Part 18. Pernyataan

558 448 1.1K
                                    

Dinda dan Divya menatap ke arah pintu masuk ruangan UKS yang mulai terbuka lebar. Dinda dan Divya menatap pria yang sedang berjalan ke arahnya dengan tatapan bingung, mau apa pria itu ke sini.

Divya membuka suaranya. "Ngapain lo ke sini?"

"Gue mau lihat keadaan Dinda," jawab Budi dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

Tiba-tiba Dinda membuka suaranya. "Mau ngelihat keadaan gue apa mau ngapelin Divya?" tanya Dinda seraya menertawakan Budi.

"Dua-duanya, hm." jawab Budi dengan polosnya.

Tak lama kemudian, terdengar ketukan pintu dari luar ruangan UKS. Setelah Budi masuk ke dalam ruangan UKS, ternyata ada seseorang lagi yang masuk ke dalam ruangan UKS.

"Kamu nggak apa-apa kan, Din?"

"Sedikit pusing Ma."

Ternyata yang mengetuk pintu UKS tadi adalah Kenan, Mamanya Dinda yang akan menjemputnya dan mengajaknya pulang untuk beristirahat.

Kenan menyentuh keningnya Dinda, memeriksa keadaan gadis itu apakah ia deman atau tidak. Kenan menatap kedua temannya Dinda secara bergantian. Setelah itu, Kenan kembali menatap ke arah putrinya.

"Ayo kita pulang, kamu lanjut istirahatnya di rumah saja." ajak Kenan sambil membantu Dinda bangun dari tidurnya.

Sepanjang perjalanannya pulang, Dinda di wawancarai oleh Kenan. Banyak pertanyaan yang keluar dari mulutnya Kenan.

"Mending kamu jujur deh Din sama Mama," ucap Kenan sambil menoleh ke arah Dinda.

Deg!

Seketika itu juga jantung Dinda berdetak kencang, ia kaget dengan perkataan Mamanya barusan.

"J-jujur gimana maksud Mama?" tanya Dinda terbata-bata.

"Kamu lagi ada masalah apa, kenapa akhir-akhir ini sikap kamu aneh?"

"Nggak ada masalah apa-apa kok, Ma,"

"Bohong!" ucap Kenan sambil menatap Dinda.

Deg!

Lagi-lagi jantung Dinda dikejutkan dengan perkataan yang keluar dari mulut Kenan barusan.

Dinda hanya bisa menundukkan kepalanya sambil memikirkan bagaimana caranya menjawab pertanyaan dari sang Mama agar ia tidak dimarahi. Dinda sangat takut untuk memberitahukan kepada Mamanya bahwa ia sedang jatuh cinta terhadap seseorang. Dinda takut jika ia mengatakan hal ini kepada Kenan ia akan dimarahi oleh Kenan. Walaupun Kenan adalah Mama yang polos, baik, dan tidak mungkin bisa memarahinya, tetap saja Dinda merasa khawatir.

Tak lama kemudian, Dinda mau membuka suaranya dan menoleh ke arah Mamanya.

"Sebenarnya Dinda lagi suka sama seseorang Ma, mungkin karena Dinda terlalu berharap sama dia Dinda jadi berubah kayak gini,"

Kenan mengerutkan keningnya, bingung. "Terus, kalau kamu suka sama seseorang masalahnya di mana?" tanya Kenan sambil mengalihkan pandangannya dan kembali fokus menyetir mobilnya.

Dinda seketika melongo mendengar perkataan Mamanya barusan. Ia mengira Mamanya akan memarahinya, ternyata tidak! Mamanya justru mendukungnya.

"Masalahnya, orang yang Dinda suka nggak suka balik sama Dinda, Ma," lirih Dinda sambil menundukkan kepalanya dan menatap sepatu yang dikenakannya.

"Itu namanya cinta bertepuk sebelah tangan Dinda," ucap Kenan sambil menertawakan putrinya yang menggemaskan itu.

"Mama juga pernah kok ngalamin hal yang sama seperti kamu, dan kamu tahu? Orang yang Mama suka itu orangnya dingin banget, mungkin lebih dingin daripada pria yang kamu suka, dan pria yang Mama suka adalah Papamu yang sekarang. Mama berhasil meluluhkan hati Papa kamu waktu Mama masih kuliah, Din," seru Kenan.

My Cold Man [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang