Part 27. Mulai Nyaman

423 335 1.1K
                                    

"Mama kepo deh!"

"Siapa Sayang?" bujuk Kenan.

Dinda menghela napas berat, tak tega melihat Mamanya yang begitu penasaran.

"Bukan dari siapa-siapa kok, Ma," ucapnya berbohong, ia tak ingin kalau Mamanya sampai tau isi pesan yang di kirimkan oleh Ervan kepadanya.

Dinda kemudian melanjutkan makannya dengan lahap.

"Pelan-pelan Din,"

Kenan terkekeh menatap putrinya yang sedang memakan makanannya dengan lahap.

"Habis ini kamu mau ngapain Din?"

"Mau teleponan sama Ervan," ucap Dinda keceplosan.

"Eh, maksudnya habis ini Dinda mau belajar, kan besok ujian. Habis itu langsung tidur. Emangnya kenapa, Ma?"

"Nggak kenapa-napa sih. Semangat ujiannya besok, ya, Sayang, good luck," ucap Kenan sambil meraih sendok makannya dan memakan makanannya.

"Lah, kirain kenapa." ucap Dinda sambil melanjutkan makannya.

Setelah Dinda selesai makan, ia langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Tak lupa ia membawa ponselnya.

Sorot mata Kenan yang tadinya mengarah ke makanannya sekarang refleks menatap ke arah Dinda yang berdiri.

"Kamu mau ke mana?"

"Mau ke kamar Ma, mau belajar."

Dinda langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, setelah sampai di kamarnya ia langsung duduk di kursi belajarnya dan membuka kembali ponselnya.

Dinda membaca ulang pesan dari Ervan yang sempat ia baca tadi di meja makan.

From : Ervan Gunawan

"Gimana kondisi lo sekarang, sudah membaik?"

"Ingat, ya, jangan telat makan! Nanti sakit lagi."

Dinda tersenyum, ia sangat bahagia setelah membaca pesan yang di kirimkan oleh Ervan. Ia tak menyangka, seorang Ervan Gunawan yang dinginnya bagaikan es yang ada di kutub itu bisa mengirimkan pesan perhatian seperti ini.

"Ervan udah mulai perhatian sama gue," ucapnya sembari tersenyum ke arah layar ponselnya.

"Semoga suatu hari nanti dia bisa jadi milik gue." ucapnya sungguh-sungguh.

Dinda segera menuliskan pesan untuk membalas pesan yang di kirimkan oleh Ervan. Setelah selesai, Dinda menutup ponselnya dan meraih buku di atas mejanya dan membacanya.

Sambil menunggu balasan dari Ervan, Dinda belajar sebentar untuk mempersiapkan ujiannya besok.

Waktu berjalan begitu cepat, tak dirasa Dinda sudah belajar selama 3 jam. Saat ini jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Dinda segera meraih ponselnya kembali dan membuka WhatsApp-nya, tak ada balasan dari Ervan Gunawan. Dinda kemudian berjalan menuju kasurnya dan membaringkan tubuhnya.

Malam itu Dinda merasa sangat lelah, selain kejadian tadi pagi yang menimpanya di sekolah, ia juga merasa kelelahan setelah belajar selama 3 jam. Ini sih waktu yang singkat bagi Dinda, biasanya dia belajar selama kurang-lebih 5 jam dan itu pun belum cukup baginya.

Karena hari sudah larut malam, Dinda memilih untuk tidur dan tak menunggu balasan pesan dari Ervan. Dinda yakin bahwa Ervan Gunawan Belum tidur jam segini.

Dinda langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kasurnya. Ia pun membaringkan tubuhnya seraya menarik selimutnya dan menggulungkannya ke badannya.

My Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang