58. PANGGILAN KESAYANGAN

248 31 123
                                    

Hai 🧡

Absen 💗

Spam komen 💌

Happy Reading ❤️

58. PANGGILAN KESAYANGAN.

"Menyakitkan memang menaruh hati pada seseorang yang tidak punya hati."—Ammar Shaquille Grahasa.

Jika diperbolehkan memilih, lebih baik tak mengetahui kebenarannya agar kepala tak dibuat kesakitan. Kyra tak bisa mengendalikan pikirannya selepas pulang dari taman. Sejak itu suara berisik mengaung-aung di pikirannya.

"Berisik banget sih anjir! Gue gak mau mikirin, gak mau terlibat, dan gue gak perduli!" Kyra menutup telinganya.

Ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Daniel. Kyra mengangkatnya.

"Halo El, ada apa?"

"Mau ngopi bareng gue gak? Ada yang mau gue obrolin."

"Boleh deh, pas banget gue lagi stres. Lo jemput gue mau gak? Males nyetir," ujar Kyra menunggu balasan.

"Mau, share aja alamat rumah lo. Ntar gue jemput."

"Oke gue siap-siap dulu, see you El." Kyra mematikan panggilan.

Mengambil jaket, tas kecil, memasukkan dompet, parfum, dan karet gelang. Ia mengambil ponselnya lalu keluar kamar.

"Tan, Kyra mau keluar bentar. Cari angin," pamit Kyra pada Sarah.

"Ingat jangan pulang lebih dari jam 10 malam! Hati-hati, nyetirnya," peringat Sarah.

"Kyra gak nyetir, di jemput temen," balas Kyra.

Sarah menatap curiga Kyra, "Temen apa temen? Gak jadi sama Ammar?"

"Tante apaan sih?! Udah ah Kyra mau keluar siapa tau temen Kyra udah di luar," Kyra meraih tangan Sarah dan menciumnya.

"Hati-hati dijalan!" teriak Sarah.
Rafanizan dan Ammar menatap Kyra yang hendak pergi.

"Mau ke mana lo?" tanya Rafanizan. Ia masih tak percaya dengan ucapan Kyra tadi.

"Cari angin," sahutnya, ia mengikat rambutnya.

"Emang angin di sini kurang buat lo, Ky?" tanya Ammar.

"Kurang banget!" Kyra menatap jengah Ammar.

Ammar berdiri mendekati Kyra, "Keluar sama siapa?"

"Kepo lu kek dora," acuh Kyra.
Ponsel Kyra berbunyi, Daniel menelponnya.

"Halo lo udah sampai?"

"Udah di depan ini. Apa perlu gue masuk ke dalam?"

"Gak perlu, El! Gue keluar sekarang." Kyra mematikan ponselnya dan berjalan keluar, tangan kanannya ditahan oleh Ammar.

"Lo mau keluar sama Daniel?!" tanya Ammar tak santai.

Kyra menepis tangan Ammar, "Iya kenapa?"

"Gak! Gak boleh, Ky! Batalin!" perintah Ammar.

"Gak akan!" Kyra melangkah lagi dihalangi Ammar.

"Hargai persaaan gue dikit bisa, Ky? Lo tau gue suka sama lo, gimana bisa lo terang-terangan jalan sama cowok lain di depan gue? Hati lo dimana?!" Ammar menatap Kyra tajam.

"Mati! Hati gue udah mati bareng kepergian Andre! Lo gak ada hak buat larang gue. Gue pergi sama Daniel itu hak gue, lo sama sekali gak ada hak larang-larang gue!" bentak Kyra tak tahan dengan sifat Ammar.

RAFANIZAN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang