Saat itu juga, Budi langsung mengambil ponsel Ervan dan melihat pesan apa yang dikirimkan oleh Ervan kepada Dinda barusan. Budi kemudian menatap ke arah layar ponselnya Ervan dan segera membaca pesan yang dikirimkan oleh Ervan kepada Dinda.
"Lo sudah makan? Kalau belum, makan dulu sana, nanti sakit."
Budi dan Artha dibuat sangat terkejut setelah membaca isi pesan yang dirimkan oleh Ervan kepada Dinda. Saat itu juga mereka berdua tertawa puas sambil menepuk-nepuk bahu Ervan yang mau saja di bodoh bodohi oleh kedua sahabatnya.
"Kurang romantis namanya ini, Van," protes Budi sambil menertawakan Ervan.
"Bawa ke sini ponsel gue, sudah puas kalian?" tanya Ervan kesal.
"Puas banget!" jawab Artha.
"Lagi nggak ni?" tanya Artha yang seolah-olah ingin menjaili Ervan lagi.
"Nggak, gue mau pulang, mau lanjut bikin tugas sekolah." pamit Ervan yang saat itu juga langsung berjalan keluar dari rumahnya Artha.
*****
Sore itu Dinda masih belum bangun dari tidurnya tadi siang, ia sangat kelelahan memikirkan hal yang tidak seharusnya ia pikirkan.
Drttt drtt
Dinda tiba-tiba dibangunkan oleh suara ponselnya yang bergetar. Mata Dinda yang tadinya masih setia terpejam kini matanya langsung terbuka lebar dan mencari-cari di mana letak suara ponselnya yang bergetar.
Siapa sih yang ganggu tidur gue, batinnya.
Tak lama Dinda mencari-cari ponselnya yang bergetar, akhirnya Dinda menemukan ponselnya dan langsung saja ia meraih ponsel yang ada di sampingnya dan membuka WhatsApp-nya. Dinda melihat pesan-pesan yang masuk di ponselnya.
Dinda tak sengaja melihat ada pesan masuk dari nomor yang hampir setiap jamnya ia pantau."Lo sudah makan? Kalau belum, makan dulu sana, nanti sakit."
~Ervan Gunawan
Dinda seketika dibuat terkejut setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Ervan kepadanya, iya Ervan orang yang Dinda suka!
Seketika itu juga Dinda langsung melompat-lompat di atas kasurnya dengan raut wajah yang sangat bahagia."Ini beneran 'kan Ervan yang kirim pesanya?" tanyanya terhadap dirinya sendiri.
"Ervan Gunawan si es batu?" tanyanya lagi dan lagi.
Dinda sangat bahagia setelah menerima pesan dari Ervan yang bisa dikatakan lumayan perhatian kepada Dinda, tetapi kalian sudah tau 'kan itu hanya hukuman bagi Ervan karena kalah dalam permainan tadi dengan sahabatnya.
Dinda cepat-cepat membalas pesan yang dikirimkan oleh Ervan dengan menuliskan kata-kata yang menggoda untuk Ervan agar ia tambah perhatian kepadanya.
"Hai Ervan, maaf baru bisa balas pesannya soalnya Dinda baru bangun,"
"Oh iya, Dinda belum makan nih, kalau Ervan gimana? Sudah makan, belum?"
Pesan yang sudah Dinda tulis akhirnya di kirimkan ke nomor Ervan.
"Yes, tinggal nungguin balasan dari Ervan deh," ucap Dinda sambil memeluk erat ponsel yang ada di tangannya.
Hari ini Dinda sangat bahagia, karena pria yang ia kejar-kejar akhirnya membalas pesan WhatsApp-nya.
Dinda tidak perlu menunggu lama balasan dari Ervan, tiba-tiba ponsel Dinda bergetar yang membuat detak jantung Dinda berdetak semakin kencang.
"Huhh, tarik nafas Dinda,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Man [END]
Teen Fiction"Kulkas 5 pintu? Emangnya ada? Tentu saja ada! Dia hampir membuatku gila akan ketampanannya yang paripurna. Namanya Ervan, Ya! Ervan Gunawan! Aku harap, aku bisa kenal dekat dengannya, tidak hanya dekat, aku lebih ingin... hmm, sepertinya tidak perl...