"Ini yang namanya Ervan, Din?" tanya Teddy.
Ervan dan Dinda pun berjalan mendekat ke arah Teddy.
"Iya Pa," jawab Dinda seraya duduk di sebelah Ayahnya. Ervan pun ikut duduk di sampingnya Dinda.
"Halo Nak Ervan?" sapa Teddy.
"Halo Om, kenalin nama aku Ervan Gunawan, panggil aja Ervan," ucap Ervan.
"Oh jadi kamu yang berhasil bikin putri saya setiap harinya senyum-senyum terus kayak orang gila?"
Ervan memaksakan senyumnya mendengar perkataan Teddy barusan.
"Apaan sih, Papa," ucap Dinda dengan wajah kesal.
"Jangan malu-malu dong Din, calon nih calon," ucap Teddy dengan polosnya.
"Calon apaan Pa?" tanya Dinda sersys mengerutkan keningnya, bingung.
"Calon OB!"
*****
Malam itu setelah dinner di rumahnya Dinda selsai, Ervan dan Dinda memilih untuk pergi ke rooftop sebentar untuk melihat bintang indah yang menghiasi malam hari di hari ulang tahunnya Dinda ke tujuh belas tahun.
Ervan dan Dinda menaiki tangga menuju ke rooftop rumahnya Dinda seraya berpegangan tangan, so sweet.
Sesampainya di rooftop, Dinda dan Ervan langsung duduk di kursi yang ada di rooftop seraya menatap indahnya bintang malam.
Setelah beberapa menit menikmati keindahan bintang di langit, Ervan mengalihkan pandangannya ke Dinda.
"Din," lirih Ervan.
Dinda pun sontak menatap ke arah Ervan.
"Iya, kenapa Ervan?" jawab Dinda sembari tersenyum manis ke arah Ervan.
"Nggak kerasa ya besok kita sudah satu bulan pacaran,"
"Eh, iya ya. Dinda berharap sama Ervan, jangan pernah berubah, apalagi sampai berniat untuk meninggalkan Dinda,"
Ervan tersenyum mendengar ucapan Dinda barusan. Ia pun meraih dan menggenggam erat tangannya Dinda.
"Nggak akan,"
"Janji?"
"Gue nggak bisa janji Din, gue takut kalau nanti gue nggak tepatin janji ini,"
"Itu artinya suatu saat nanti Ervan bakalan tinggalin Dinda, kan?" tanya Dinda seraya melepaskan genggaman tangannya Ervan.
"Nggak gitu Din, gue akan berusaha agar gue nggak bosan sama lo. Karena kebanyakan orang yang putus hubungannya itu hanya karena rasa bosan," ucap Ervan meyakinkan.
"Oke, Dinda percaya kok sama Ervan,"
"Lo juga, jangan pernah bosan ngadepin sikap dingin gue,"
"Iya Ervan." ucap Dinda sambil menatap ke langit.
Beberapa detik kemudian.
"Eh, Ervan, itu ada bintang jatuh," ucap Dinda seraya menunjuk ke atas.
Ervan tak menjawab, ia langsung menatap ke arah bintang tersebut dan kemudian memejamkan matanya seraya membuat wish malam itu.
Dinda merasa heran, kenapa pria itu tidak menjawabnya. Dinda pun langsung menatap ke arah Ervan.
Setelah Ervan membuka matanya, Dinda langsung bertanya kepadanya.
"Ervan habis bikin wish, ya?"
"Iya,"
"Boleh tahu nggak isi dari wishnya barusan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Man [END]
Teen Fiction"Kulkas 5 pintu? Emangnya ada? Tentu saja ada! Dia hampir membuatku gila akan ketampanannya yang paripurna. Namanya Ervan, Ya! Ervan Gunawan! Aku harap, aku bisa kenal dekat dengannya, tidak hanya dekat, aku lebih ingin... hmm, sepertinya tidak perl...