Matahari pagi bersinar cerah secerah hati seorang gadis berparas cantik yang bernama Dinda Maharani.
Hari ini adalah hari di mana penutupan Masa Orientasi Siswa akan dimulai di sekolahnya Dinda yang bernama SMA Global. Hari ini juga adalah hari di mana berakhirnya segala drama-drama yang cukup menyiksa bagi siswa kelas 10. Kenapa menyiksa? Ya! Karena tingkah jahil para kakak-kakak kelas dan OSIS di SMA Global. Mereka bertingkah semena-mena terhadap adik kelasnya.
Beberapa menit lagi penutupan Masa Orientasi Siswa akan di mulai. Tapi di antara banyaknya siswa-siswi kelas 10, ada beberapa siswa yang memilih untuk pergi ke kantin untuk mengisi perut lapar mereka. Diantaranya adalah Dinda dan Divya yang sedang menahan lapar sedari tadi.
"Din, kalau nanti ketahuan sama kakak-kakak OSIS kita makan belum jam istirahat, gimana?" khawatir Divya.
"Tenang aja Div, nanti kalau ketahuan kita jalanin aja hukumannya," jawab Dinda enteng.
"Ayo Din, kita balik aja ke lapangan gue takut nanti guru juga pada tau kita di sini," ajak Divya.
Dinda menghela napas berat. "Bawel banget lo Div, ya udah ayo."
Mereka berdua berjalan melewati koridor sekolah menuju ke lapangan. Dinda tak sengaja melihat sosok laki-laki berparas tampan yang berdiri di pojok kantin sekolah.
"Hehh lo ngapain bengong?" tanya Divya.
"Bentar bentar, lihat di sana ada pangeran,"
"Siapa sih yang lo lihat sampai segitunya," bingung Divya menatap Dinda yang sedang memperhatikan seseorang di pojok kantin sekolah.
"Itu Ervan cowok paling tampan di sekolah ini, siapa sih yang nggak tau,"
"lya tau, tapi liatinnya nggak usah segitunya kali, kayak ngeliat pak presiden lewat depan rumah lo aja," seraya menoyor jidat Dinda.
"Ya, nggak apa-apa, kan gue cuman mengagumi ketampanan dia," Dinda mengelus-elus jidatnya karena barusan Divya menoyor jidatnya.
"Awas aja lama-lama lo naksir sama dia," kata Divya.
"Mungkin nggak sih seorang Dinda bakalan disukai sama Ervan Gunawan?"
"Ya nggak mungkinlah Din, lo tau 'kan dia itu orangnya dingin apalagi saat diajak berinteraksi, seluruh anak SMA Global juga tahu akan hal itu, jadi lo nggak usah ngarep. Sekarang fokus aja sama belajar lo dan gak usah mikiran hal yang nggak penting," perjelas Divya.
"lya iya Ibu Negara, Dinda fokus nih natap ketampanan Ervan Gunawan,"
"Lo udah gila ya Din, gue nyuruh lo buat fokus sama belajar lo, bukan fokus ngeliatin si Ervan," tegas Divya.
"lya iya, gue fokus belajarnya Ibu Negara,"
"Gue bukan Ibu lo, Din, gue sahabat lo,"
"Iya deh terserah lo, gue cuman bercanda,"
Beberapa menit kemudian Ervan menoleh ke arah Dinda yang sedang memperhatikannya. Dan tiba-tiba saja Ervan pun berjalan ke arah di mana Dinda berada.
"Hai," tiba-tiba Dinda menyapa Ervan.
Ervan hanya menoleh ke arah Dinda dan tak berkata apa pun. Sudah diduga, sapaannya tak akan di tanggapi oleh Ervan si es batu.
Ternyata Ervan bukan berjalan untuk mendekati Dinda, tetapi Ervan berjalan menuju lapangan melewati Dinda karena sebentar lagi acara penutupan Orientasi Siswa dimulai dan seluruh siswa-siswi kelas 10 harus segera berkumpul di lapangan.
