9. MULAI MENGENALNYA

342 89 519
                                    

Hai🧡

Absen dulu yukkk!!

Siapkan hati ya!

Happy Reading ❤️

9. MULAI MENGENALNYA.

"Tak ada yang namanya kebetulan. Semua itu takdir, pertemuan dengan orang baru, bisa saja jawaban dari doa yang kita panjatkan, untuk mengungkapkan kejanggalan di masa lalu."

"Ingin rasanya bercerita banyak tentang diriku, tapi tidak semua hal mampu untuk diceritakan. Air mata ku terlalu lemah untuk itu." — Reine Chessy Maheswari.

"Kita dipertemukan dalam situasi yang salah." — Rafanizan Zavier Altezza.

"Semua orang punya masa lalu. Jangan terlalu lama hidup dalam bayang-bayang masa lalu, percayalah itu sungguh melelahkan." — Ammar Shaquille Grahasa.

"Tidak semua hal bisa diceritakan. Luka ini terlalu sulit untuk dijelaskan." — Kyra Aubre Hendrawan.

Senja sore ini terasa hangat, meski hadir sekedar untuk singgah, keindahannya tak boleh dilewatkan begitu saja. Kyra duduk di taman belakang dengan secangkir kopi dan buku, hari ini terasa berat baginya. Rafanizan yang baru selesai mandi melihat Kyra duduk sendiri di taman.

"Gue duduk boleh?" tanyanya membuyarkan Kyra yang sedang melamun.

Kyra menoleh, "Duduk aja. Kursi juga kursi rumah lo," sahutnya ketus.

"Makin galak aja lo." Rafanizan duduk di samping Kyra.

Menit terus berjalan, tidak ada yang membuka suara. Kenapa setelah dewasa, sepasang saudara yang dulu sering bermain bersama menjadi secanggung ini?

"Ekhem!" deham Rafanizan membuat Kyra menengok.

"Kenapa lo?" tanyanya.

"Gue boleh tahu sesuatu?" Kyra menatap Rafanizan serius.

"Lo gimana ceritanya bisa sedekat itu sama Reine? Gue denger dari Bunda, 10 tahun terakhir ini lo bolak-balik ke London buat Reine. Sepenting apa Reine buat lo?" tanya Rafanizan membuat Kyra susah payah menelan ludahnya.

"K-ke-kenapa lo tanya kaya gitu?" tanya balik Kyra terbata-bata.

"Kenapa lo gugup gini? Lo nyimpen rahasia apa tentang dibalik semua ini? Siapa Reine sebenarnya?" telak, pertanyaan Rafanizan membuat Kyra seperti ditikam ribuan pisau. Rasa bersalah, marah, benci, dan luka itu kembali menyerangnya.

Kyra tak mampu lagi menahan diri, pertahanan runtuh. Tubuhnya terguncang, tatapannya kosong, sebutir air mata berhasil lolos dari matanya. Sontak Rafanizan panik, apa pertanyaannya salah?

"Jawab gue Kyra! Siapa Reine dan sepenting apa dia buat lo?" Rafanizan sangat ingin tau agar semua pertanyaan mendapatkan jawabannya.

"REINE PENTING BANGET BUAT GUE! BAHKAN LEBIH PENTING DARI NYAWA GUE SENDIRI! PUAS LO!" Kyra menjawab dengan nada tinggi, lalu pergi ke kamar menyelesaikan semua kepedihannya.

"Gue akan cari tau apa yang hilang dari diri lo, Ubre. Gue janji, senyum indah lo akan ada sebelum gue pergi, adik kecil gue nggak boleh berubah jadi kaya gini," ujar Rafanizan melihat punggung Kyra yang menghilang dari pandangannya.

*****

Sebuah notifikasi mucul dari layar ponsel Rafanizan. Pesan yang tak disangka-sangka akan masuk dalam daftar pesan di ponselnya.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang