Hai 🧡
Absen 💗
Spam komen. Tembus 300 komen langsung update 💌
Happy Reading ❤️
54. HARI PATAH HATI NASIONAL.
"Akan ku temani dirimu dalam kondisi apapun asal kau cukup denganku saja."—Reine Chessy Maheswari.
Seminggu sudah Rafanizan dirawat di rumah sakit. Hari ini ia memutuskan untuk kembali ke sekolah, ada hal yang harus ia urus. Terutama pemilihan Ketua OSIS periode baru yang akan diselenggarakan satu minggu lagi.
"Rafa kamu yakin mau berangkat sekolah hari ini? Gak besok aja? Kamu baru pulang kemarin loh," Sarah khawatir.
Kyra keluar dari kamar dengan seragamnya, ia heran melihat Rafanizan berada di meja makan mengenakan seragam sekolah.
"Lo mau masuk hari ini?" tanyanya menarik kursi.
"Iya, kasihan Ammar ngurus sendirian," ucap Rafanizan tak sepenuhnya jujur. Ia juga merindukan seseorang yang sudah resmi menjadi pacarannya.
Kyra mengambil beberapa lembar roti ia olesi dengan selai coklat.
"Gue malah seneng lihat di sibuk ngurus pemilihan ketimbang sibuk goda cewek sana-sini."
Rafanizan menolehkan kepalanya, "Lo cemburu? Udah mulai suka sama Ammar?"
Kyra terdiam beberapa saat. Lalu berdiri, "Gak! Buruan ntar telat, biar gue aja yang nyetir."
Kyra menghampiri Sarah mencium tangannya lalu keluar.
Rafanizan terkekeh geli menatap Kyra, "Gengsi dia gede banget."
"Kaya kamu gak aja. Udah sana berangkat, baik-baik di sekolah,
obatnya jangan lupa diminum, dan—"Rafanizan langsung mencium tangan Sarah dan pergi.
"IYA BUNDA NEGARA!"
*****
Di dalam mobil Rafanizan memperhatikan Kyra yang fokus menyetir. Kyra merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Rafanizan.
"Biasa aja lihatnya!" tegur Kyra.
Rafanizan tersadar. "Makasih Ky, makasih karena mau maafin gue. Makasih kesempatannya."
Kyra melirik. "Lo masih dalam pantauan gue! Sekali lagi lo bikin Reine terluka habis lo ditangan gue!" Kyra menyodorkan tangannya yang terkepal.
"Gak akan. Gue janji," ucap Rafanizan tersenyum menatap Kyra.
*****
Pagi ini sebelum berangkat sekolah Reine mampir ke rumah Naresha. Ia ingin mengetahui kabarnya dan juga ingin berbagi kabar bahagia dengan Naresha.
Mereka duduk di taman depan rumah Naresha. Ia cukup terkejut mendengar cerita Reine yang memaksa orang yang disuka menuruti permintaan untuk minum alkohol.
"Jadi cowok yang kamu suka, ginjalnya cuma ada satu dan itu udah rusak? Keadaannya gimana?" tanya Naresha. Ia jadi teringat seseorang.
"Keadaannya baik. Dia juga sudah boleh pulang, gue bodoh banget, Nare," ucap Reine menyesali perbuatannya.
Naresha meraba punggung Reine, menenangkan gadis itu.
"Kamu gak sadar waktu itu, Reine. Jangan menyalahkan diri terlalu jauh."
"Iya lo bener. Tapi ada kabar bahagia tau," ucap Reine mengubah bada bicaranya menjadi lebih bersemangat.
"Apa kabar bahagianya?" tanya Naresha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFANIZAN [END]
Dla nastolatków"𝓓𝓾𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷 𝓫𝓪𝓱𝓪𝓰𝓲𝓪 𝓫𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪, 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓲𝓻𝓲𝓷𝓰𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓪𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓽𝓮𝓻𝓵𝓾𝓴𝓪." - 𝐍𝐢𝐥𝐥𝐚𝐤𝐬𝐦, 𝑅𝒜𝐹𝒜𝒩𝐼𝒵𝒜𝒩. "Bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan y...