Part 46. Pesan Mengejutkan

107 80 10
                                    

Malam hari yang begitu gelap dan dingin membuat camping malam ini semakin menggila. Mereka semua hanya ditemani oleh bulan bintang yang bersinar di langit malam. Malam ini di bukit Cemara hanya ada beberapa orang yang camping, tidak seramai hari-hari sebelumnya.

Api unggun yang menyala membuat suasana yang begitu dingin pun tidak terlalu terasa dingin. Apalagi camping mereka hari ini diiringi dengan gitar dan nyanyian-nyanyian tidak jelas, terutama nyanyiannya Budi.

Diantara mereka berlima, yang paling heboh bernyanyi yaitu Artha. Kalian pasti tahu sendirilah kenapa Artha yang paling heboh. Malam ini Artha mencoba menghibur dirinya sendiri dikarenakan keempat sahabatnya itu sibuk berpacaran. Artha yang hanya menjadi obat nyamuk dan juga hanya ditemani oleh nyamuk-nyamuk malam ini hanya bisa menghela napas berat, berat menghadapi cobaan yang lumayan berat baginya.

Semenjak kedua sahabatnya mempunyai pacar, Artha hanya menjadi pelampiasan dan hanya dicari ketika mereka perlu saja. Namun, Artha si manusia paling jahil sejagat raya itu tidak pernah berpikir bahwa ia hanya dicari ketika mereka perlu saja, apalagi sampai berfikir bahwa ia hanya dimanfaatkan. Itu bukan sifat Artha Dwipayana.

Budi yang sedari tadi sibuk bermesraan dengan Divya tanpa disadari ketiga sahabatnya meninggalkannya ke gubuk kecil yang ada di dekat tenda.

"Asik banget yang camping malam ini," ujar Budi yang sedang duduk berduaan dengan sang pacar.

"Iya dong, kan ada gue," jawab Divya seraya menoleh kebelakang.

"Kamu liatin apaan sih yang?" Budi ikut menatap ke arah belakang menuju ke mana taapan sang pacar.

"Dinda, Ervan sama Artha ke mana ya?"

"Nggak tau tuh,"

"Kok mereka pergi nggak bilang-bilang sih,"

"Emangnya kenapa sih yang, biarin ajalah, palingan juga mereka jalan-jalan disekitar bukit ini,"

Divya berdiri dan ingin beranjak menyusuli sahabat-sahabatnya. Budi pun ikut berdiri.

"Mau ke mana yang?" Budi menarik lengan Divya.

"Mau nyusul mereka,"

"Tunggu di sini aja yang, nanti ada serigala loh, kamu mau jadi santapan malam mereka?"

Divya menghela napas berat seraya melepaskan genggaman sang pacar dan pergi dari hadapannya.

"Yang, tunggu!" Budi pun ikut menyusuli sahabat-sahabatnya.

*****

Ervan, Dinda dan Artha nekat pergi ke dalam gubuk angker itu karena rasa penasaran mereka yang tak kunjung hilang. Konon, jaman dulu gubuk ini ditempati oleh sepasang suami istri yang tinggal di sini. Mereka berdua tidak memiliki seorang anak. Hingga akhirnya mereka menua dan meninggal tanpa sepengetahuan warga sekitar.

Sepasang suami istri itu diketahui meninggal ketika ada 5 orang pria yang juga penasaran dengan isi dari gubuk kecil tersebut.

Ketika mereka semua membuka pintu gubuk tersebut mereka sudah menemukan 2 mayat yang tergeletak dibawah, mayatnya pun sudah busuk. Mereka bertiga langsung berlari terbirit-birit dari gubuk tersebut dan memanggil warga sekitar.

Malam ini mereka bertiga memilih untuk tidak masuk ke dalam gubuk itu, mereka bertiga hanya menatap gubuk tersebut dari kejauhan.

"Ervan, ayo kita balik, Dinda takut," seraya menggenggam tangan Ervan.

Ervan menatap gadisnya yang terlihat begitu ketakutan.

"Nggak usah takut, kan ada gue," seraya mengacak-acak puncak kepala Dinda.

My Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang