Part 6. Harapan

872 748 853
                                    

"Lo nggak apa-apa? Apa ada yang sakit?" tanya Budi.

"Hati gue," jawab gadis itu dengan cepat.

"Apa maksud lo ngomong gini?" tanya Budi dengan raut wajah yang sedikit kebingungan, tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh gadis itu.

"Nggak, gue cuman bercanda," jawab gadis itu berbohong.

"Nama lo siapa? Btw, kenalin, nama gue Budi anak kelas 10 IPA 3," Budi mengulurkan tangannya.

"Gue Oliv kelas 10 IPA 2," seraya menerima uluran tangan Budi.

"Oh, lo Budi sahabatnya Ervan 'kan?"

Budi memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. "Iya kok lo tau?"

"Iya, gue sering lihat lo jajan di kantin bareng dia,"

"Iya, gue sahabatan bertiga, sama Ervan sama Artha,"

"Oh gitu, gue ke kelas dulu ya."

Oliv langsung masuk ke dalam kelasnya tanpa menunggu jawaban dari Budi. Sedang Budi, ia juga langsung pergi ke kelasnya.

*****

Di dalam ruang kelas 10 IPA 2 hanya terdapat beberapa siswa, sebagain dari mereka ada di kantin sekolah. Ada juga yang pergi ke taman belakang sekolah untuk menikmati angin sepoi-sepoi.

Oliv duduk di kursi pojok kelasnya seraya menopang dagunya. Ia memikirkan omongan-omongan yang keluar dari mulut teman-temannya. Sebagian siswi memperbincangkan hari ulang tahun Ervan. Kalian tahu sendiri kan, Ervan Gunawan adalah pria idola di sekolahnya. Ia lebih diidolakan daripada ketua OSIS di sekolahnya yang bernama Raka Kusuma Jeyn. Padahal ketampanan dan kepintaran Raka 11/12 dengan Ervan. Entah kenapa banyak siswa lebih mengidolakan Ervan. Mungkin karena jiwa cool Ervan.

Tadi gue dengar omongan orang-orang kalau lagi 5 hari itu ulang tahunnya Ervan, batin Oliv.

Gue kasih dia hadiah apa ya?

Oliv kemudian berjalan mendekati Rani-teman dekatnya.

"Eh Rani, lo tahu nggak kalau lagi 5 hari itu ulang tahunnya Ervan?"

"Gue dengar dengar sih gitu, emangnya kenapa Liv?" tanya Rani.

"Nggak kenapa-napa sih, gue cuman mau kasih dia hadiah, tapi gue bingung mau kasih hadiah apa,"

"Menurut gue sih ya, mendingan lo nggak usah kasih dia hadiah, lo tahu sendiri 'kan dia kayak gimana, dia itu sikapnya dingin ke semua orang, nanti kalau hadiah dari lo di tolak gimana?"

"Tapi, gue cuman-"

"Cuman apa? Gue tahu lo naksir sama dia, banyak cewek SMA Global yang suka sama dia, tapi belum ada satu pun yang bisa bikin dia jatuh cinta, jangankan jatuh cinta, di perdulikan aja nggak, Liv,"

"Tapi-"

"Mending lo cari cowok lain deh Liv, lagian 'kan banyak juga tuh cowok SMA Global yang suka sama lo, Kak Fatur contohnya,"

"Fatur? Ogah! Nggak ada jiwa lakinya dikit. Gue cuman suka sama Ervan!"

"Udahlah Liv, lupain dia,"

Oliv membuang napas kasar. "Huhh, gue ke sini mau minta saran dari lo, bukan ceramahan dari lo, Ran!"

"Itu yang tadi gue bilang dari awal namanya apa kalau bukan saran?"

"Iya saran, tapi 'kan gue minta saran buat kasih hadiah apa sama si Ervan, Ran," rengek Oliv.

"Kalau menurut gue sih ya, kalau buat cowok yang baru lo kenal, mendingan lo kasih dia parfum aja," saran Rani.

My Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang