39. GORESAN LUKA

307 40 243
                                    

Hai🧡

Absen 💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

39. GORESAN LUKA.

"Ironisnya yang paling terluka adalah yang mencintai terlebih dahulu."

"Aku sangat lelah untuk berjuang, sesekali aku juga ingin diperjuangkan."— Reine Chessy Maheswari.

Reine terdiam. Mulutnya terasa kelu untuk menyauti setiap ucapan yang keluar dari mulut Rafanizan. Meski hatinya meminta agar ia membuka suara tapi otaknya menolak untuk melakukannya. Rafanizan menoleh menatap Reine yang terlihat sangat pucat.

"Masuk aja, muka lo pucet," khawatir Rafanizan.

Reine menyandarkan tubuhnya, ia menatap gelapnya langit malam yang diterangi pancaran sinar bintang. Ia melihat deretan bintang yang membentuk sesuatu. Rafanizan ikut menatap langit yang ditatap Reine.

"Itu namanya rasi bintang," celetuk Rafanizan menujuk arah langit.

"Bentuknya simple banget, lurus terus turun ke bawah," mata Reine memancarkan aura kagum melihat rasi bintang di langit.

"Bentuknya simple banget, lurus terus turun ke bawah," mata Reine memancarkan aura kagum melihat rasi bintang di langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau yang lo lihat itu rasi bintang aries. Aries berarti domba, rasi zodiak pertama, yang mencakup 30 derajat pertama bujur langit (0°≤ λ <30°). Di bawah zodiak tropis." Rafanizan menerangkan mengenai arti rasi bintang Aries yang ia tau.

Reine menoleh kaget. Ia terdiam sesaat menatap Rafanizan.

"Anak IPA emang ribet. Dikit-dikit disangkut pautin sama teori," decak Reine melipat kedua tangannya di dada.

"Semua di dunia ini memang ada teorinya," sanggah Rafanizan.

"Tapi gak harus segitunya juga kali. Masa moments kaya gini dirusak sama teori! Kadang tuh gue suka heran sama anak IPA, buah jatuh di hitung, laju mobil dihitung, orang jalan dihitung, bahkan parahnya kesandung batu bukanya diobatin dulu, malah nyari kertas terus mecahin hukum Newton III, gabut bener hidupnya," terang Reine, dulu saat ia disuruh memilih ambil jurusan apa ia langsung memilih IPS. Sebab hidupnya tak segabut itu.

Rafanizan terkekeh mendengar celetukan Reine yang dirasa berlebihan menilai anak IPA.

"Anak IPS juga bikin gue heran, udah tau masa lalu ngapain di pelajari? Mana dikenang pula," cibir Rafanizan mengagetkan Reine.

Reine mencondongkan badannya ke arah Rafanizan, "Butuh kaca kaga, Kak?"

"Maksudnya?" tanya Rafanizan dengan satu alisnya terangkat.

Reine membuang napasnya kasar, "Bukannya situ juga ngenang masa lalu? Bahkan nunggu cewek selama lima tahun terakhir ini 'kan?"

Mata Rafanizan melotot menatap Reine. Darimana Reine tau?

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang