7. PASTIKAN KAU JADI PACARKU!

434 97 575
                                    

Hai 🧡

Komen sebanyak mungkin ya 💖

Happy Reading ❤️

7. PASTIKAN KAU JADI PACARKU!

Rafanizan sedang berada di ruang OSIS, ia menyiapkan beberapa keperluan untuk event selanjutnya. Pikirannya kembali terusik dengan ucapan Reine kemarin. Sudah tiga hari gadis itu diam, bahkan bertemu juga tak menegur. Seharusnya Rafanizan senang bukan?

"Rafanizan, lo kenapa?" tegur Siska—anggota OSIS yang akan mengundurkan diri.

Rafanizan tersadar dari lamunannya. "Kenapa Sis?"

"Gue mau ngasih surat pengunduran diri, maaf Raf. Gue udah nggak bisa bantu-bantu lo lagi," ucapnya sedih.

"Lo serius mau keluar? Nggak mau dipikirin lagi?" tanya Rafanizan, Siska ini adalah sekretaris terbaiknya, selalu tepat waktu jika diberi tugas. Tentu saja sulit melepaskan orang seperti Siska.

"Sorry banget Raf, ini udah keputusan gue. Gue pamit," Siska keluar ruangan.

Rafanizan melempar surat itu di meja, napasnya kian memberat. Rasa sakit kembali menyerang perutnya. "Kenapa harus sekarang?!"

Ammar yang baru saja masuk dikejutkan dengan Rafanizan yang tergeletak di lantai. "RAFANIZAN!"

"Anjir lo kenapa? Obat lo di mana?" Ammar panik, ia merogoh kantong celana Rafanizan dan menemukan botol putih. Ammar menyodorkan dua butir obat pada Rafanizan. Rafanizan segera meminum obat tersebut agar sakit di perutnya berkurang.

"Udah mendingan belum?" tanya Ammar khawatir. Rafanizan mengangguk.

"Gue tadi lihat Siska keluar dari RO, mukanya sedih gitu. Lo tau dia kenapa?"

"Dia ngundurin diri," jawab Rafanizan membenarkan posisi duduknya.

"Kok bisa? Dia nggak ada masalah sama anak-anak 'kan?" Ammar heran, setahunya Siska ini anak yang tidak suka bermasalah dengan orang lain, bahkan sebagian besar anggota OSIS selalu senang jika ada dia.

"Masalah sama orang tuanya. Lo tahu sendiri dia berulangkali kena marah karena pulang terlambat," jelas Rafanizan. Ammar mengangguk paham.

*****

Reine, Kyra, Amara, dan Reveka berjalan bersama menuju kantin. Tangan Reine ditarik seseorang dari belakang secara paksa, sontak hal itu membuatnya merintih kesakitan.

"Shit, lo punya masalah apa sama gue?" tanya Reine menghempaskan tangannya.

"Lo punya masalah sama gue karena lo deketin cowok gue! Ngerti?!" sahut perempuan yang menarik tangan Reine.

"Cowok? Siapa anjir? Kak Rafa? Bangun woy, masih siang udah mimpi aja," cibir Amara. Amara tahu cukup banyak tentang perempuan di depannya.

"Lo diem aja, Amara! Gue nggak ada urusan sama lo!" tangkasnya.

"Apa? Takut kalau di tegur Bang Ammar, Griska?" Perempuan yang menarik tangan Reine adalah Griska— cewek paling populer di SMA Cakrawala.

"Jauhin Rafanizan kalau mau hidup lo aman! Ini peringatan pertama buat lo, kalau lo masih aja berusaha deketin Rafanizan, lihat aja apa yang akan gue perbuat sama lo!" ancam Griska tak main-main.

"Lo pikir gue takut? Salah! Justru gue semakin ingin mendekati Rafanizan, kita lihat siapa yang akan berhasil mendapatkan hatinya. Lo atau justru gue?" ujar Reine berani. Ia tak ada sedikit pun rasa takut, hal seperti ini bukan masalah besar baginya.

"Awas lo adik kelas belagu!" ucap Griska, kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Griska emang gitu, dia nggak suka kalau punya saingan buat deketin Kak Rafa," ungkap Amara.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang