Hai 🧡
Absen💓
Spam komen 💌
Happy Reading ❤️
49. DUA CINTA SATU HATI.
"Tragisnya aku tetap mencintaimu padahal di hatimu bukan hanya tentangku."—Reine Chessy Maheswari.
Alex mengetuk pintu ruang kerja Wilbert. Ia masuk, menyerahkan dokumen yang diminta Wilbert.
"Your guess is correct, sir," ucap Alex.
Wilbert menatap map warna coklat di atas meja, mengambil lalu membacanya.Matanya terbuka sempurna ketika membaca setiap detail tentang Rafanizan. Bagiamana bisa putrinya dekat dengan kunci rahasianya?
"Call Reine here!" perintah Wilbert dengan nada meninggi. Alex segera keluar dan memanggil Reine.
Tok! Tok! Tok!
Pintu ruangan Wilbert terbuka, Reine memasang wajah tak suka. Terakhir memasuki ruangan ia berakhir dengan mengenaskan.
"What's calling me?" tanya Reine menyilangkan tangannya di dada.
Wilbert berdiri menghampiri Reine, "Stay away from the guy who drove you home today!"
Reine menatap Wilbert serius, ada amarah di mata pria itu.
"Why should I stay away from it? He doesn't know anything about who you really are, so take it easy." Reine tak pernah membuka suara tentang siapa Wilbert sebenarnya pada Rafanizan, ia butuh waktu untuk menjelaskannya.
"You're right, he doesn't know anything about me. But—" Wilbert memotong ucapannya sendiri, tidak mungkin ia membuka mulut pada Reine.
"Tapi apa?! Anda akan menyingkirkannya?" Reine menatap tajam Wilbert.
"Of course! He's dangerous for you, he'll hurt you, Reine!" Wilbert tak main-main dengan ucapannya. Ia tak mau melibatkan putri kesayangannya dalam kesalahan di masa lalu.
Reine tertawa kecil, "Dia yang akan membuat saya terluka atau anda yang akan melukainya?"
Wilbert menatap Reine marah, ia sungguh tidak tau bagaimana memperingati Reine. Reine benar-benar akan terluka jika berdekatan dengan Rafanizan.
"You have to listen to me this time, Reine! Stay away from him!" putus Wilbert mutlak.
"You have to listen to me this time! I love him! Jangan mencoba melewati batas, jika anda melakukannya saya tidak segan-segan melewati batas yang sudah anda tentukan, Tuan Wilbert Smith!" Reine tak kalah membuat Wilbert terdiam ia keluar dan membanting pintu keras.
"That kid is always stubborn," lirih Wilbert memijat keningnya menghadapi sikap Reine.
"What should i do sir?" tanya Alex.
"Awasi mereka."
*****
Didalam mobil Rafanizan sepertinya sudah mulai gila. Sejak meninggalkan mansion Reine, sepanjang perjalanan ia tersenyum lebar. Mengingat betapa bahagianya tiga hari ini karena Reine, banyak hal yang ia pelajari dari Reine. Banyak pula tawa yang ia dapatkan berkat Reine.
"Kenapa gue gak bisa berhenti mikirin lo, Reine?" tanya Rafanizan pada dirinya sendiri.
"Gue nyaman deket lo. Apa cerita ini takdir kita?" tanyanya lagi, matanya mengarah ke bawah, tangannya merogoh kantong dan mengambil sebotol obat dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Fiksi Remaja"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...