedang dan kekuatan masing-masing dengan risiko tinggi. Satu kesalahan saja, pasti salah satunya mampu menebas dan menghilangkan nyawa yang lainnya.
Pertarungan itu seimbang. Beberapa kali pedang mereka bertemu dan berhenti bergerak seutuhnya karena tak ada tenaga yang mengungguli satu sama lain. Beberapa kali juga tebasan hampir mengenai satu sama lain, namun karena mereka sama cepatnya, mereka mampu menghindar serangan masing-masing.
Hingga sekarang, keduanya menjaga jarak untuk menarik nafas sejenak. Meski begitu, kuda-kuda mereka masih terpasang mantap tanpa ada niatan untuk lengah sedikit pun.
"Hmh!" Shiro mendengus tersenyum lebar hingga gigi-giginya yang tajam memperkenalkan diri. "Kau memang menarik Brandon! Julukan Brandon yang tidak pernah kalah itu memang cocok untukmu!" Mata Shiro terbelalak lebar menatap Brandon. Bahkan ia juga sedikit mendesis menghisap air liurnya yang sudah seperti orang kelaparan melihat makanan di depan. "Tidak sia-sia aku pergi ke sini karena mendengar ada orang tangguh sepertimu! Ayo! KITA BERTARUNG SAMPAI MATI!"
"Tch!" Brandon mendesis dan membuang ludahnya. "Aku tidak tertarik dengan ceritamu. Kau menghalangiku saja."
Di sisi lain, Jessica dan Vlam semakin tertekan. Perbedaan jumlah yang signifikan jelas berpengaruh terhadap kekuatan mereka. Untungnya, anak buah yang dibawa Vlam saat ini memang mantan anak buahnya yang biasanya ditugaskan sebagai tukang pukul dan tukang penagih hutang, sehingga terbiasa berkelahi. Ketika berhadapan satu lawan satu dengan Tirai Naga, mereka semua mampu menang. Cuma masalahnya memang ada pada jumlah yang kalah.
Vlam yang juga sibuk melindungi diri sendiri dengan menghajar tiap anggota Tirai Naga yang berani mendatanginya tidak sempat memperhatikan sekitar. Jessica seorang diri. Ia tidak bisa minta perlindungan yang lain. Ia harus bisa melindungi dirinya sendiri. Setelah emosi melempar katana tadi ke arah Martin, Jessica pun sekarang hanya bertangan kosong. Ia sebenarnya membawa pistol, tapi ia tidak mau menggunakannya sebelum keadaan mendesak. Situasi sekarang juga terjadi pertarungan tangan kosong jarak dekat karena Tirai Naga ini merasa sombong, merasa menang, sehingga tidak mau menggunakan senjata. Makanya Jessica tidak mau menggunakan pistolnya lalu berkemungkinan memancing Tirai Naga yang mengepungnya ini ikut-ikutan menggunakan senjata.
"Ughhh!" Jessica melompat ke belakang, menghindari terjangan salah satu preman Tirai Naga. Lalu setelahnya, Jessica melesatkan sebuah tendangan keras ke arah dagu yang membuat penyerangnya itu pingsan.
Jessica memang bisa berkelahi. Tapi, dia tahu batasan dirinya. Dia memang memiliki teknik, tapi jika adu tenaga, jelas dirinya yang paling lemah di sana. Ditambah jumlah yang kalah, sambil menghindar dan membalas serangan, Jessica berusaha memutar otaknya untuk dapat bertahan dari gempuran yang terus datang.
Ia mencari tangga untuk dapat naik ke lantai dua. Meski ia tidak bisa mengalahkan para preman Tirai Naga yang seakan tak ada habisnya ini, setidaknya ia bisa kabur lalu naik ke lantai dua untuk menghabisi Martin! Setelahnya, apa pun yang terjadi akan ia hadapi!
Jessica melihat sekeliling tapi tidak menemukan tangga di mana-mana. Berdasarkan hal itu, maka hanya ada satu jawabannya, yaitu tangganya ada di luar ruangan ini! Jessica yang sibuk menghindar dan membalas serangan ini pun mengalihkan perhatiannya ke pintu keluar. Bagaimana pun caranya, ia harus melewati kerumunan Tirai Naga itu untuk sampai ke pintu keluar itu lalu memanjat naik ke lantai dua!
Tapi, baru saja Jessica mengambil sedikit langkah, kakinya ditarik oleh salah satu kuroco Tirai Naga yang telah tumbang. Bruk! Jessica pun terjatuh tersungkur ke lantai, "Ughhh!" Tidak henti di situ, kedua tangan dan kaki Jessica yang telah jatuh itu langsung ditangkap oleh kuroco Tirai Naga lain. "Nngghhhh! Aggghhhh!" Jessica berusaha mengencangkan badan untuk melawan, tapi dirinya bukanlah tandingan empat orang pria yang sekarang secara kasar menarik dan mengangkatnya keluar aula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia Gangster
AksiJakarta dikuasai oleh dua geng besar, Tirai Naga dan Sabit Merah. Mereka adalah dewa dunia bawah Jakarta, dan tidak ada satu pun yang berani macam-macam dengan mereka. Namun, ada satu geng yang berani menantang kedua dewa dunia bawah Jakarta itu! K...