"Ayo Din kita ke lapangan juga, sebentar lagi sudah mau penutupan nih," ajak Divya.
"Ayo ayo kita ikutin Ervan," seru Dinda.
"Najiss lo, Din, sudah gila ni anak,"
"Gue sehat sehat aja kok Div, eh ayo cepetan ke lapangan."
Penutupan Orientasi siswa pun telah berakhir, akhirnya dunia penuh Drama bagi kelas 10 SMA Global sudah resmi usai, akhirnya mereka semua bisa bernapas lega.
*****
Tringgggg
Bel pulang pun berbunyi, seluruh siswa-siswi SMA Global bergegas mengambil tas mereka dan berjalan keluar kelasnya untuk pulang, tetapi tidak dengan Dinda yang sedang menunggu Divya keluar dari kelasnya.
"Divya mana sih, kok belum keluar dari kelas, padahal kan sudah waktunya pulang," kesal Dinda yang sedang menunggu kedatangan sahabatnya.
Dinda menunggu Divya sambil bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya.
"Hai, Din? Sudah lama nunggunya? Maaf ya tadi gue masih ke toilet sebentar," Divya tiba-tiba datang entah dari sudut mana.
"lya, lama nih gue nungguin lo," seraya menatap Divya.
"Oh iya Din, nanti sore gue main ke rumah lo ya, gue kangen nih cerita bareng sama lo,"
"Boleh. Nanti sore ya, nginap juga boleh biar gue ada teman tidur," ajak Dinda.
"Nggak deh, besok kita 'kan sekolah, gue ke rumah lo sebentar aja," tolak Divya.
"Ya udah deh terserah lo, ayo kita pulang."
*****
Dinda yang sedari tadi melamun di kamarnya hingga lupa untuk makan siang, entah apa yang dipikirkan oleh gadis lugu itu.
"Dinda, ayo makan siang dulu," teriak Kenan dari ruang tengahnya.
"lya, Ma, sebentar." jawab Dinda yang masih saja melamun sambil menatap layar ponselnya.
Setelah lama Mamanya menunggu kedatangan Dinda untuk makan siang yang tak kunjung datang hingga akhirnya Mamanya menyusul ke kamarnya untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh putrinya itu.
Ceklek!
"Dinda, kamu lihat apa sih sampai segitunya?" tanya Kenan sambil melihat layar ponsel Dinda.
"Engga kok Ma, Dinda nggak lihat apa-apa," jawab Dinda mencoba untuk menyembunyikan ponsel di belakangnya .
"Itu ada foto laki-laki, tadi Mama lihat kok, hayo ngaku itu siapa,"
"Enggak ada kok Ma, ayo kita makan," ajak Dinda dengan wajah malu-malu.
*****
Setelah sesi makan siang usai, Dinda langsung pergi ke kamarnya untuk menunggu kedatangan Divya.
Dinda menatap langit-langit kamarnya yang indah, sampai-sampai Dinda teringat akan sikap Ervan tadi siang terhadapnya.
"Ehh kenapa gue jadi mikirin dia sih," kesal Dinda.
"Tapi kalau di lihat-lihat dia emang tampan, gue jadi suka deh lihat foto-foto dia," ucap Dinda sambil melihat layar ponselnya dan tersenyum-senyum sendirian.
"Mungkin nggak ya gue bisa merubah sikap dinginnya Ervan dan buat dia jatuh cinta sama gue?"
"Berharaplah kepada orang yang juga mengharapkan kehadiranmu, untuk mengerti akan indahnya ketulusan hidup dari kasih sayang yang benar-benar tulus."
*****
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Man [END]
Teen Fiction"Kulkas 5 pintu? Emangnya ada? Tentu saja ada! Dia hampir membuatku gila akan ketampanannya yang paripurna. Namanya Ervan, Ya! Ervan Gunawan! Aku harap, aku bisa kenal dekat dengannya, tidak hanya dekat, aku lebih ingin... hmm, sepertinya tidak perl...