Tringgg tringg tring...
Pagi ini Dinda dibangunkan oleh suara alarmnya yang berdering nyaring. Alarmnya sudah berdering ketiga kalinya. Namun, gadis berparas cantik itu masih tetap setia memejamkan matanya.
Setelah alarmnya berhenti berdering, Dinda mencoba membuka matanya perlahan dan menatap ke arah jam dindingnya. Mata Dinda langsung membulat sempurna setelah menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi kurang sepuluh menit.
Dinda langsung melompat dari atas kasurnya dan berlari terbirit-birit ke dalam kamar mandinya.
"SESEORANG, KENAPA NGGAK BANGUNIN GUE SIH?!" teriaknya di dalam kamar mandinya.
Setelah selesai mandi, Dinda segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Ia kemudian menatap jadwalnya dan segera memasukkan buku-bukunya sesuai jadwal hari ini.
Dinda tak sengaja menatap kalender yang di tempel di dinding kamarnya.
"Astaga, 14 Pebruari. Hari ini 'kan Valentine Day, gue lupa! Gimana ini? Gue nggak punya banyak waktu lagi untuk siapin hadiah." Dinda langsung keluar dari kamarnya dan berlari menuruni tangga.
Di meja makannya, Dinda langsung meminum segelas susu yang sudah di siapkan oleh Kenan.
"Pelan-pelan minumnya," Kenan menatap putrinya yang sedang tergesa-gesa, ia pun langsung berjalan mendekatinya.
"Happy Valentine Day, Sayang," Kenan langsung memeluk Dinda.
"Happy Valentine Day Too, Ma," jawab Dinda sambil melepaskan pelukan dari sang Mama.
"Hadiahnya sudah Mama taruh di atas meja kamu,"
"Kenapa Mama nggak bangunin Dinda?"
"Tadi Mama nggak tega bangunin kamu, kamu tadi tidurnya sangat pulas,"
"Dinda hampir telat nih, Dinda berangkat dulu, ya, Ma." pamit Dinda sambil mencium tangan Kenan dan segera berjalan keluar menuju terasnya.
*****
Setelah Dinda sampai di sekolahnya, ia segera berjalan menuju kelasnya. Seluruh siswa-siswi SMA Global menatap ke arah Dinda.
Saat ini Dinda merasa sangat malu, ia malu karena hampir telat datang ke sekolah.
Apaan sih, kok semua natap gue, batinnya.
Dinda melangkahkan kakinya secepat mungkin agar ia cepat sampai di kelasnya dan tidak menjadi tontonan pagi ini karena ia hampir saja terlambat.
Sebelum Dinda masuk ke dalam kelasnya, ia merasa di belakangnya ada seseorang yang sedang membuntutinya. Dinda langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. Dinda terkejut dengan kehadiran sosok pria yang ada di hadapannya saat ini dengan buket bunga mawar merah dan cokelat di tangannya.
"Happy Valentine Day, Din," ucap pria itu sambil memberikan hadiah yang dibawanya.
"Thanks, Daff," ucap Dinda sambil menerima buket bunga dan coklat yang diberikan oleh Daffa kepadanya.
"Gue ke kelas dulu, ya." tanpa basa-basi lagi, Dinda langsung meninggalkan Daffa.
Dinda berjalan langkah demi langkah menuju ke dalam kelasnya. Setibanya di kelas, Dinda di sambut oleh sahabat dekatnya yaitu Divya.
"Happy Valentine Day, Din," ucap Divya sambil memeluk Dinda.
"Ini hadiah dari gue," Divya memberikan kotak hadiah berwarna merah kepada Dinda.
"Makasih Div, tapi gue lupa kalau hari ini Valentine,"
"Nggak apa-apa kok,"
"Eh, itu hadiah dari siapa? Ervan?" tanya Divya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Man [END]
Teen Fiction"Kulkas 5 pintu? Emangnya ada? Tentu saja ada! Dia hampir membuatku gila akan ketampanannya yang paripurna. Namanya Ervan, Ya! Ervan Gunawan! Aku harap, aku bisa kenal dekat dengannya, tidak hanya dekat, aku lebih ingin... hmm, sepertinya tidak perl...