Part 23. Mau?

507 408 1.3K
                                    

"Ervan mau ngomong apa sama Dinda?"

"Gue mau minta tolong sama lo," ucap Ervan sambil menatap ke arah Dinda.

Dinda pun ikut menatap pria di sampingnya.

"Seru ya Ervan ngomong kayak gini. Berduaan, di taman lagi. Kenapa sih kita nggak pacaran aja? Kita cocok loh Ervan,"

"Najis lo! Gue lagi serius," ucap Ervan dengan tatapan dingin.

"Dinda juga serius Ervan, perasaan Dinda nggak pernah main-main sama Ervan, apalagi cintanya,"

Ervan menghela napas berat. "Terserah lo deh!" ucap Ervan sambil mengalihkan pandangannya ke depan.

"Hm. Emangnya Ervan mau minta tolong apa?"

"Tadi malam gue sempat berdebat sama kakak gue,"

"Terus, hubungannya sama Dinda apa?" tanya Dinda yang memotong pembicaraan Ervan.

"Dengerin dulu, Monyet!"

"Dinda cantik gini dibilang Monyet," ucap Dinda dengan bibir yang sedikit dimajukan.

"Iya, cantik,"

"Eh, Ervan bilang apa tadi?" tanya Dinda yang tak sengaja mendengar perkataan yang keluar dari mulut Ervan barusan.

"Nggak," jawab Ervan cepat.

"Gue mau minta tolong sama lo, lo beneran suka sama gue 'kan?" tanya Ervan.

"Iya, beneran lah Ervan. Emangnya Dinda harus bantuin apa? Bantuin mencintai Ervan? Kalau yang itu sih gampang Ervan, nggak pakai disuruh juga Dinda mau," ucap Dinda nyerocos.

"Dengerin dulu, Monyet! Nanti sepulang dari sekolah lo ke rumah gue sebentar,"

"Ngapain?" tanya Dinda seraya mengerutkan keningnya, bingung.

"Mulung!"

"Serius dong, Ervan!"

"Kakak gue nyuruh gue buat ajak orang yang suka sama gue ke rumah hari ini juga,"

"Tapi kenapa? Harus sekarang? Harus ke rumah juga ya?"

"Karena kakak gue nggak percaya kalau di dunia ini ada orang yang suka sama spesies kayak gue,"

"Oh, spesies yang nggak pantas untuk hidup?" tanya Dinda keceplosan.

"Wajah lo mau gue tampol, hah?!"

"Eh, nggak-nggak, Dinda cuman bercanda Ervan,"

"Mulut lo bercanda, awas lama-lama jadi candu!"

"Hah?"

"Lo budek ya? Nanya mulu dari tadi. Lo mau nggak ke rumah gue?"

"Nggak," jawab Dinda dengan polosnya.

"Kenapa nggak?"

"Ya enggak aja, Dinda nggak mau ke rumah orang yang bukan siapa-siapanya Dinda," jawab Dinda memberikan kode kepada Ervan.

"Maksud lo?"

"Kita kan nggak pacaran Ervan. Jadi Dinda nggak mau ke rumah Ervan sebelum kita jadian," lirih Dinda.

Deg!

Ervan seketika membeku di tempat, tak bisa berkata apapun. Ervan mencoba mencari ide cemerlang agar gadis itu mau ke rumahnya.

Ervan kemudian menatap kembali ke arah Dinda.

"Lo yakin nggak mau?" tanya Ervan memastikan.

"Yakin,"

My Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang