Sore hari telah tiba, Dinda yang baru saja selesai mandi langsung duduk di meja belajarnya dan membaca novelnya. Gadis itu sangat senang membaca novel, karena dengan membaca novel, ia dapat membayangkan hal indah yang belum pernah ia alami.
Setelah kurang-lebih 1 jam Dinda membaca novel, ia kemudian meraih ponselnya dan melihat-lihat instagram-nya sambil menunggu kedatangan Divya-sahabatnya. Sepertinya Dinda Maharani sedang memata-matai akun Instagram seseorang.
Baru 5 menit Dinda memainkan ponselnya, ponselnya sudah bergetar, itu menandakan ada pesan masuk.
Drtt drttttt
"Siapa sih yang kirim pesan sore-sore gini."
1 pesan baru
"Din, maaf ya gue nggak jadi main ke rumah lo, gue lupa kalau tadi Mama gue ngajakin belajar masak sore ini, lain hari aja deh gue main ke rumah lo."
~Divya
"Yahh, kok nggak jadi sih, baru saja gue mau seru-seruan sama dia," kecewa Dinda karena rencananya hari ini gagal untuk bersenang-senang dengan sahabatnya itu.
Setelah Dinda membaca pesan dari Divya, Dinda pun memilih untuk mengerjakan tugas sekolahnya dari pada menghalu tidak jelas.
*****
Hari mulai gelap, waktu berlalu dengan cepat, sama halnya dengan kerinduan Dinda terhadap Ervan.
Dinda membaringkan tubuhnya di atas kasurnya seraya memikirkan pria impiannya. Dinda menghela napas pelan seraya menatap langit-langit kamarnya.
"Gimana ya caranya biar gue dapetin nomor telepon dia," tanya Dinda terhadap dirinya sendiri.
"Apa gue minta ke sahabatnya aja kali ya Budi Sama Artha, etss tapi nggak mungkin di kasih, ah bodo lah coba aja nanti."
Setelah Dinda menemukan ide cemerlang itu, Dinda langsung menarik selimutnya dan memeluk bantal gulingnya. Dinda pun memejamkan matanya, ia sangat tidak sabar menunggu hari esok karena ia akan pergi ke sekolah dan bertemu dengan Ervan.
"See you tomorrow, Ervan."
*****
Matahari pagi bersinar terang hingga memasuki celah jendela kamar Dinda. Gadis itu masih setia memejamkan matanya.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, gadis itu masih belum juga bangun. Dinda Maharani bukan tergolong orang yang malas, mungkin saja kemarin malam ia tidur larut.
"Dinda ayo bangun, kamu kan mau pergi ke sekolah hari ini, nanti telat loh," teriak Mamanya Dinda.
"Huahgemmm, iya Ma Dinda sudah bangun kok," Dinda menguap, ia baru saja bangun setelah mendengar teriakan dari mamanya.
Dinda langsung saja mengambil handuk mandinya dan berjalan ke kamar mandi dengan semangat. Saking semangatnya, ia tidak menyadari bahwa handuk yang ingin ia ambil salah server, ia malah mengambil lap kaca yang di gantung mamanya di samping handuknya.
"Ahh sial, ngapain gue bawa lap kaca," ucap Dinda kesal dan terpaksa harus keluar kamar mandi dan mengambil handuknya.
*****
Dinda sudah lengkap mengenakan seragam sekolahnya, ia sudah siap untuk pergi ke sekolah. Dinda pun keluar dari kamarnya dan berjalan turun menuju ruang tengahnya.
Di sana Dinda sudah mendapati wanita paruh baya yang sedang duduk manis di sofa ruang tengah.
"Ma, Dinda berangkat dulu ya," pamit Dinda dengan wajah yang berseri-seri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Man [END]
Ficção Adolescente"Kulkas 5 pintu? Emangnya ada? Tentu saja ada! Dia hampir membuatku gila akan ketampanannya yang paripurna. Namanya Ervan, Ya! Ervan Gunawan! Aku harap, aku bisa kenal dekat dengannya, tidak hanya dekat, aku lebih ingin... hmm, sepertinya tidak perl...